Mahasiswa ITB Raih Medali Perunggu Kompetisi Esai Brawijaya Economics International Conference 2024

Oleh Angra Eni Saepa - Perencanaan Wilayah dan Kota 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Bandung (ITB), Angra Eni Saepa meraih medali perunggu pada kompetisi esai "Brawijaya Economics International Conference (Breference) 2024", yang dihelat pada Selasa (4/6/2024).

Konferensi Internasional yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya ini merupakan acara diskusi yang bertujuan memfasilitasi pertukaran ilmu dan pengalaman antara akademisi dan praktisi dari berbagai negara.

Acara ini mencakup sesi presentasi dan sesi paralel yang memungkinkan peserta berbagi hasil penelitian terkini, ide-ide inovatif, dan pemikiran terbaru di bidang ekonomi dan bisnis. Selain itu, kegiatan ini dimeriahkan dengan kompetisi yang diadakan antar mahasiswa dari berbagai negara, dengan bidang kompetisi yang terdiri atas kompetisi esai, business plan, case studies, dan poster.

Kompetisi esai memiliki dua tahap. Pertama, pendaftaran dan pengumpulan karya. Jika lolos, peserta akan memperoleh Letter of Acceptance (LOA) dan maju ke tahap kedua, yaitu konferensi sekaligus presentasi karya.

Angra mendaftarkan ide esai yang berjudul “Transformation of The Creative Tourism Gap Through Digital Integration in Cirebon Regency Using a Phygital Approach”. Karya esai tersebut membahas potensi creative tourism sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi yang ada di daerah Cirebon Raya.

Cirebon memiliki keanekaragaman budaya. Setidaknya terdapat 238 warisan budaya tak benda, 58 cagar budaya, ditambah lagi 14 objek diduga cagar budaya. Semua warisan budaya tak benda maupun cagar budaya tersebut merupakan potensi untuk mengelola sektor pariwisata di Cirebon.

Namun, terdapat tantangan untuk memajukan sektor pariwisata kreatif ini. Menurutnya, masih terdapat kesenjangan dengan pariwisata daerah lain khususnya Pulau Bali yang sudah lebih maju dibandingkan Cirebon. Selain itu, kemampuan pengoperasian digital masyarakat Cirebon di sektor pariwisata masih minim.

Oleh karena itu, dirinya menggagas pendekatan physic and digital (phygital) untuk mengatasi permasalahan kesenjangan pariwisata kreatif tersebut. Pendekatan phygital dapat menarik wisatawan sekaligus mem-branding pariwisata kreatif di Cirebon.

“Tantangan dalam merampungkan esai ini adalah keterbatasan dalam pengambilan data karena saya tidak survei langsung ke lokasi-lokasi wisata. Kemudian saat presentasi final saya tidak bisa hadir secara luring karena berbarengan dengan hari ujian (UAS),” ujarnya.

Ke depannya, mahasiswa PWK ini berharap sektor pariwisata, khususnya creative tourism di Indonesia. “Saya berharap pariwisata Indonesia khususnya pariwisata kreatif akan semakin dikenal banyak orang sehingga perekonomian lokal juga ikut meningkat,” katanya.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota 2021)