Mahasiswa Profesi Apoteker ITB Raih Rancangan Bisnis Terbaik
Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
Mahasiswa ITB meraih kategori The Best Group & The Best Bussiness Plan dalam kompetisi Biocamp yang diadakan oleh PT. Novartis Indonesia yang bekerja sama dengan Kementrian Ristek dan Teknologi. Mahasiswi tersebut adalah Lia Agustina dan Estherina Juliana Marbun (Prodi Profesi Apoteker - SF) ITB. Penghargaan ini diraih mereka pada (2-5/7/13) di Jakarta.
Biocamp merupakan sebuah ajang kompetisi yang mampu memberikan wawasan langsung ke dalam dunia penelitian dan lingkungan bisnis internasional dalam dunia farmasi. "Isi utama acara ini selain membahas pemanfaatan bioteknologi, juga diselenggarakan lomba bussiness plan. Nantinya best student di lomba lokal akan dikirim ke BioCamp tingkat internasional," ungkap Esther. Lia dan Esther merupakan perwakilan ITB yang mendapat rekomendasi langsung dari program studi.
Pada saat berlangsungnya biocamp, Lia dan Esther diberikan sebuah kasus yaitu untuk membuat strategi marketing peluncuran obat baru dalam waktu 2-3 jam. Strategi marketing tersebut kemudian dipresentasikan pada keesokan harinya dalam bahasa inggris. Menurut penuturan Esther, poin yang membuatnya meraih kemenangan adalah karena business plan yang dibuat sesuai dengan kasus yang diberikan serta lengkap hingga perhitungan finance. Untuk kasusnya sendiri, produk merupakan obat keras yang tidak dapat diperjualbelikan dan diiklankan dengan bebas. Esther membuat rancangan penjualan dengan pendekatan melaui dokter, pemerintah, atau yayasan yang terkait dengan penyakit. Sesuai dengan standar awalnya, ia menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) kemudian membuat rencana pemasaran selama dua tahun, rencana jumlah pegawai di divisi marketing dan penjualan, serta penghitungan anggaran hingga balik modal.
Bersaing dengan mahasiswa program magister bisnis, bioteknologi, farmasi, profesi dokter dan apoteker dianggap Esther sebagai sebuah ajang untuk menambah wawasan, jaringan, dan pengalaman. Ia dapat mempelajari sudut pandang bisnis serta menyesuaikan bisnis-bisnis tersebut dengan aturan-aturan yang berlaku di bidang farmasi. Esther mengaku bahwa dirinya dulu sama sekali tidak tertarik dalam hal bisnis karena pegetahuannya yang masih sempit mengenai bidang tersebut. Menurutnya, apapun latar belakang jurusannya, terutama ITB yang lebih mengarah pada sains dan engineering, harus tahu mengenai bisnis. "Jika ada kesempatan ikut acara yang berbeda dengan bidang keilmuan yang digeluti, jangan ragu untuk mencoba. Manfaatkan status sebagai mahasiswa untuk mencoba banyak hal, menggali potensi, serta menambah wawasan," tutup Esther di akhir wawancara.
Sumber Foto: Dokumentasi pribadi
Pada saat berlangsungnya biocamp, Lia dan Esther diberikan sebuah kasus yaitu untuk membuat strategi marketing peluncuran obat baru dalam waktu 2-3 jam. Strategi marketing tersebut kemudian dipresentasikan pada keesokan harinya dalam bahasa inggris. Menurut penuturan Esther, poin yang membuatnya meraih kemenangan adalah karena business plan yang dibuat sesuai dengan kasus yang diberikan serta lengkap hingga perhitungan finance. Untuk kasusnya sendiri, produk merupakan obat keras yang tidak dapat diperjualbelikan dan diiklankan dengan bebas. Esther membuat rancangan penjualan dengan pendekatan melaui dokter, pemerintah, atau yayasan yang terkait dengan penyakit. Sesuai dengan standar awalnya, ia menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) kemudian membuat rencana pemasaran selama dua tahun, rencana jumlah pegawai di divisi marketing dan penjualan, serta penghitungan anggaran hingga balik modal.
Bersaing dengan mahasiswa program magister bisnis, bioteknologi, farmasi, profesi dokter dan apoteker dianggap Esther sebagai sebuah ajang untuk menambah wawasan, jaringan, dan pengalaman. Ia dapat mempelajari sudut pandang bisnis serta menyesuaikan bisnis-bisnis tersebut dengan aturan-aturan yang berlaku di bidang farmasi. Esther mengaku bahwa dirinya dulu sama sekali tidak tertarik dalam hal bisnis karena pegetahuannya yang masih sempit mengenai bidang tersebut. Menurutnya, apapun latar belakang jurusannya, terutama ITB yang lebih mengarah pada sains dan engineering, harus tahu mengenai bisnis. "Jika ada kesempatan ikut acara yang berbeda dengan bidang keilmuan yang digeluti, jangan ragu untuk mencoba. Manfaatkan status sebagai mahasiswa untuk mencoba banyak hal, menggali potensi, serta menambah wawasan," tutup Esther di akhir wawancara.
Sumber Foto: Dokumentasi pribadi