Mahasiswa ITB Kembali Torehkan Prestasi dalam Kompetisi Rekayasa Kualitas Tingkat Nasional

Oleh Ninik Susadi Putri

Editor Ninik Susadi Putri

BANDUNG,itb.ac.id - Berbicara mengenai kualitas dari suatu produk dan proses, erat kaitannya dengan persaingan dalam industri manufaktur maupun jasa. Persaingan di dunia industri yang semakin kompetitif ini membuat sumber daya manusia harus mampu melakukan peningkatan di bidang kualitas. Pada Rabu-Kamis (8-9/10/14) mahasiswa ITB kembali torehkan prestasi dalam Kompetisi Rekayasa Kualitas Tingkat Nasional II di Universita Trisakti, Jakarta. Dalam kompetisi ini peserta dituntut untuk mengkaji lebih dalam mengenai rekayasa kualitas sebagai upaya peningkatan kualitas dari suatu produk dan proses dalam dunia industri.
Ketiga orang mahasiswa ITB yaitu M. Ridlwan Fauzi (Teknik Industri 2011), Dinaryati A. (Teknik Industri 2011), dan Rahmatia Ramadhani (Teknik Industri 2011) berhasil menyabet juara 1 pada kompetisi ini. "Kita sudah dapat kuliahnya, jadi kita coba ikut lomba," tutur Rahmatia. Mata kuliah mengenai pengendalian kualitas serta rekayasa kualitas merupakan salah satu mata kuliah wajib yang diajarkan di Program Studi Teknik Industri. Dalam kompetisi ini, ITB mengirimkan 3 tim yang terdiri dari mahasiswa Teknik Industri serta Manajemen Rekayasa Industri.
Kompetisi ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap penyisihan dimana peserta disuruh untuk menjawab 100 soal dalam waktu 100 menit. Peserta yang lolos pada tahap ini akan masuk semifinal. Pada semifinal peserta menjawab soal dengan metode cerdas cermat dengan tim lainnya. Selanjutnya, lima tim yang menang pada tahap ini akan lolos ke babak final. Pada tahap final peserta diminta untuk menjawab soal studi kasus. Studi kasus yang diberikan berkaitan dengan perancangan kualitas dari sebuah perusahaan.
"Rekayasa kualitas adalah bagaimana caranya kita menciptakan suatu produk atau jasa supaya produk itu dapat diterima oleh konsumen" ucap Rahmatia. Selain itu, rekayasa kualitas sendiri berkaitan dengan spesifikasi dari konsumen dan perusahaan dimana perusahaan menjamin material serta bahan baku dari produk sehingga bertemu dengan spesifikasi yang diterima oleh konsumen. "Ilmunya tidak hanya teori tapi ilmu statistik dan peluang juga banyak digunakan," tambah Ridlwan. Dalam mengikuti kompetisi ini, mahasiswa dituntut untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah ke kehidupan nyata. "Kunci utama saat mengikuti lomba sebenarnya adalah percaya diri, karena kalau sudah yakin segalanya pasti jadi mudah. Selain percaya diri, kita juga harus punya persiapan yang matang," ungkap Rahmatia di akhir wawancara.