396 Mahasiswa SBM ITB Mengikuti Kegiatan Ekskursi di Kulon Progo
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
YOGYAKARTA, itb.ac.id—Sebanyak 396 mahasiswa tahap persiapan bersama (TPB) Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB mengikuti kegiatan ekskursi mata kuliah Kajian Tatanan Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari Senin (1/5/2023) hingga Jumat (5/5/2023).
Selama lima hari mahasiswa berbaur dengan warga setempat. Terdapat 22 desa yang menjadi tempat para mahasiswa melaksanakan ekskursi ini. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 17 sampai 18 orang.
Koordinator Dosen Mata Kuliah Kajian Tatanan Masyarakat SBM ITB Dr. Bambang Rudito, M.Si., mengatakan Kabupaten Kulon Progo dipilih sebagai lokasi karena keberagaman aktivitas di kawasan pesisir tersebut. Aktivitas yang dimaksud mencakup perikanan, pertanian, dan lainnya.
“Di Kulon Progo itu sangat beraneka ragam dan diharapkan mahasiswa bisa mendapat pengalaman yang nyata terhadap budaya, bukan hanya sebatas teori,” ucap Dr. Bambang.
Dr. Bambang menambahkan perjalanan dari Kota Bandung menuju Kabupaten Kulon Progo ditempuh menggunakan kereta api. Sesampainya di desa masing-masing, mahasiswa langsung melaksanakan observasi dengan menjelajahi geografi desa serta berkenalan dengan warga setempat.
Mahasiswa juga dituntut untuk dapat berinteraksi dengan aktif dengan warga desa agar mendapatkan informasi umum mengenai aktivitas dan permasalah utama desa tersebut.
Selain berinteraksi, mahasiswa pun turut mengikuti aktivitas warga, seperti bekerja. Hal ini bertujuan untuk lebih memahami lagi tatanan yang ada di desa tersebut.
“Dapat dilihat juga banyak mahasiswa ikut membantu panen cabai dan sayuran di Desa Garongan. Mereka juga ikut memotong akar sayuran, sampai menjualnya ke tengkulak. Ada juga yang membersihkan kandang kambing dan memberi pakan kambing,” jelas Dr. Bambang.
Di sela-sela membantu pekerjaan, mahasiswa bisa mengobrol dengan warga dan menggali informasi terkait permasalahan atau isu di desa tersebut. Hasil dari semua informasi yang dikumpulkan disatukan dalam kerangka budaya yang berisi enam elemen, yaitu bahasa, budaya, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem kepercayaan, teknologi, dan mata pencaharian.
Selama kegiatan ekskursi, mahasiswa ditugaskan untuk memberikan inisiasi kegiatan yang memberikan dampak pada komunitas di desa tersebut. Kegiatan harus mencerminkan pengamalan sila Pancasila. Sebut saja dengan mengunjungi sekolah-sekolah dan memberikan pengajaran mengenai Pancasila, Bahasa Inggris, dan lainnya.
Beberapa mahasiswa membuat permainan untuk anak-anak. Di antaranya balap sarung, uler-uleran, kata simon, sepak bola, dan lainnya. Diharapkan dengan adanya permainan tersebut mengajarkan anak-anak untuk bekerja sama dan bersatu, salah satu cerminan dari sila Pancasila.
Reporter: Bashravie Thamrin (Manajemen, 2024)