Mahasiswa ITB Petakan Distribusi Burung di ITB Jatinangor

Oleh Nida Nurul Huda

Editor Nida Nurul Huda

BANDUNG, itb.ac.id - Berawal dari hobi mengamati burung, sekelompok mahasiswa Biologi dan Rekayasa Kehutanan ITB berhasil memetakan distribusi burung di ITB Jatinangor. Dikdik Permadi (Biologi 2010), Rahman Rasyidi (Biologi 2010), M. Hafizh Zhafran (Rekayasa Kehutanan 2012), Primadieta (Biologi 2011), dan Aditio Ramadian (Rekayasa Kehutanan 2012), sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam proyek penelitian ini mencetuskan idenya untuk diajukan dalam bentuk proposal di Program Kreatifitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P) 2014. Proposal yang berjudul 'Distribusi Burung di Kampus ITB Jatinangor sebagai Kawasan Penyangga Hutan Lindung Gunung Manglayang di Jawa Barat' tersebut berhasil meraih bantuan dana oleh DIKTI dan dilaksanakan dalam kurun waktu enam bulan (Januari-Juni 2014). Pada akhirnya penelitian ini berhasil lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2014 yang akan diadakan pada Senin-Jumat, (25-29/08/14).

Keinginan akan terpetakannya data biodiversitas di lingkungan kampus baik hewan maupun tumbuhan merupakan modal awal terlaksananya proyek pemetaan distribusi burung. Dalam proyek ini, burung menjadi objek penelitian karenan burung merupakan salah satu bioindikator yang mudah diamati dan memiliki nilai estetika (penampilan fisik dan suara). Sedangkan untuk pemilihan tempat, Jatinangor merupakan koridor atau kawasan penyangga antara dua hutan lindung yaitu Gunung Manglayang dan Taman Buru Masigit Kareumbi. Pemilihan ini turut didukung oleh Peraturan Bupati Sumedang No. XII Tahun 2012.

Pada penelitian ini, kawasan kampus ITB Jatinangor dibagi kedalam  lima area berdasarkan tata guna lahannya, yaitu area kegiatan mahasiswa, plasma nutfah dan bendungan, hutan campuran, bekas sawah, dan tanaman monokultur. Setelah penelitian dilakukan didapat hasil 42 jenis burung,  4 diantaranya endemik Jawa dan 9 diantaranya dilindungi berdasarkan PP No. VII tahun 1999 (Raja Udang Meninting, Cekakak Jawa, Bambangan Merah, dll) dengan tingkat keanekaragaman sedang. Distribusi burung tertinggi terdapat di area plasma nutfah dan hutan campuran. Keluaran dari penelitian ini berupa poster infografik distribusi burung dan buku checklist burung ITB Jatinangor.

Cita-cita terbesar dari proyek penelitian ini dilatarbelakangi oleh dunia internasional yang sedang gencar melakukan pembangunan berkelanjutan. Indonesia sendiri mengatur hal tersebut  dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang acuan pembangunan berkelanjutan. Salah satu bentuk  program pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh kelompok ini adalah inventarisasi lingkungan hidup dengan ruang lingkup satwa yaitu burung. Saat ini, kampus ITB Jatinangor merupakan kampus baru yang masih akan terus berlanjut pembangunannya. "Kami berharap dengan adanya peta distribusi burung dapat menjadi pertimbangan bagi pihak ITB dalam pembangunan kampus jatinangor kedepannya. Terlebih area hutan campuran kedepannya masih akan banyak pembangunan di area tersebut,"  jelas Dikdik.

Manfaat  yang diharapkan dari proyek penelitian ini adalah tercapainya peningkatkan kesadaran terhadap pentingnya keanekaragaman hayati (khususnya burung) di lingkungan kampus,  menyediakan basis data untuk pembangunan berkelanjutan di kampus ITB Jatinangor, dan mendorong kegiatan penelitian serupa baik di kampus maupun di luar kampus ITB Jatinangor.