Peran Inovasi Teknologi Digital sebagai Mitigasi Bencana Alam yang Mengancam Keamanan Negara

Oleh Asep Kurnia, S. Kom

Editor Asep Kurnia, S. Kom


BANDUNG, itb.ac.id—Bencana alam bukanlah hal yang asing bagi Indonesia. Setiap tahun benacana alam datang silih berganti. Berbagai upaya mitigasi hingga penanganan bencana alam juga terus digalakkan. Selain menimbulkan kerugian materiil dan moril, bencana alam juga mampu mengancam keamanan negara. Hal ini menjadi topik bahasan Webinar Kapita Selekta (ME4097) yang diselenggarakan oleh Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Sabtu (01/10/2022).

Webinar mengundang narasumber Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Intelijen Negara (BIN) Dr.rer.nat. Armi Susandi, M.T. yang mengangkat tema “Informasi Bencana Dalam Keamanan Negara”. Acara diselenggarakan secara hybrid melalui platform Zoom dan secara luring di ruang seminar lantai 2 Prodi Meteorologi ITB.

Armi menjelaskan bahwa bencana alam yang terjadi di Indonesia >85 % merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan. Di tahun 2021 telah terjadi 5.402 bencana alam. Pada tahun 2022, per 25 september 2022 kejadian bencana alam ini telah mengakibatkan 3 orang terdampak, 144 meninggal, 29.002 rumah hancur, dan 758 fasilitas ibadah, pendidikan dan keagamaan rusak.
Diketahui bahwa sebanyak tujuh provinsi di Indonesia paling rawan bencana yakni Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Tentunya, bencana alam tidak terlepas dari beberapa kerugian yang disebabkannya seperti kerugian materiil, moril, bahkan mengancam sektor ekonomi nasional.


Berbagai sektor usaha di Indonesia ikut terdampak seperti sektor pertanian, pariwisata, pertambangan, dan perikanan. Peristiwa Tsunami Lampung (2018) telah menimbulkan kerugian sebesar 202 milyar rupiah dengan kerusakan infrastruktur publik mencapai 100 milyar rupiah dan sarana hunian masyarakat yang mencapai 102 milyar rupiah.
Terlebih bencana alam juga mampu mengancam keamanan negara. Menurut Armi, informasi bencana alam dapat menjadi tantangan stabilitas keamanan negara seperti, pencurian data dan pemetaan sumber daya, infiltrasi asing berkedok bantuan Internasional.

Pemanfaatan informasi bencana bisa dalam bentuk inovasi teknologi digital guna mengefektifkan aksi dini dan kesiapsiagaan dalam menjaga keamanan nasional terutama berkaitan dengan post-disaster dynamic political event forecast. Strategi pengembangan inovasi sistem prediksi bencana alam sangat dibutuhkan untuk mengembangkan sistem prediksi bencana alam sesuai dengan konsep society 5.0. Seperti halnya, pemanfaatan teknologi Artificial Intellegence, Machine Learning, dan Deep Learning. Serta kolaborasi dan sinergitas internal dan lintas instansi (pentahelix).
Badan Intelijen Negara (BIN) melakukan inovasi melalui sistem informasi kebencanaan yang dapat melakukan monitoring dan prediksi hingga beberapa hari ke depan serta dilengkapi prediksi cuaca hingga 10 hari kedepan. Sistem ini dinamakan TANGKALBENCANA.ID.

Sistem ini juga mampu memberikan informasi intelijen terkait Kebakaran Hutan Lahan (Karhutla) dengan detail pemilik lahan konsesi, jenis lahannya, luas lahan yang terbakar, titik kebakaran hutan hingga tingkat desa, historis Karhutla.

“Memang berat kayu cendana, namun ringan digotong bersama. Waspada selalu akan ancaman bencana biar Indonesia aman sejahtera.” Ujar Armi.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)