Orasi Ilmiah Prof. Lienda Ungkap Peran Teknik Kimia dalam Industri Pangan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id— Prof. Dr. Ir. Lienda Aliwarga Handojo, M.Eng., menyampaikan orasi ilmiah dalam Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (11/12/2021). Prof. Lienda membawakan topik orasi tentang “Peran Teknik Kimia dalam Industri Pangan”.

Prof. Lienda yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan memaparkan tentang sejarah kemajuan dunia terhadap pupuk kimia, herbisida, dan pestisida. Haber-Bosch dengan terobosannya memungkinkan proses produksi amonia skala komersial sehingga pupuk modern berhasil diciptakan. Begitu pula penemuan herbisida glifosat oleh John Franz dari Monsanto yang digunakan untuk membasmi gulma.

“Penemuan sintesis dan pembuatan berbagai senyawa kimia dalam skala komersial tersebut memberi dampak sangat besar terhadap produksi pangan dunia karena dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas sektor pertanian dan perkebunan secara signifikan,” ucap Guru Besar pada Fakultas Teknologi Industri (FTI), yang mendapatkan gelar doktor dari Universität Hannover, Jerman.

Prof. Lienda menjelaskan bahwa selama dua dekade terakhir banyak perubahan terjadi di industri pangan. Perubahan pilihan konsumen terjadi karena banyak faktor. Kesadaran akan kesehatan dan keberlanjutan semakin tinggi, semakin banyak pula jenis pilihan makanan, populasi penduduk meningkat diikuti kenaikan pendapatan per kapita, dan perubahan pola rantai pasok makanan.

Menanggapi hal tersebut, insinyur kimia sebagai pendorong strategis untuk pertumbuhan industri pangan harus merespons tren baru tersebut dengan merumuskan kembali produk dan proses. Langkah yang dilakukan misalnya menghilangkan bahan tidak aman dengan menciptakan formulasi baru dengan bahan yang lebih sehat dan ramah lingkungan, melakukan fortifikasi, mengurangi gula, dan memperpanjang umur simpan.

Peran ITB dalam Industri Pangan

Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Tetapi ketergantungan terhadap impor masih sangat besar sehingga hal ini dapat mengancam kemandirian pangan nasional. Karena alasan tersebut, ITB mendirikan prodi teknik pangan di tahun 2015 dengan tujuan memperluas basis sumber pangan dari sumber alam Indonesia, termasuk diversifikasi produk pangan untuk kemandirian pangan nasional.

Selain itu di tahun 2018 dibentuk Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan dengan misi mendukung tujuan prodi dan mendorong Food & Biobased Product Park sebagai persiapan menghadapi perubahan dunia yang perlahan menuju Biobased Economy.

Food & Biobased Product Park merupakan wadah untuk mendorong dan memfasilitasi pembangunan jejaring dan kerja sama di antara para pemangku kepentingan yang meliputi perguruan tinggi, penelitian, dunia industri, hingga masyarakat wirausaha. Di dalamnya terdapat laboratorium, inkubator bisnis, teaching factory, testing factory, pelatihan, serta galeri produk hasil riset dan inovasi.

Prof. Lienda menegaskan bahwa dengan sinergi berbagai pihak tersebut, ide dan hasil penelitian berbasis bahan baku lokal dapat difasilitasi, diakselerasi, dan diterapkan dalam skala komersial sesuai dengan kebutuhan lapangan. Sehingga kemandirian pangan dapat dicapai dan bangsa Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain serta siap menghadapi tantangan global industri pangan di masa depan.

Penelitian-penelitian difokuskan pada riset berbasis bahan baku lokal seperti sawit, kelapa, kakao, singkong, dll. Proses penelitian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai proses pengolahan untuk mendapatkan aneka produk pangan bernilai tambah termasuk mengurangi ketergantungan impor.

Reporter: Anastasia Meliana (Sains dan Teknologi Farmasi, 2019)