Peringati Hari Pendidikan Tinggi Teknik, ITB Selenggarakan Sidang Terbuka
Oleh Teguh Yassi Akasyah
Editor Teguh Yassi Akasyah
Perjalanan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia sebenarnya telah dimulai semenjak zaman Belanda, tepatnya pada tahaun 1920 yang ditandai dengan berdirinya Sekolah Tinggi Teknik (Technische Hogeschool) di Bandung. Setelah bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya, segenap pemuda berhasil mendirikan lembaga atau persatuan pendidikan tinggi teknik, seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII). "Pada awal kemerdekaan, terjadi transformasi dari Technische Hogeschool menjadi Institut Teknologi Bandung yang saat ini dinilai sebagai pelopor ilmu teknik di Indonesia," tutur Rektor ITB, Prof. Akhmaloka, Ph.D dalam sambutannya pada acara tersebut.
Akhmaloka turut membahas permasalahan kualitas pendidikan tinggi dan akses terhadap pendidikan tinggi yang saat ini masih menjadi permasalahan yang belum bisa diatasi di Indonesia. Saat ini, akses ke pendidikan tinggi tersebut masih didominasi oleh faktor penghambat, seperti biaya, dan kesenjangan latar belakang pendidikan, serta sistem birokrasi yang belum baik. Kondisi ini akan menjadi permasalahan selanjutnya dalam menghadapi tantangan global, seperti ASEAN Economic Community. "Untuk menghadapi tantagan bangsa Indonesia ke depan, perlu adanya perubahan besar untuk menempatkan perguruan tinggi di Indonesia sebagai peran yag stratejik untuk melahirkan kualitas SDM yang baik," tambah Akhmaloka.
Menyikapi permasalahan tersebut, Dr. Ir. Azwar Abubakar, MM. turut memberikan orasi ilmiah dengan tajuk 'Reformasi Birokrasi untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa'. Orasi ini ditujukan untuk menghimbau peserta sidang untuk bersama-sama menjalin tekad membentuk perubahan sistem birokrasi yang lebih baik. Birokrasi merupakan aspek terpenting dalam menjalankan sebuah urusan, hal ini turut berkaitan erat dengan kemajuan bangsa. "Penyebab utama rendahnya kualitas birokrasi dapat dikelompokkan berdasarkan empat perkara, yaitu peraturan perundangan, pemerintahan, SDM, dan manajemen. Seyogyanya birokrasi perlu diperbaiki secara menyeluruh sehingga terbentuknya sistem yang bersih," tutur Azwar Abubakar dalam orasinya.
Pendidikan Tinggi di Indonesia dinilai akan menjadi andalan utama untuk mewujudkan adaya reformasi birokrasi di Indonesia, khususnya untuk membentuk SDM yang berkualitas. Sebagai pelopor ilmu Teknik di Indonesia, ITB dinilai memiliki reputasi yang kompeten untuk mendorong terjadinya perubahan tersebut. Melalui Sidang Terbuka tersebut, Menteri PAN-RB tersebut menegaskan bahwa ITB mampu mengambil peran dalam dukungan pengembangan kualifikasi, kompetensi, dan kapabilitas SDM dalam menghadapi tantang masa depan. "Saya meyakini bahwa ITB akan berupaya membantu perubahan sistem tersebut ke arah yag lebih baik," tambah Azwar Abubakar sebelum menutup orasinya.
Dalam Sidang Terbuka tersebut, turut diselenggarakan pemberian penghargaan ITB kepada instansi dan perorangan yang dinilai telah berjasa memberikan kontribusi nyata beliau dalam bidang teknologi pendidikan untuk memajukan Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan kepada 18 orang, dan 6 instansi yang dinilai mencukupi kategori tersebut. Selain berperan sebagai pemberi orasi, Azwar Abubakar juga mendapatkan penghargaan Ganesha Prajamanggala Bakti Adiutama dalam kontribusinya melakukan reformasi persisteman di Indonesia.