Lima Mahasiswa Arsitektur ITB Ikuti International Tin Mining City Design Workshop
Oleh Christanto
Editor Christanto
BANDUNG, itb.ac.id - Lima perwakilan mahasiswa Arsitektur ITB mengikuti workshop internasional 'Tin Mining City Design Workshop' yang diadakan di Muntok, Bangka pada 20-28 Juli 2011. Workshop yang diselenggarakan oleh mAAN (modern Asian Architecture Network) bekerjasama dengan PT Timah, tbk tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali Muntok sebagai daerah yang memiliki sejarah penting dalam pertambangan timah di Indonesia.
Bangka Belitung termasuk dalam rangkaian Sabuk Timah Asia Tenggara. Kekayaan timah yang melimpah terkandung di dalamnya menjadikan Muntok sebagai kota yang sudah ditambang sejak abad ke-18, sebelum Indonesia diduduki oleh Belanda. Muntok menjadi kota timah penting dalam sejarah karena terletak di ujung pulau Bangka, sebagai pintu gerbang utama ekspor impor timah. Ditambah dengan keberadaan berbagai etnis,terutama etnis Cina dan Melayu, yang tinggal bersisian dalam damai. Muntok menjadi perwujudan yang tepat untuk istilah meeting pot (titik temu) budaya.
Pembangunan yang mandek serta ditinggalkan oleh kaum mudanya untuk mencari fasilitas pendidikan yang lebih baik dan karir di kota besar, kini Muntok menjadi daerah yang tertinggal. Workshop yang diadakan mengkaji potensi yang dimiliki lalu mengajukan program usulan untuk "membungkus" Muntok dengan citra yang baru.
Desain Kota Muntok
Peserta dari berbagai universitas di dalam maupun luar negeri seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Parahyangan, Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Sriwijaya, Universitas Brawijaya, dan Taylor's University Malaysia, mengikuti workshop dengan didampingi oleh arsitek dan praktisi desain profesional sebagai konseptor desain seperti Ahmad Djuhara, Adi Purnomo, Oky Kusprianto, Yulianti Tanyadji, dan Yu Sing. Sebelumnya, peserta mendapat wawasan tentang kota Muntok dan ilmu urban desain dari Ir. Ahmad R. Soemardi, M.Arch, MCP dan Dr. Ing. Widjaja Martokusumo (Arsitektur ITB), Dr. Lai Chee Kien (National University of Singapore), Prof. Johannes Widodo (pendiri mAAN, National University of Singapore), dan Jan af Geijerstam, Ph.D (University of Gothenburg, Swedia).
Sejumlah 34 mahasiswa tingkat akhir, fresh graduate, dan profesional muda dibagi dalam 5 kelompok dengan satu pembimbing, masing-masing mengerjakan program yang berbeda: analisis potensi sosial, analisis potensi sumber daya, re-branding city, tata kota, dan festival kota. Hasil studi dan desain tersebut dipresentasikan pada PT Timah, tbk dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bangka Barat sebagai suatu usulan yang lengkap.
Kelima mahasiswa ITB yang mengikuti workshop tersebut adalah Fariduddin Atthar (Arsitektur 2006), Amelia Rahma Faustina, Pusfita Handayani, Riza Nur Afifah, dan Rianti Tiarasari (Arsitektur 2008). "Ternyata ilmu Arsitektur itu luas, lebih dari sekedar membangun bangunan saja. Ilmu yang juga saya dapatkan adalah social engineering dan juga menambah pengetahuan teknik presentasi," kata Riza Nur Afifah, mengungkapkan kesannya terhadap workshop tersebut.[mili - ed]
Pembangunan yang mandek serta ditinggalkan oleh kaum mudanya untuk mencari fasilitas pendidikan yang lebih baik dan karir di kota besar, kini Muntok menjadi daerah yang tertinggal. Workshop yang diadakan mengkaji potensi yang dimiliki lalu mengajukan program usulan untuk "membungkus" Muntok dengan citra yang baru.
Desain Kota Muntok
Peserta dari berbagai universitas di dalam maupun luar negeri seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Parahyangan, Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Sriwijaya, Universitas Brawijaya, dan Taylor's University Malaysia, mengikuti workshop dengan didampingi oleh arsitek dan praktisi desain profesional sebagai konseptor desain seperti Ahmad Djuhara, Adi Purnomo, Oky Kusprianto, Yulianti Tanyadji, dan Yu Sing. Sebelumnya, peserta mendapat wawasan tentang kota Muntok dan ilmu urban desain dari Ir. Ahmad R. Soemardi, M.Arch, MCP dan Dr. Ing. Widjaja Martokusumo (Arsitektur ITB), Dr. Lai Chee Kien (National University of Singapore), Prof. Johannes Widodo (pendiri mAAN, National University of Singapore), dan Jan af Geijerstam, Ph.D (University of Gothenburg, Swedia).
Sejumlah 34 mahasiswa tingkat akhir, fresh graduate, dan profesional muda dibagi dalam 5 kelompok dengan satu pembimbing, masing-masing mengerjakan program yang berbeda: analisis potensi sosial, analisis potensi sumber daya, re-branding city, tata kota, dan festival kota. Hasil studi dan desain tersebut dipresentasikan pada PT Timah, tbk dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bangka Barat sebagai suatu usulan yang lengkap.
Kelima mahasiswa ITB yang mengikuti workshop tersebut adalah Fariduddin Atthar (Arsitektur 2006), Amelia Rahma Faustina, Pusfita Handayani, Riza Nur Afifah, dan Rianti Tiarasari (Arsitektur 2008). "Ternyata ilmu Arsitektur itu luas, lebih dari sekedar membangun bangunan saja. Ilmu yang juga saya dapatkan adalah social engineering dan juga menambah pengetahuan teknik presentasi," kata Riza Nur Afifah, mengungkapkan kesannya terhadap workshop tersebut.[mili - ed]