Mahasiswa ITB Ikuti JAYSES 2011 di Thailand

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id - Empat mahasiswa ITB telah menunjukkan kiprahnya dengan berpartisipasi dalam kegiatan Japan-Asia Young Scientist and Engineer Study Visit (JAYSES) 2011 pada 22-29 Agustus 2011 di Bangkok, Thailand, dan provinsi-provinsi di sekitarnya. Bersama dengan lima mahasiswa dari UI dan UGM, empat orang wakil ITB: Anastasia Ratna Wahyu Wijayanti (Perencanaan Wilayah dan Kota 2008), Gamma Adam Firdaus (Teknik Perminyakan 2008), Marsha Faradina (Teknik Kimia 2009), dan Reinhardt Albert Matondang (Aeronotika dan Astronotika 2008) menjadi delegasi pemuda dari Indonesia.

JAYSES diadakan dengan tujuan untuk mempelajari penerapan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan industri dan bagaimana penerapan teknologi tersebut mempengaruhi masyarakat Asia dalam berbagai aspek. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara Jepang dengan negara-negara Asia lain, utamanya negara-negara anggota ASEAN. Selama satu minggu, para peserta JAYSES yang merupakan pemuda-pemuda dari Thailand, Jepang, Indonesia, dan Filipina melakukan berbagai kegiatan, seperti observasi lapangan, diskusi kelompok, dan presentasi.

Dalam kegiatan observasi, para peserta dibagi ke dalam 6 kelompok, yang masing-masing langsung mendatangi tempat-tempat seperti perusahaan-perusaahan Thailand (Betagro, Siam Cement Group, PTT-RTI), perusahaan-perusahaan Jepang di Thailand (Ajinomoto dan Yamashin Filter), lokasi-lokasi pelaksanaan program-program bantuan dari pemerintah Jepang untuk Thailand seperti ODA dan JICA (di antaranya pembuatan sistem air pembuangan dan prototipe fotobioreaktor algae), serta institusi-institusi pendidikan tinggi di Thailand. Hasil observasi ini kemudian didiskusikan dalam kelompok untuk kemudian dipresentasikan dalam sebuah Final Presentation yang dilaksanakan di Chulalongkorn University.

"Saya senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini," ungkap Marsha Faradina sebagai salah satu delegasi Indonesia. "Dari observasinya sendiri sudah engineering sekali, apalagi untuk mahasiswa Teknik Kimia. Berhubung banyak perusahaan yang berhubungan dengan Teknik Kimia, senang bisa melihat hubungan teori yang diajarkan di kuliah dengan aplikasinya di industri."

Marsha mengungkapkan bahwa mahasiswa-mahasiswa dari Indonesia sangat aktif berpartisipasi. Dalam kegiatan observasi, yang paling aktif bertanya adalah orang Indonesia, terutama dari ITB, sehingga kesan yang didapat oleh peserta dari negara-negara lain adalah bahwa orang Indonesia itu aktif, cerdas, dan antusias. Dalam diskusi kelompok pun orang Indonesia juga berjaya. "Buktinya meskipun perempuan, saya menjadi leader di grup," ujar Marsha. Begitu juga dengan Anastasia, Gamma, dan Reinhardt yang menonjol di grup masing-masing.

Mahasiswa-mahasiswa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan berkelas dunia, fakta ini sudah teruji dalam berbagai forum dan kompetisi dalam kancah internasional. Maka sudah seharusnya para generasi muda Indonesia lebih optimis untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, karena dengan kerja keras dari generasi penuh potensi dengan dukungan dari segala pihak, kemajuan Indonesia adalah sebuah keniscayaan.