Orasi Ilmiah Prof. Suhardi, Kontribusi Komputasi Layanan Service terhadap Transformasi Digital

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*(Foto: Youtube ITB)

BANDUNG, itb.ac.id -- Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB Prof.Dr.Ing.Ir. Suhardi MT., menyampaikan orasi ilmiah mengenai "Kontribusi Komputasi Layanan Service terhadap Transformasi Digital Sektor Industri Jasa dan Pelayanan Publik" di Aula Barat Kampus ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Sabtu, 13 Juli 2019.


Prof. Suhardi menjelaskan bahwa keilmuan komputasi (computing) merupakan keilmuan yang berumur sama tuanya dengan kehadiran alat bantu hitung. Keilmuan ini kemudian berkembang lagi ke arah spesialisasi yaitu monodisiplin, interdisiplin, multidisiplin, dan transdisiplin.

Pada orasinya tersebut, Prof. Suhardi menjelaskan tentang monodisiplin dan interdisiplin yang berkaitan dengan penelitiannya.

Dia menjelaskan, monodisiplin adalah cara pandang terhadap suatu keilmuan yang fokus pada satu disiplin akademik untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Sedangkan interdisiplin adalah cara pandang yang melibatkan transfer suatu disiplin akademik ke dalam disiplin akademik lainnya untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mampu memunculkan metode baru atau disiplin akademik yang baru. Contohnya ialah social computing, computational medicine, behavioral computing, cognitive computing, dan service computing.

Dijelaskan Prof. Suhardi, perkembangan keilmuan komputasi layananan dalam arah interdisiplin dan multidisiplin dipengaruhi oleh dua faktor utama. Faktor pertama yaitu perkembangan perekonomian dunia menuju service economy (ekonomi jasa) di mana sektor jasa mengambil peranan yang semakin besar. Faktor kedua, SSME (Service Science, Management, and Engineering) yang diadopsi oleh perusahaan di sektor jasa mutlak membutuhkan sistem layanan berbasis Teknologi Informasi.

“Tantangan-tantangan di atas memberikan peluang bagi komputasi layanan untuk menjawab persoalan-persoalan transformasi digital yang (sedang) terjadi pada sektor industri jasa dan sektor pelayanan publik,” ucap Guru Besar pada Kelompok Keahlian Teknologi Informasi itu.

Prof. Suhardi menjelaskan bahwa, komputasi layanan akan memberikan kontribusi baik secara makro maupun mikro kepada sektor industri jasa digital. Secara makro, komputasi layanan dapat menyediakan platform sistem untuk mempercepat proses transformasi digital sektor industri jasa. Contoh di sektor jasa keuangan dibutuhkan platform yang bisa di dalam skala makro komputasi layanan menyediakan software service dan service system bagi perusahaan menggunakan platform sistem komputasi layanan yang khusus untuk sektor atau sub sektor tertentu.

Prof. Suhardi menceritakan ada beberapa Hasil Riset dan Inovasi yang telah dihasilkan di Service Computing Labs, Kelompok Keilmuan Teknologi Informasi (KKTI), STEI ITB dalam tiga tahun tahun terakhir yang difokuskan pada pengembangan metodologi rekayasa platform sistem komputasi layanan. Penelitian ini menghasilkan model referensi platform komputasi layanan, yaitu model kerangka kerja yang menunjukkan interaksi dan hubungan antara komponen-komponen yang diperlukan untuk membangun platform sistem komputasi layanan model referensi yang terdiri dari beberapa lapisan (layers). Setiap lapisan memiliki fungsi berbeda yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan aktivitas kegiatan pengembangan sistem layanan.

“Model ini dijadikan sebagai model kerangka kerja sebagai dasar untuk pengembangan platform berikutnya,” ucap Prof. Suhardi. Ada beberapa model yang diciptakan yaitu Service Computing Resource, Service Computing Model and Composition, Service Computing Analysis,. Hal ini bisa berguna untuk awal pengembangan dan akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Prof. Suhardi menjelaskan ada beberapa tantangan dan peluang untuk ilmu komputasi layanan ke depan. Bahwa berdasarkan analisis yang sudah dilakukan oleh tim penelitian, adanya pengembangan sistem komputasi layanan ini jangan hanya pada monodisiplin tetapi harus juga interdisiplin sehingga manfaat dan aplikasinya bisa lebih bermanfaat.

Paradigma orientasi layanan ini masih dalam tahap revolution, walaupun sudah diterima tetapi buktinya belum banyak namun masih perlu untuk dikembangkan lagi untuk diimplementasikan secara baik.

“Kita tahu bahwa munculnya sebuah aplikasi online yang baru ini bisa mendrive bisnis dan service lain, contohnya adalah Gojek dan Grab. Gojek yang dulunya melayani transportasi sekarang sudah menggerakkan bisnis yang lain seperti Go food, Gopay dan lain-lain. Inovasi ini akan selalu terjadi jika komposisi layanan dan sistem komputasi layanan bisa berkolaborasi,” ujarnya.

Pengembangan keilmuan komputasi layanan perlu dilakukan dalam arah monodisiplin, interdisiplin, dan multidisiplin secara simultan. Kontribusi komputasi layanan pada transformasi digital sektor industri jasa dan pelayanan publik adalah memberikan metodologi rekayasa platform sistem komputasi layanan untuk membangun layanan perangkat lunak dan sistem layanan sesuai kebutuhan.

Reporter: Elisabeth Sirumapea (Manajemen 2020)