Menengok Keseruan Booth FITB di Open House Pendidikan ITB 2022
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Open House Pendidikan ITB 2022 kembali digelar. Ini adalah kali pertama kegiatan tersebut digelar secara hybrid semenjak pandemi Covid-19 merebak. Kegiatannya dilangsungkan di Sasana Budaya Ganesha sekaligus kanal Youtube ITB pada Jumat hingga Minggu (2-4/12/2022).
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan ITB sekaligus menyampaikan kepada pelajar SMA mengenai mata pelajaran yang menjadi fondasi utama di masing-masing program studi,” ungkap Irvan Christiawan, S.T., Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa, Direktorat Pendidikan ITB.
Menurut Irvan, hal ini penting dilakukan untuk membantu para pelajar mempersiapkan diri menghadapi kurikulum merdeka. Mereka diberi kebebasan untuk menentukan mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
“Pelajar SMA dapat memuaskan rasa keingintahuan mereka tentang semua program studi yang ada di ITB. Kami menyiapkan booth untuk masing-masing fakultas dan berbagai kegiatan pendukung, seperti talkshow, workshop, dan career coaching. Diharapkan ini dapat memantik semangat dan antusias mereka untuk bergabung di ITB,” kata ketua pelaksana open house tersebut.
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB, juga turut menyemarakkan kegiatan di booth. Keempat program studi di dalamnya, yakni Teknik Geologi, Teknik Geodesi dan Geomatika, Oseanografi, dan Meteorologi, menyiapkan beberapa mahasiswa yang dengan sigap mengenalkan dan menjawab aneka rupa pertanyaan yang dilontarkan para pelajar SMA. Mulai dari mata kuliah yang dipelajari, kegiatan kuliah lapangan, suka duka selama belajar di program studi tersebut, hingga prospek karier lulusannya.
Selain bisa bertanya kepada mahasiswa langsung, mereka juga bisa menjajal beragam peralatan maupun eksperimen yang ditawarkan di booth.
Terdapat Sandbox Analogue Modeling. Alat ini adalah untuk membantu memahami proses deformasi batuan dengan kemampuan simulasinya yang sangat rinci. Dari pemodelan tersebut diharapkan dapat menjawab masalah teknis mengenai eksplorasi sumber daya alam dan kejadian gempa bumi. Disediakan pula sampel batuan dan fosil sehingga para pengunjung bisa merasakan langsung benda-benda yang erat dipelajari di Teknik Geologi.
Teknik Geodesi dan Geomatika memamerkan dua alat sekaligus, yakni NTS (Neutron Total Station) yang digunakan sebagai alat pengukur sudut, arah, koordinat, serta perbedaan ketinggian untuk pengukuran terrestrial dan TLS (Terrestrial Laser Scanner) untuk scanning yang dapat menghasilkan model 3D dan dimanfaatkan untuk monitoring volume objek maupun infrastruktur bangunan. “Tanggapan dari teman-teman SMA sangat baik. Mereka begitu bergairah untuk mencoba alat-alat yang kami bawa. Alat-alat ini memang biasa kami gunakan ketika praktikum,” cerita Muzamil (GD 19).
Selain itu, mahasiswa Meteorologi mengenalkan alat AWS (Automatic Weather Station) yang digunakan untuk mengukur dan mencatat parameter-parameter meteorologi secara otomatis. Mereka juga menyediakan atlas awan yang berisi foto dan penjelasan singkat mengenai jenis awan hasil karya mahasiswa, dosen, hingga alumni Meteorologi, dan majalah “Notus” yang mengupas isu-isu meteorologi.
Sementara program studi Oseanografi mengemas keilmuan mereka lewat eksperimen interaktif dengan para pengunjung. Eksperimen yang dilakukan tentang fenomena oseanografi, yakni coral bleaching dan ocean acidification.
Selain itu, juga dipertontonkan contoh hasil pemodelan arus dan gelombang yang dilakukan saat praktikum. Hal itu menimbulkan ketertarikan dan decak kagum para pelajar SMA. Salah satunya adalah Naomi. Ia jauh-jauh datang dari SMAN 6 Jakarta untuk berpartisipasi dalam Open House Pendidikan ITB 2022. “Aku mendapat wawasan baru, berupa informasi mengenai jalur masuk di ITB serta hal-hal yang diulik di jurusan impianku,” ujarnya dengan semangat.
Keseruan di booth tiap harinya ditutup dengan pembagian doorprize. Namun untuk mendapatkannya, pengunjung yang datang ditantang untuk memecahkan soal-soal kebumian dasar yang dilakukan lewat quizizz.com.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)