Open House LPiK ITB : Pacu Semangat Inovasi dan Kewirausahaan
Oleh Gilang Audi Pahlevi
Editor Gilang Audi Pahlevi
BANDUNG, itb.ac.id – Sangat
disayangkan apabila sebuah universitas tidak menelurkan berbagai karya dan
inovasi yang dapat digunakan masyarakat. Rendahnya karya dari suatu universitas
bisa disebabkan oleh ketidaktahuan civitas perihal dimana dan bagaimana mereka
dapat mengembangkan inovasi dan karyanya. Atas dasar itulah, Lembaga
Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPiK) ITB menggelar pada Selasa-Rabu (7-8/02/17)
bertempat di kantor LPiK, Jalan Ganesha 15F, Bandung. Dalam open house
tersebut, LPiK mengadakan talkshow
terkait inovasi hingga entrepreneurship
dan terdapat pula pameran yang diramaikan oleh 18 startup yang bergerak di bidang teknologi.
Pada hari pertama, talkshow diisi oleh Dr. Leo Aldianto,
Prof. Haryo Winarso dan Prof. Widjaja Martokusumo yang menyampaikan rencana
pembangunan Innovation Park ITB yang
akan didirikan di Jalan Ganesha dan Gedebage. Setelah itu talkshow dilanjutkan dengan pembahasan terkait perlindungan dan
komersialisasi inovasi yang dipaparkan oleh Dr. Ing Suhardi dan Ahdiar
Romadoni, MBA. Hari kedua pun tidak kalah menarik. Pada sesi pertama, 3
pembicara yakni Santi Novani, Ph.D, Melia Famiola, Ph.D dan Dr. Puji Santosa
mengisi talkshow dengan berbagai
pengalaman entrepreneur masing-masing. Sementara di sesi kedua, talkshow diisi oleh Prof. Budi Rahardjo
dan Jupe Tan dari Plug n Play, Silicon Valley, Amerika Serikat.
Selain memperoleh berbagai pandangan baru melalui talkshow, pengunjung dapat lebih bebas berinteraksi dengan para inventor startup pada pameran karya dan inovasi. Berbagai startup ini adalah buah karya para civitas akademika ITB. Satu kata untuk startup-startup tersebut, inovatif. Sebut saja Encomotion, startup berupa sistem pemantauan pertanian secara realtime agar kondisi optimum tanaman untuk tumbuh dapat terus dipertahankan. Lalu ada Helion, sebuah teknologi untuk memberi signal coverage ke daerah-daerah terpencil melalui platform balon udara. Ada juga SOROT, sistem berbasis web dan media sosial untuk pengaduan, pemberian saran dan aspirasi terkait layanan publik di tingkat kota.
Garda Depan Pemacu Inovasi di ITB
LPiK didirikan dengan cita-cita
mengantarkan Indonesia menuju kemakmuran melalui pengembangan inovasi dan
kewirausahaan. Dalam menjalankan aktivitasnya, LPiK memiliki 4 divisi yakni
Divisi Inkubator Bisnis dan Industri, Divisi Hak Kekayaan Intelektual dan
Hukum, Divisi Pengembangan Kewirausahaan, dan Divisi Technopark. Melalui divisi-divisi
tersebut, LPiK mengadakan program-program pelatihan, konsultasi kekayaan
intelektual hingga mewadahi pertemuan antar inovator, investor dan pemerintah. LPiK mengadakan kerjasama dengan beberapa
perusahaan dan pemerintah melalui LPDP dan Kemenristekdikti. Dengan kerjasama
ini, LPiK mampu mewadahi banyak proyek inovasi. Pada tahun 2016 saja, ada 35
riset yang diwadahi LPiK.
Dengan semakin meningkatnya
aktivitas dan kebutuhan LPiK, dalam waktu dekat proyek pembangunan Innovation Park sebagai hub dan inkubator inovasi dan
kewirausahaan. Saat ini rencana pembangunan tersebut akan dilakukan di Jalan
Ganesa dalam area seluas 2000 m2 dan Gedebage dalam area seluas 3700
m2.
Keberadaan LPiK menjadi penting dalam kerangka usaha ITB untuk menjadi entrepreneurial university. ITB harus menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat, menelurkan berbagai inovasi yang dapat mempermudah langkah Indonesia untuk mencapai kemakmuran bagi rakyatnya. Itulah sejatinya sebuah universitas didirikan, bukan untuk menjadi menara gading yang tinggi menjulang sementara masyarakat hidup dengan taraf kehidupan yang rendah.