Meneruskan Tonggak Juara, Tim ITB Raih Juara 1 Lomba Kompetisi Bangunan Air

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id-Tiga mahasiswa dari program studi Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA) 2019, yakni Ratashya Fern Anisyha Putri, Salsa Alfadhila Permana, dan Muhammad Banidha Menzano berhasil meraih juara pertama lomba Kompetisi Bangunan Air Indonesia (KBAI) 2021.

Lomba ini berlangsung dari September hingga November 2021, mulai dari pengumpulan abstrak, karya tulis, hingga presentasi. Tema KBAI 2021 adalah “Inovasi pada Infrastruktur Keairan Guna Mengoptimalkan Ketahanan Air Berbasis Pembangunan Berkelanjutan” dengan 3 subtema, yaitu green infrastructure, operasi dan pemeliharaan, dan internet of things (IoT).

Perjalanan Meraih Juara

Bani, Fern, dan Salsa sudah ingin mengikuti lomba ini sejak menjadi mahasiswa jurusan TPSDA. Lomba yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (HMP FT-UB) ini memiliki keterkaitan tinggi dengan jurusan mereka dan merupakan lomba yang cukup bergengsi. Meski ketiga mahasiswa ini berada di dua kelompok lomba yang berbeda pada awalnya, tim Amreta Rashidurva akhirnya menjadi satu-satunya tim yang mewakili TPSDA sekaligus ITB untuk mengikuti lomba ini. Tim-tim dari TPSDA selalu berhasil meraih juara 3 besar sejak 2018. Oleh karena itu, tim Amreta Rashidurva membawa ekspektasi cukup tinggi dalam mengikuti kompetisi yang sudah diadakan selama lima tahun ini.

Tim ini dibimbing oleh Dr. Ir. Yadi Suryadi, M.T., dosen TPSDA dengan bidang keahlian yang sejalan dengan tema lomba, yakni irigasi. “Aku mau ngucapin terima kasih ke Pak Yadi karena beliau benar-benar mengoreksi hal kecil, hal-hal kecil itu bener-bener dilihat gitu dan justru hal-hal kecil itu yang bikin fatal,” ujar Salsa.

Tim Amreta Rashidurva juga sempat mendapat bimbingan dari kakak tingkat di himpunan yang sama. Tim ini sempat mengalami perubahan subtema karena ide pertama dinilai belum menjawab permasalahan ketika melakukan bimbingan bersama dosen. Akhirnya, ide baru dirumuskan untuk menjawab subtema “Internet of Things”.

Inovasi Lomba

Tim Amreta Rashidurva menekankan pada ketahanan air dan pangan. Tim Amreta Rashidurva merumuskan inovasi berupa kolam tandon pintar, yaitu kolam tampungan air yang menampung air hujan, khususnya ditujukan untuk sawah tadah hujan yang belum memiliki irigasi teknis. Kolam ini akan menampung air dengan sensor dan melimpaskan air overflow ke saluran pembuangan. Saluran pembuangan ini akan mengarah ke kolam sehingga air tidak akan terbuang sia-sia. “Kita ambil inovasi yang sejalan sama apa yang kita pelajari di kuliah, sih,” ujar Fern.

*Lihat video penjelasan mengenai inovasi tandom pintar pada tautan berikut ini

Hal menarik dari inovasi ini ialah aplikasi yang terhubung dengan kolam tandon pintar. Selain pembacaan tinggi muka air dan debit, sensor pada kolam ini juga dapat terhubung dengan aplikasi Kolam Tandon Pintar (KTP) yang dapat digunakan oleh masyarakat, terutama petani, untuk menghimpun data-data dari kolam tandon tersebut.

Aplikasi ini juga dapat menunjukkan indeks penanaman dan kebutuhan air. Selain petani, masyarakat seperti mahasiswa yang sedang melakukan riset atau peneitian juga dapat menggunakan aplikasi ini. Harapannya, jika aplikasi ini dikembangkan, data-data tersebut dapat diintegrasi dengan BMKG dan Dinas Pertanian untuk mengoptimalkan hasil pertanian.

Lika-Liku Lomba

Banyak cerita menarik yang terjadi selama mengikuti lomba mulai dari beban tugas semester 5 hingga kesalahan pengiriman dokumen. Dua dari tiga anggota kelompok bercerita akan perasaan overthinking yang sering mereka rasakan ketika mengikuti lomba. Bagaimanapun juga, lomba ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai jurusan seperti Teknik Pengairan, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, dan sebagainya dari berbagai universitas seperti UGM, Universitas Diponegoro, UB, dan lain-lain. Untungnya, salah satu anggota kelompok mampu membawakan suasana yang santai dan tetap tenang selama menjalani perlombaan.

Pengumuman

Acara puncak berlangsung selama 3 hari, terdiri dari pertemuan teknis, lomba dan penjurian, serta Webinar dan pengumuman lomba. Uniknya, pertanyaan yang ditanyakan saat lomba adalah pertanyaan yang diajukan oleh dosen pembimbing saat mengajar di kelas dan melakukan bimbingan. Bukannya panik, ketiganya malah berebut menjawab pertanyaan dari juri. Ketika pengumuman, ketiganya kaget bukan main sebab tidak hanya termasuk dalam 3 besar, tetapi tim ini mampu meraih juara.

Reporter: Hasna Khadijah S. L (Teknik Lingkungan, 2019)