Noise Control

Oleh Muhammad Arif

Editor Muhammad Arif

Kelompok Keahlian (KK) Teknik Fisika ITB menggelar Workshop on “Fundamental of Noise Control” pada hari Selasa-Rabu, 28-29 November 2006 di gedung Teknik Fisika. Workshop ini terselenggara berkat kerjasama KK Teknik Fisika, International Office dan Korean Advanced of Science and Technology (KAIST). Workshop ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian penanganan bising lingkungan (noise control).
Prof. Jeong-Guon Ih dari KAIST hadir sebagai pembicara utama, bersama staf-staf pengajar Teknik Fisika antara lain, Dr. IGN. Merthayasa, Dr. IB. Ardhana Putra dan Prof. B.Soenarko. Pakar noise control dari Korea ini banyak menjelaskan mengenai definisi bising, darimana asalnya dan penanganannya. Beliau dapat menjabarkan keberadaan bising secara runut dari proses biologisnya di telinga sampai konsep fisikanya. Walaupun berbahasa Inggris yang kental akan logat Korea, penjelasan beliau sangat mudah dipahami secara teorikal maupun teknis. Materi-materi yang disampaikan beliau antara lain Fundamentals of Sound Propagation and Measurement, Noise Peception and Hearing Conservation, Identification of Noise Sources and Paths. “Bising ialah suara yang tidak diinginkan, penanganannya pun melibatkan multidisiplin ilmu seperti kinematika, psikologi, akustik dan sebagainya,” terang Prof. J.G.Ih yang murah senyum.
Bising sebagai suara yang tidak diinginkan bersifat subyektif karena toleransi tiap orang terhadapnya berbeda-beda. “Kebanyakan (orang—red) bisa toleran terhadap bising pada tingkat 50-60 desibel (dB), tapi di atas 90 dB (bising—red) mulai dirasa mengganggu,” kata Dr.IGN. Merthayasa. Peraturan pemerintah (Surat Edaran Mentranskop no.SE.01/MEN/1978) sendiri menetapkan bahwa suara bising di lingkungan kerja yang melebihi 85-90 dB harus mendapatkan perhatian khusus.
Permasalahan bising tidak hanya berhenti pada kenyamanan dan keamanan kerja saja, tapi bising juga bisa menyebabkan penyakit. Pekerja yang terus-menerus mendapatkan paparan bising selama masa kerja dapat terkena gangguan pendengaran ringan hingga tuli sepenuhnya. Bising juga diperkirakan membawa stress dan gangguan psikologis yang berat.
Beberapa penanganan bising telah hadir mulai dari noise asessment, identifikasi dan pemodelan. Dalam workshop ini beberapa rumusan fisika pengukuran bising dipaparkan oleh para pembicara. Software khusus pengukuran dan pemetaan bising juga ditampilkan, seperti INASYST. Para peserta yang kebanyakan berasal dari KK Teknik Fisika pun belajar pemodelan-pemodelan dan konsep analisis bising lingkungan. Setiap pembicara menjelaskan dengan cermat karena penanganan bising memerlukan perhatian yang serius, mulai pengukuran (asessment), identifikasi hingga analisisnya.