Mesin Pencacah Sampah, Karya Mahasiswa ITB untuk Kota Bandung

Oleh Shinta Michiko Puteri

Editor Shinta Michiko Puteri

BANDUNG, itb.ac.id - Lebih dari 15 mahasiswa program studi Teknik Mesin ITB telah menciptakan sebuah mesin pencacah sampah. Mesin ini mampu mencacah sampah dengan kapasitas sekitar 1 ton sampah organik per hari.

Salah satu mahasiswa, Fanit Akmal (Teknik Mesin 2008) menuturkan bahwa pembuatan mesin ini dilatarbelakangi dengan adanya masalah persampahan di Kota Bandung yang semakin mencuat dan harus segera ditemukan solusi untuk menanggulanginya. Diharapkan, mesin ini mampu mengatasi masalah tersebut.

"Mesinnya sudah dilakukan ujicoba pada November lalu, dan rencananya akan diserahkan ke Dinas Kebersihan Kota Bandung akhir Januari mendatang. Mesin pertama akan dipergunakan di Pasar Suci Kota Bandung," kata Fanit dalam temu wartawan atau konferensi pers "Mechanical's Charity Act" (MECHA) di Gedung Rapim A ITB, Kamis (12/01/12).

Fanit juga menuturkan, alasan dipilihnya Pasar Suci sebagai lokasi pertama penggunaan mesin pencacah ini yaitu karena pasar ini menjadi lokasi yang paling banyak menghasilkan sampah. Terlebih lagi, 80% sampah yang dihasilkan adalah sampah organik dan ini sesuai dengan tipe mesin yang sudah dibuat. "Selain itu wilayah di sekitar pasar ini juga cukup luas sehingga bisa menyimpan mesin ciptaan kami," katanya.

Fanit menjelaskan, mesin ini mampu bekerja selama 24 jam dan selama itu dapat mengolah sampah hampir 1 ton. Mesin ini berukuran tinggi 1,5 meter dan lebar 1 meter dengan alat pencacah yang berada di dalam mesin. Cara kerjanya relatif mudah, hanya dengan memasukkan sampah organik ke dalam mesin, secara otomatis mesin akan memotong-motong sampah tersebut dan dalam waktu lima menit sampah akan berubah menjadi kompos. Mesin ini tidak dapat berpindah-pindah dan dijalankan secara manual oleh operator.

"Ada 15 mahasiswa yang sama-sama membuat mesin ini. Satu mesin dibuat dalam waktu 3-5 bulan dengan dana sekitar Rp 10-15 juta. Tapi ini masih prototipe, dan akan kami berikan untuk Kota Bandung dalam rangka acara MECHA yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB," ucapnya.

"Teknologi semakin maju, tapi belum bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak. Untuk itu, kami menciptakan alat ini," katanya. Selanjutnya, mesin tersebut akan diperbanyak 3-4 unit untuk ditempatkan di beberapa lokasi di Bandung. Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan dengan menciptakan mesin pemilah sampah. "Rencana ke depannya, kami  juga akan membuat grand design untuk mengatasi masalah sampah non organik," tutup Fanit.

[Sumber: Pikiran-Rakyat.com, Seputar-Indonesia.com]