Mahasiswa SBM ITB Raih Prestasi Pada Business Case Competition IYREF SRE ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Tiga mahasiswa SBM ITB raih prestasi dalam ajang Business Case Competition IYREF

BANDUNG, itb.ac.id -- Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Business Case Competition IYREF yang diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy (SRE) ITB. Tim Gordat yang terdiri dari Muhammad Ardell Bagas Alfatih (19722194), Albert Lukas Pithel Hasugian (19722182) dan Kirana Amanah Nisrina Jumarman (19722110) berhasil mendapat juara kedua dan meraih penghargaan sebagai tim dengan presentasi terbaik. Prestasi ini menjadi kabar baik dalam mengakhiri perjalanan mereka di Tahap Persiapan Bersama (TPB) ITB.

Business Case Competition (BCC) merupakan salah satu cabang perlombaan dalam Integrated Youth Renewable Energy Festival (IYREF) yang diadakan oleh SRE ITB. Tema utama IYREF tahun ini adalah "Accelerating Breakthroughs in Renewable Energy to Achieve Golden Indonesia 2045 Vision". Selaras dengan tema tersebut, BBC mengusung tema "Enhancing Sustainability in the Oil and Gas Industry towards Golden Indonesia 2045 Vision".

Dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045, aspek keberlanjutan juga perlu diperhatikan, termasuk dalam industri minyak dan gas. Peserta diharapkan dapat menghasilkan ide-ide baru yang dapat diimplementasikan untuk memberikan manfaat bagi perusahaan terkait.

Dalam kompetisi ini, panitia memberikan mereka kasus untuk diselesaikan yang berhubungan dengan pengelolaan limbah plastik dari Schlumberger (SLB), perusahaan jasa minyak dan gas. Mereka diminta untuk mencari solusi agar limbah plastik bekas dari SLB dapat lebih bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri, masyarakat, dan lingkungan. Hal yang menarik dalam kasus tersebut adalah adanya zat kimia yang terdapat dalam limbah plastik tersebut, termasuk sisa-sisa bahan kimia berbahaya (B3).

Akhirnya tim berhasil menciptakan sebuah ide proyek untuk mengatasi masalah tersebut. Tim ini berhasil menciptakan solusi bernama "Viridescent Initiative" yang tidak hanya mengurangi dampak negatif limbah dari SLB, tetapi juga menjadikannya lebih bernilai guna membangun komunitas di sekitar Palaran Base SLB.

"Akhirrnya solusi yang mereka gagas bisa mengantarkannya menjadi salah satu dari 6 tim terpilih menuju final. Dengan penuh persiapan serta bimbingan dari panitia dan pihak SLB, akhirnya kami berhasil meraih juara 2 dan mendapatkan penghargaan sebagai tim dengan presentasi terbaik," kata salah seorang perwakilan tim, Kamis (8/6/2023).

Kompetisi ini memberikan banyak pembelajaran kepada tim mengenai konsultasi, lingkungan, dan manajemen limbah. Mereka pun mengucapkan terima kasih kepada para mentor mereka, Ivonne Qiu dan Carissa Eukairin, atas bantuan yang diberikan. Selain itu, mereka juga mengucapkan terima kasih kepada SRE ITB atas penyelenggaraan kompetisi ini dan SLB sebagai penyumbang kasus.

Meskipun masih berada di tahun pertama kuliah, kerja keras dan ketekunan membuat tim mampu mencapai tujuan mereka. Pengalaman ini telah memberikan banyak pembelajaran bagi mereka. Dengan memanfaatkan peluang belajar yang ada, mereka berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang di masa depan.

Keberhasilan tim SBM ITB dalam kompetisi ini menunjukkan potensi dan kemampuan luar biasa para mahasiswa dalam menghadapi tantangan bisnis. Diharapkan prestasi ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan diri dan potensinya.

Reporter: Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2023)