Les Bahasa Mandarin UKT ITB, Salah Satu Bekal Hadapi Era Globalisasi
Oleh Neli Syahida
Editor Neli Syahida
"Dengan bisa berbahasa mandarin, kami harap pengusaha-pengusaha muda asal SBM-ITB bisa lebih mudah dalam melakukan bisnis dan kerjasama di masa mendatang bersama para pengusaha dari Negara China dan Taiwan," tutur Adirizki dalam sesi wawancara. Kegiatan les bahasa Mandarin ini rutin dilaksanakan setiap hari Selasa di gedung SBM ruangan 3A dan 3B. Peserta les mendapatkan bimbingan bahasa Mndarin secara langsung dari guru bahasa Mandarin yang berasal lembaga bahasa Mandarin Qinghua. Untuk tahun 2014 ini, les dimulai pada minggu pertama bulan Februari dan berakhir pada awal bulan Mei 2014. Peserta les yang merupakan anggota UKT dan mahasiswa non-UKT, terbagi kedalam dua kelas yaitu kelas pemula dan intermediet. Setiap pertemuan les yang berlangsung selama satu jam setengah ini, ditunjang dengan buku pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan kelas. Saat ini, angkatan 2013 menjadi angkatan terbanyak yang mengikuti kegiatan les ini.
Menurut Josa (Matematika 2012), pentingnya kegiatan les bahasa Mandarin ini di antaranya agar bahasa Mandarin dapat terus terjaga kelestariannya pada generasi muda. Josa menyatakan bahwa China sebagai negara besar dengan penduduknya yang banyak, menjadikan bahasa mandarin berpotensi untuk menjadi bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Josa mengharapkan kegiatan ini menjadikan semakin banyak generasi muda yang mampu berbahasa mandarin, dengan demikian pertukaran informasi antara China dengan Indonesia dapat menjadi semakin luas dan diharapkan dapat menjembatani Indonesia dengan China dalam era globalisasi ini. "Minimal bisa berbahasa mandarin untuk keperluan pribadi misalnya perjalanan wisata atau student exchange atau bahkan menjadi guide," tutur Josa sebelum mengakhiri sesi wawancara.
Sekilas Tentang UKT
UKT (Unit Kebudayaan Tionghoa) ITB merupakan salah satu unit kegiatan kemahasiswaan kategori rumpun budaya, yang berdiri sejak tahun 2011. Pendirian UKT sendiri diinisiasi oleh mahasiswa SBM dan teknik sipil ITB angkatan 2010 yang semula hanya untuk berkumpul dan berinteraksi bersama. Kemudian pada akhirnya mereka terpikir untuk mendirikan sebuah unit yang mampu mewadahi dan melestarikan kebudayaan Tionghoa serta menjadi wahana bagi pengembangan diri anggotanya. Melalui pendekatan yang didesain dengan menjunjung tinggi kesetaraan, UKT-ITB mengakomodasi mahasiswa ITB yang memiliki ketertarikan khusus terhadap kebudayaan Tionghoa.
Secara resmi dan terbuka, penerimaan anggota UKT untuk seluruh mahasiswa ITB mulai berjalan sejak kegiatan Open House Unit (OHU) pada September 2012. UKT mengakomodasi kegiatan berupa les bahasa Mandarin setiap hari Selasa, latihan musik dan melukis tradisional setiap hari Rabu, dan latihan menari setiap hari Sabtu. Selain kegiatan bernuansa kebudayaan sebagai wadah pengembangan diri para anggota, UKT-ITB mengadakan kegiatan seperti kompetisi bisnis dan kunjungan kerja yang dilakukan pada waktu tertentu. Untuk semakin mengakrabkan dan mendekatkan hubungan antar sesama anggota UKT-ITB, kegiatan kuliner dan kopi sore menjadi salah satu caranya. Saat ini, anggota UKT mencapai seratusan anggota yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2011, 2012, dan 2013.
Oleh: Adhitia Gesar