Pelatihan Kapasitas Pengembangan Energi Daerah dari PKE-ITB
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Pusat Kebijakan Keenergiaan (PKE) ITB atau Center for Research on Energy Policy (CREP) selama setahun kemarin menjalankan program Regional University Capacity Building in Regional Enery Sector Development. Program ini merupakan program European Union-Indonesia sebagai sebuah proyek kecil dalam pengembangan sektor energi di Indonesia. Bentuknya, setiap provinsi di Indonesia mengirimkan 2 orang staf pengajar dan 2 orang staf kantor kantor pemerintahan sebagai peserta program. Dalam program ini para peserta mengikuti pelatihan-pelatihan keenergian, diseminasi di masing-masing daerah, penyusunan profil energi daerah dan presentasi akhir profil energi daerah.
“Kenapa kami memilih penyusunan profil daerah dalam program ini? Karena setiap kebijakan bisa dicanangkan dari profil energi,” kata Ucok Siagian, Ph.D selaku pimpinan PKE-ITB.
Program yang dilaksanakan ITB bersama University of Rome “La Sapienza” ini dimulai sejak bulan September 2005 dan berakhir pada awal tahun 2006. Provinsi-provinsi yang berpartisipasi dalam program ini antara lain NAD Aceh Darussalam, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bnegkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Setiap peserta menunjukkan ketertarikan yang tinggi, tapi energi profile yang dihasilkan belum representatif sebagai dokumen resmi daerah. Hasil dan presentasi akhir peserta terangkum dalam sebuah seminar sehari bertajuk “ Energi Terbarukan dalam Pembangunan Daerah” pada hari Senin, 27 November 2006 di Aula Timur.
Seminar ini turut dihadiri oleh para akademisi terutama dalam bidang keenergian, ahli ketenagalistrikan dan mahasiswa. Seminar ini sendiri membahas pengembangan energi terbarukan seperti tenaga angin, geothermal, biomassa dan cahaya matahari di Indonesia. Pengembangan energi-energi alternatif ini dikaitkan dengan ketenagalistrikan dan harga listrik yang menanjak naik.
Dewasa ini, banyak sekali sumber-sumber energi terbarukan yang terus digali oleh ahli keenergian sebagai sumber pembangkit listrik. Upaya ini tentu saja dilakukan untuk mengurangi pemakaian minyak bumi yang kapasitasnya semakin lama semakin menipis. ”Banyak sekali daerah-daerah yang telah mengembangkan sumber energinya seperti gas bumi, tapi belum didayagunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik,” tutur Dr.Ir. Herman Darnel Ibrahim, MSc. Selaku Direktur Transmisi dan Distribusi PT.PLN.
“Kenapa kami memilih penyusunan profil daerah dalam program ini? Karena setiap kebijakan bisa dicanangkan dari profil energi,” kata Ucok Siagian, Ph.D selaku pimpinan PKE-ITB.
Program yang dilaksanakan ITB bersama University of Rome “La Sapienza” ini dimulai sejak bulan September 2005 dan berakhir pada awal tahun 2006. Provinsi-provinsi yang berpartisipasi dalam program ini antara lain NAD Aceh Darussalam, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bnegkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Setiap peserta menunjukkan ketertarikan yang tinggi, tapi energi profile yang dihasilkan belum representatif sebagai dokumen resmi daerah. Hasil dan presentasi akhir peserta terangkum dalam sebuah seminar sehari bertajuk “ Energi Terbarukan dalam Pembangunan Daerah” pada hari Senin, 27 November 2006 di Aula Timur.
Seminar ini turut dihadiri oleh para akademisi terutama dalam bidang keenergian, ahli ketenagalistrikan dan mahasiswa. Seminar ini sendiri membahas pengembangan energi terbarukan seperti tenaga angin, geothermal, biomassa dan cahaya matahari di Indonesia. Pengembangan energi-energi alternatif ini dikaitkan dengan ketenagalistrikan dan harga listrik yang menanjak naik.
Dewasa ini, banyak sekali sumber-sumber energi terbarukan yang terus digali oleh ahli keenergian sebagai sumber pembangkit listrik. Upaya ini tentu saja dilakukan untuk mengurangi pemakaian minyak bumi yang kapasitasnya semakin lama semakin menipis. ”Banyak sekali daerah-daerah yang telah mengembangkan sumber energinya seperti gas bumi, tapi belum didayagunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik,” tutur Dr.Ir. Herman Darnel Ibrahim, MSc. Selaku Direktur Transmisi dan Distribusi PT.PLN.