Peduli Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa, ITB Gelar Acara Pyschological First Aid dalam Rangkaian PMB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*ITB menyelenggarakan Pyschological First Aid dalam rangakaian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ITB 2022 untuk menambah wawasan mahasiswa tentang kesehatan mental. (Foto: Kevin)

BANDUNG, itb.ac.id – Saat ini, kondisi psikis sangat penting untuk diperhatikan terutama untuk mahasiswa. Menurut data dari UNICEF, 1 dari 3 remaja dan orang dewasa di Indonesia telah mengalami depresi. Oleh karena itu, Direktorat Kemahasiswaan ITB sebagai lembaga yang menangani masalah mahasiswa menyelenggarakan kegiatan Psychological First Aid (PFA) ITB.

Kegiatan PFA ITB tersebut diselenggarakan pada hari Sabtu (13/8/2022) di gedung CRCS ITB, Multipurpose Hall lantai 3. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid melalui Youtube dan dihadiri oleh 250 peserta.

Kegiatan PFA ITB membahas beberapa materi menarik seperti mengenal gangguan jiwa, jenis-jenis gangguan jiwa, mengenal Psychological First Aid, intervensi PFA, hingga mekanisme koping dan gangguan jiwa.

Acara PFA ITB dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM). Prof. Jaka menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas kerja sama antara ITB dengan RSJ Provinsi Jawa Barat. Ia juga mengajak mahasiswa agar tetap memperhatikan kesehatan mental masing-masing dan menggunakan fasilitas yang telah disediakan Ditmawa melalui Bimbingan Konseling.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati, pemikiran yang segar lebih baik daripada pemikiran yang buruk, kita harus aware terhadap kecelakaan sebelum terjadi,” ujar Prof. Jaka.

Sesi selanjutnya dilanjutkan oleh materi dari Hasrini Rowawi, dr. SpKJ(K), MHA., tentang Mengenal Gangguan Jiwa. Secara umum ada tiga hal yang memengaruhi Mental Health yaitu Biological, Psychological, Social & Environmental. Beliau menjelaskan bahwa gangguan jiwa merupakan hal yang biasa ditemukan pada mahasiswa.

Gangguan jiwa juga dapat memengaruhi nilai akademis hingga DO. Mengatasi hal tersebut, perlu diketahui gejala-gejalanya agar dapat diantisipasi sejak awal. Oleh karena itu diperlukan lingkungan yang bebas stigma dan mendukung untuk menciptakan kampus bebas gangguan kesehatan jiwa. “Jadi sangat diharapkan ITB bisa menjadi Kampus Sehat Jiwa,” pungkasnya.

Materi selanjutnya dilanjutkan dengan materi yang disusun oleh Tim PFA mengenai jenis-jenis gangguan jiwa. Secara umum terdapat istilah gangguan mental organik yakni adanya perubahan perilaku secara tiba-tiba karena disfungsi otak. Gangguan jiwa terkait hal tersebut terdiri dari skizofrenia, depresi, anxiety, bipolar, BPD, adiksi, hingga fobia.

Materi selanjutnya diisi dengan materi mengenal PFA yang dilaksanakan berdasarkan prinsip 3L (Look, Listen, Link). PFA bukanlah sebuah terapi dan bisa diberikan oleh siapa saja. Untuk melakukan hal tersebut, dilakukanlah intervensi PFA seperti butterfly hug, hipnosis 5 jari, tought stopping, forgiveness therapy, dan relaksasi otot progresif.

Acara selanjutnya diisi dengan mekanisme koping dan gangguan jiwa dan profil RSJ Jawa Barat. Setelah selesai, acara berlanjut ke sesi hiburan.

Reporter: Kevin Agriva Ginting, GD’20