Karya yang Arya bawakan dalam ajang ini adalah Silih Hub, yang bertema social economic hub di Kampung Kota Lebak Siliwangi Bandung, sebagai delineasi perancangan. Desain yang diusung adalah memfasilitasi kegiatan ekonomi warga lokal, sekaligus tetap memperhatikan interaksi sosial yang terjalin.

Arya memiliki ketertarikan untuk membawakan isu tentang kampong kota, termasuk potensi dan permasalahan yang ada. Kemudian hal tersebut dituangkan ke dalam bentuk desain ke ranah kompetisi internasional. Harapannya adalah terdapat peningkatan awareness masyarakat luas, sekaligus pada desainer terkait isu kampung kota.

Meski begitu, dalam proses serta riset perancangan Silih Hub, terdapat hambatan serta tantangan yang Arya rasakan. Terutama dalam Manajemen waktu. Menurutnya kesibukan akademik magister dan menjadi asisten dosen menjadi kendala yang dia hadapi. Namun, dia pun berhasil mengatasinya dengan menetapkan skala prioritas kegiatan.

Arya mengakui bahwa banyak dukungan yang ia dapatkan selama mengikuti kompetisi ini. “Banyak orang yang involve di project ini menjadi project yang sempurna dan utuh. Sebelum aku berangkat ke Vietnam, aku banyak latihan presentasi di depan teman-teman aku, baik di interior bahkan di arsitektur,” jelasnya.

“Banyak orang-orang lain yang membantu dari proses ambil data, riset, sampe proyeknya jadi. Aku say thank you kepada semua walau aku enggak bisa sebut satu-satu,” lanjutnya.

Dia pun berharap, teman-teman mahasiswa desain tidak hanya mementingkan visual estetika semata. Tetapi juga mempertimbangkan fungsionalitas desain yang dihasilkan.

“Sehingga desain yang diciptakan memiliki dampak positif untuk warga lokal yang tinggal dan berkomunitas di sana,” pungkasnya.

Reporter : Mirmanti Cinahya Winursita (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)