MGN Energy Summit 2022, Rektor Sampaikan Peran dan Kontribusi ITB di Bidang Transisi Energi
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., menjadi salah satu narasumber pada acara MGN Energy Summit 2022 dengan tema “Merebut Peluang Pasar Kredit Karbon” pada Selasa (31/05/2022) di Grand Studio Metro TV.
Dalam kesempata tersebut, Rektor menyampaikan bahwa Institut Teknologi Bandung turut berperan terhadap rencana negara yakni kolaborasi global menuju transisi energi.
Menurutnya, memang benar negara-negara maju (developed countries) yang menghasilkan emisi terbesar. Namun, sebagai negara yang sedang membangun (developing country), Indonesia juga ada kecendrungan dalam meningkatkan emisi. Oleh sebab itu, sebagai warga dunia kita harus turun kepada titik tersebut karena itulah yang menjadi tantangan bagi kita semua.
Disampaikan juga bahwa ITB sedang giat untuk mengembangkan co-firing biomass. Hal itu diwujudkan dengan berusaha untuk menggabungkan co-firing biomass dengan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Menurutnya, prospek bidang tersebut besar namun tantangan yang harus dihadapi juga tak kalah besar.
Prof. Reini mengatakan, terdapat beberapa strategi serta peran ITB dalam rencana kolaborasi global menuju transisi energi. Strategi dan peran ITB tersebut di antaranya; memasukkan low carbon ke dalam kurikulum dan prodi-prodi di ITB, membuat matrik pembangunan yang mendorong pembangunan rendah karbon, memfasilitasi pemilihan teknologi yang paling mungkin untuk Indonesia dengan menguji coba dan seterusnya, membatu mempromosikan investasi domestik, dan mempromosikan investasi internasional melalui joint venture dan transfer technology sebagai syaratnya.
“Secara lebih teknis, ITB juga memiliki prodi-prodi tekait dengan energi terbarukan seperti Prodi S1 Bioenergi dan Kemurgi; mencoba mengidentifikasi nabati agar dapat dipakai bukan hanya untuk makanan namun juga untuk industri dll. Selain itu, terdapat Prodi S2 Panas Bumi di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM), Prodi S2 dan S3 Sains Nuklir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Opsi Energi Berkelanjutan pada S2 Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Dan Dirgantara (FTTMD),” katanya.
Dipaparkan pula oleh Prof. Reini bahwa ITB sendiri memiliki 36 pusat penelitian, 8 di ataranya adalah pusat unggulan IPTEK dari kementerian. Salah satu penelitian terbaru yang dilakukan oleh ITB adalah pembentukan pusat pemanfaatan karbondioksida dan gas suar yang fokusnya lebih banyak ke Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Terdapat juga penelitian-penelitian lain seperti membran untuk carbon capture dan pemanfaatan batubara ramah lingkungan. Selain itu, ITB juga melakukan berbagai kerja sama dengan judul carbon capture, hayati, dan lainnya dengan periode 2016-2022.
Prof. Reini mengatakan bahwa MGN Energy Summit 2022 adalah sarana untuk berbagi pengetahuan dan harapannya agar ada tindak lanjut yang lebih nyata lagi untuk kemajuan bersama. “Ujung-ujungnya kita akan mewariskan ini kepada anak cucu kita, sehingga kita harus merasa bertanggung jawab. Meningkatkan awareness saja ini sebenarnya PR besar. Kemudian, caranya sudah dipikirkan oleh masyarakat dunia, salah satunya melalui kredit karbon. Ada hal-hal yang lebih fundamental yang harus kita–sebagai pribadi–juga bisa menjawab dan berkontribusi terhadap masalah yang ada di dunia ini,” ujar Guru Besar FTSL ITB itu.
Reporter: Inas Annisa Aulia (Seni Rupa, 2020)