Lomba Robot PRD II: Pondasi Edukasi Robotika Sejak Dini
Oleh Nida Nurul Huda
Editor Nida Nurul Huda
Proyek robotik tersebut memberikan pembelajaran dalam bidang robotika sejak mahasiswa berada di tahun pertama. Sehingga mahasiswa sudah mengenal bidang keilmuan ini sejak dini. Edukasi robotika menjadi hal yang dekat dengan lingkungan mahasiswa ITB, selain karena berkaitan dengan teknologi, umumnya mahasiswa ITB sudah terbiasa merancang program. Selain itu, Comlabs ITB seringkali mengadakan pelatihan dan workshop dalam bidang pemrograman. Maka, tidak heran bila para peserta berhasil membuat berbagai rancangan robot. Hal-hal tersebut juga menanamkan berbagai wawasan dan pengetahuan dasar yang memperkuat hardskill mahasiswa. Pada akhirnya mahasiswa akan memiliki pondasi yang lebih kuat dalam bidang teknologi. Mengingat, secara umum mahasiswa ITB akan berkutat di bidang teknologi sehingga secara otomatis harus melek teknologi.
Robotika Dukung Konsep Smart City
Kali ini, panitia lomba mengusung konsep "Bandung Smart City" sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Dalam pengerjaan tugas akhir, terdapat dua jenis kategori yaitu transporter robot dan applicative robot. Transporter robot adalah robot yang dapat memproses program untuk mengangkat dan memindahkan barang. Applicative robot adalah robot dengan fungsi-fungsi tertentu yang dapat diterapkan dalam membantu kegiatan manusia terutama dalam merealisasikan konsep "Bandung Smart City". Beberapa hasil rancangan applicative robot yang berhasil direalisasikan adalah Smart Halte, Pay Trans, Smart Traffic Light, dan masih banyak robot lainnya. Pemenang lomba dalam kategori applicative robot adalah kelompok yang berasal dari STEI dengan robot bernama Smart House, disusul peringkat kedua dan ketiga diraih oleh kelompok yang berasal dari STEI dan FMIPA.
Secara keseluruhan, para peserta menjalani setiap tahapan dengan kompak, mulai dari diskusi hingga realisasi. M. Hardian T (FMIPA 2014) sebagai perserta dari kegiatan ini menuturkan suka duka mengikuti kegiatan ini. Menurut Hardian, dengan mengikuti kegiatan ini ia menjadi tahu cara merakit lego yang dipelajari juga di Singapura dan mengerti proses programming aktivitas robot, meskipun harus menghadapi tugas yang banyak berupa tugas pendahuluan, tes awal, analisis individu, dan laporan kelompok. Mahasiswa pun merasa lega setelah menyelesaikan semua tahapan. Dengan berakhirnya kegiatan ini, berakhir pula kegiatan pembelajaran pada mata kuliah PRD II Cluster 1. Sebuah harapan muncul untuk dituai di kesempatan yang akan datang. "Harapan terbesarnya adalah semoga ada kerja sama lebih baik lagi dengan dosen-dosen, jadi ide-ide inovasi robotnya bisa lebih dieksplor kembali," ungkap Arif Pawitan (Teknik Elektro 2012) selaku panitia.
Sumber gambar : Arif Pawitan Teknik Elektro 2012
Cintya Nursyifa JS (ITB Journalist Apprentice 2015)