Kuliah Tamu Prodi Rekayasa Pertanian ITB Bahas Pengembangan Perkebunan Padi Gogo
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Rekayasa (SITH-R) ITB menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah BW3201 Pengelolaan Bentang Alam Terpadu pada Selasa (15/2/2022). Kuliah tamu ini berjudul “Pengembangan Perkebunan Padi Gogo”. Materi pada perkuliahan ini disampaikan oleh Direktur CV Agri Oase Lestari, Tonny Saritua Purba, S.P.
Tonny memulai pemaparan materinya tentang berbagai jenis padi. Mulai dari padi sawah, padi tadah, dan padi gogo. “Padi sawah dapat ditanam kapan saja dan bisa dilakukan karena ketersediaan air selalu ada, sementara Padi Tadah Hujan dapat ditanam pada awal musim hujan dan membutuhkan air genangan, dan padi Gogo dapat ditanam pada awal musim hujan dan ditanam di lahan kering,” jelas Tonny. Padi Gogo menjadi sumber daya alam yang berpotensi besar karena Indonesia memiliki potensi lahan kering yang sangat luas.
Padi Gogo dikembangkan secara mayoritas dengan pupuk hayati, terutama untuk kesuburan tanah. Sementara pupuk kimia dan pestisida baru dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman atau kebutuhan nutrisi tanaman padi gogo ini. Maka dari itu, penggunaan pupuk kimia dan pupuk hayati haruslah digunakan sesuai fungsinya dan tidak boleh dicampur-campur penggunaannya.
Padi Gogo memiliki banyak kelebihan yang bermanfaat untuk manusia. Selain terkait lahan kering Indonesia yang banyak, padi Gogo ini bermanfaat untuk menjadi beras kesehatan untuk penderita diabetes dan beras padi gogo adalah beras terbaik jika diproses menjadi beras premium. Saat ini, padi Gogo sudah mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Panen padi gogo pernah dihadiri oleh Aburizal Bakrie dan Gubernur Lampung. Padi gogo diproses panennya dengan mesin combine harvester.
Budidaya padi Gogo juga menjadi solusi dalam pemanfaatan bekas lahan perkebunan dan dapat diaplikasikan di daerah bercurah hujan rendah. Berbagai provinsi di Indonesia telah melakukan budidaya padi Gogo, salah satunya adalah Provinsi Lampung. Provinsi Lampung sendiri termasuk dalam urutan kelima produksi padi nasional.
Salah satu alasan mengapa padi Gogo ini menjadi urgensi untuk dikembangkan adalah, sektor pertanian juga menjadi sektor yang berperan besar dalam menopang ketahanan pangan nasional. Terbukti, sektor pertanian berhasil tumbuh positif 2,08 persen pada triwulan IV 2021. Selain itu, dalam agenda Pembangunan Nasional tahun 2022-2024, pemerintah Indonesia juga memprioritaskan program peningkatan ketersediaan, akses, serta kualitas konsumsi pangan. Padi Gogo menjadi bagian dalam prioritas tersebut.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)