Kunjungan Rektor ke Osaka University, Bahas Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pengembangan Riset Bersama

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., bersama Sekretaris Institut, Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo, melakukan kegiatan kunjungan ke Jepang, dari 28 September-8 Oktober 2023. Salah satu agenda yang dilaksanakan adalah mengunjungi Osaka University, pada Jumat (6/10/2023).

Prof. Widjaja mengatakan Osaka University merupakan salah satu universitas yang telah memiliki banyak kerja sama internasional dengan ITB. Menurutnya kerja sama internasional merupakan langkah penting guna semakin memajukan ilmu pengetahuan serta menciptakan dampak positif di tingkat global.

"Seminggu sebelum kita melakukan kunjungan ke Osaka University, mereka (perwakilan Osaka University) juga telah bertemu dengan Dekan Sekolah Pasca Sarjana ITB, pak Suprijadi, untuk kerja sama di berbagai bidang," ujarnya.

Kerja sama tersebut, lanjutnya, termasuk ke dalam bidang bio-medicine, bio-science, dan lain sebagainya.

Dalam kunjungan ini, perwakilan ITB disambut oleh Executive Vice President of Global Engagement, Facilities, and Expo Osaka University, Tanaka Manabu, serta Executive Vice President of International Affairs (Education) Osaka University, Yamamoto Beverley Anne.

"Di sini pembicaraannya mengenai global engagament. Mereka mengungkapkan memiliki proyek baru, yakni project sider. Semacam suatu hub yang membahas mengenai infectious diseases," katanya.

Tidak hanya dalam bidang bio-science dan bio-medicine saja, kerja sama dengan Osaka University juga akan berkembang ke bidang yang lainnya. Sebut dari bidang teknologi hingga humaniora.

Selain itu, ITB bersama Osaka University juga akan memperkuat kerja sama di bidang akademik, melalui join inbound and outbound program. Hal ini berdasarkan kondisi di lapangan, di mana jumlah mahasiswa asing yang ada di Osaka University jumlahnya tidak berimbang dengan mahasiswa Osaka University yang bekerja atau melanjutkan studinya ke luar negeri.

Hal tersebut justru berbanding terbalik dengan kondisi di ITB, di mana jumlah mahasiswa asingnya masih sedikit. Namun, sudah banyak mahasiswa ITB yang diterima di perusahaan di luar negeri maupun yang melanjutkan studinya.

"Mahasiswa asingnya kalau enggak salah ada 3.000, sementara itu mahasiswa Osaka University yang ke luar negeri hanya 1.000. Nah, kalau di ITB itu mahasiswa asingnya masih sedikit. Tapi yang ke luar negeri tentu sudah banyak sekali. Jadi ini ditanggapi dengan positif oleh bu Rektor dan pihak Osaka University untuk ditindaklanjuti," tuturnya.

Prof. Widjaja juga menyampaikan adanya kemungkinan untuk join research antara ITB dengan Osaka University. Terlebih hingga saat ini sudah ada beberapa alumni ITB juga melanjutkan studinya di Osaka University, bahkan telah menjadi research associate di sana.

Dengan adanya kerja sama ini, Prof. Widjaja berharap ITB dapat semakin membangun jaringan internasional, termasuk memperluas pandangan dan pemahaman civitas academica mengenai permasalahan global.

"Termasuk mempersiapkan SDM kita untuk lebih berperan dalam konteks global yang semakin terintegrasi," ucapnya.