Mahasiswa Teknik Geologi ITB Kembali Raih Juara 1 Imperial Barrel Award Asia Pacific AAPG

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id—Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa ITB dalam ajang AAPG Imperial Barrel Award Asia Pacific Region 2023. Ajang tahunan tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa pascasarjana geosains dari universitas di seluruh dunia.

Dalam lomba tersebut, ITB mengirimkan lima orang perwakilan mahasiswa Teknik Geologi kembali tampil sebagai juara pertama seperti pada tahun sebelumnya. Tim tersebut beranggotakan Antu Ridha Falkhan Barizi, Rayhan Tirto Nugroho, Maulana Fahri Satrio Utomo, M. Reza Perdana, dan Rikfaldi.

Selama delapan minggu, mereka menganalisis kumpulan data (geologi, geofisika, tanah, infrastruktur produksi, dan materi relevan lainnya) untuk mengevaluasi cekungan bawah permukaan. Hal itu dilakukan di bawah gemblengan Prof. Ir. Benyamin Sapiie, Ph.D., dan Indra Gunawan, Ph.D.

“Cekungan yang kami analisis terletak di Scotian Shelf, lepas pantai Nova Scotia, Kanada. Lebih tepatnya di sub cekungan Sable. Cekungan ini menunjukkan model khas cekungan margin pasif yang terbentuk dari pemisahan lempeng Amerika dengan lempeng Afrika selama pecahnya superbenua Pangea yang terjadi sekitar 200 juta tahun yang lalu. Kami menyimpulkan terdapat cadangan hidrokarbon yang menjanjikan di area tersebut setelah melalui penelitian menggunakan integrasi konsep-konsep geologi dan analisis atribut seismic berkualitas tinggi,” tutur Falkhan.

Rikfaldi menambahkan, untuk memenuhi target pengurangan emisi global (renewable energy solutions), khususnya di Kanada tahun 2030 dan mencapai target net zero pada 2050, mereka juga mengajukan penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di daerah tersebut.

CCS merupakan salah satu teknologi mencegah pemanasan global dengan cara meminimalisasi emisi CO2 ke atmosfer. Teknologi ini berupa serangkaian proses mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang, pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage). Pemisahan dilakukan menggunakan teknologi absorbsi.

Penangkapan CO2 sendiri umumnya dilakukan dalam proses produksi hidrogen dalam skala laboratorium maupun komersial. Proses pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker, sementara penyimpanan dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang dapat memerangkap gas sehingga tidak lepas ke atmosfer, atau dapat juga diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.

Hasil dan usulan yang digagas disampaikan dalam presentasi 25 menit kepada panel pakar industri. Kualitas teknis, kejelasan, dan orisinalitas presentasi delegasi ITB ini berhasil mengungguli 1 tim India dan 3 tim Pakistan. “Keterbatasan data yang diberikan sempat menjadi kendala, tetapi kami mencoba memaksimalkan data yang ada untuk hasil yang terbaik,” tutur Fahri.

Pada Jumat (19/5/2023) mendatang, mereka akan kembali berjuang sebagai representasi region Asia Pasifik di kancah internasional. “Kami berharap agar bisa menjadi juara di tingkat global karena selama ini belum pernah ada perwakilan ITB bahkan Asia yang mampu menjadi kampiun di tingkat global,” kata Falkhan selaku kapten tim.
Rayhan berpesan sebagai mahasiswa harus memiliki semangat kompetisi yang tinggi dan memupuk rasa percaya diri. “Sesungguhnya Indonesia, khususnya ITB, sangat mampu bersaing di tingkat dunia,” tegasnya.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)