Perkenalkan Teknik Kelautan ke Masyarakat, KMKL ITB Gelar Ocean Engineering Expo
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
JATINANGOR, itb.ac.id - Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung (KMKL ITB) bersama program studi Teknik Kelautan (Ocean ITB) menggelar Ocean Engineering Expo pada Sabtu (2/3/2024), di rubanah Gedung Labtek 1B, ITB Kampus Jatinangor, dan di Laboratorium Hidrolika dan Hidrologi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL).
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat luas, dengan sasaran khusus mahasiswa tahap persiapan bersama (TPB) dari FTSL sebagai wadah untuk mengenal program studi Teknik Kelautan. Pameran ini mengemas berbagai kelompok keahlian di Teknik Kelautan yang dijelaskan secara lebih interaktif kepada pengunjung.
Dalam pameran ini, KMKL ITB berkolaborasi dengan PT Robo Marine Indonesia, yakni perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kapal selam tanpa awak. Perusahaan yang berdiri tahun 2009 ini, memamerkan tiga produk ciptaannya di pameran ini yang sangat terkait dengan Teknik Kelautan dalam hal survey, controlling, dan lain-lain pada bangunan lepas pantai.
Pameran ini sukses mendatangkan hampir 200 pengunjung dalam sehari. Adapun beberapa sponsor yang mendukung acara tersebut antara lain, PT Turah Turangga, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), dan Alumni Teknik Kelautan (ALKA) ITB.
Pengunjung yang hadir disuguhkan berbagai gambar, video, infografis, serta penjelasan dari kurator yang interaktif, dengan menggunakan konsep labirin.
Pameran ini dibagi ke beberapa bagian yang digolongkan berdasarkan kelompok keahlian Teknik Kelautan, yaitu Teknik Lepas Pantai dan Teknik Pantai. Kemudian para pengunjung mendapatkan paparan fakta terkait potensi kemaritiman Indonesia di berbagai bidang, salah satunya energi dan ekonomi.
Di bagian selanjutnya menjelaskan mengenai kondisi aktual bertolak belakang dengan fakta sebelumnya. Sebut saja potensi lautan yang belum dimanfaatkan dengan optimal hingga bencana abrasi karena kurang permasalahan tersebut kurang diperhatikan. Selanjutnya, pengunjung diperkenalkan dengan bangunan-bangunan lepas pantai yang lazim digunakan dalam pertambangan minyak di laut dan bangunan lepas pantai lainnya.
Perbedaan yang signifikan antara bangunan lepas pantai dengan bangunan darat berada pada struktur dan pondasinya. Di mana pondasi di beberapa infastruktur lepas pantai mengandalkan pile, selain itu juga bangunan lepas pantai yang menggunakan gaya apung lautan.
Pembahasan mengenai pelabuhan juga diangkat pada agenda ini. Mulai dari urgensi, potensi, dan tantangannya di Indonesia. Keberadaan pelabuhan dalam kemaritiman Indonesia sangat signifikan dalam bidang perhubungan meliputi transportasi dan logistik.
Hal itu dikarenakan transportasi air, kapal, memiliki kemampuan angkut yang besar dibandingkan transportasi darat dan udara. Penjelasan tersebut dilanjutkan dengan pemaparan infrastruktur pantai lainnya yang masih masuk ke dalam bidang Teknik Kelautan salah satunya bangunan pemecah gelombang. Tak hanya itu, pameran ini juga membahas terkait infrastruktur dan rekayasa di terusan (canal). Selain penjelasan, pameran ini pun memperlihatkan maket dan replika dari infrastruktur-infrastruktur tadi.
Tak hanya itu, PT Robo Marine Indonesia juga ikut menunjukkan dan menjelaskan produk ciptaannya yang sangat terkait dalam konstruksi bangunan lepas pantai. Salah satu alat yang dipamerkan adalah Raja Ampat Remotely Operated Vehicle (ROV), yakni alat observasi yang dapat dioperasikan di laut hingga kedalaman 100 m di bawah permukaan laut.
Alat ini sudah dilengkapi berbaga fitur salah satunya kamera untuk melihat visi bawah laut dan sensor sonar untuk melihat sekitar dan menghindari benda keras yang tidak terlihat kamera. Selain Raja Ampat ROV, Robo Marine juga menampilkan Geomar Autopilot Survey Boat dan Mini ROV.
Setelah mendapat banyak penjelasan terkait infrastruktur pantai dan lepas pantai, pengunjung diperlihatkan simulasi pemecah gelombang dan turbin angin. Di sini juga diangkat terkait potensi angin laut di Indonesia untuk dijadikan pembangkit listrik yang merupakan energi terbarukan. Selain turbin, laut juga berpotensi untuk pembangkit energi terbarukan dari sinar matahari, dengan peletakan panel surya di lautan.
Kurator yang merupakan mahasiswa Teknik Kelautan tingkat akhir juga memberikan contoh dan penjelasan terkait pembangkit listrik dengan energi terbarukan di lautan ini. Menurutnya, transisi energi melalui turbin angin akan sangat menguntungkan baik dari segi bisnis maupun keberlanjutannya, namun sayang masih banyak yang belum tertarik karena sifat dari energi terbarukan.
Di bagian akhir, pameran ini lebih jauh memperkenalkan program studi Teknik Kelautan dengan memperlihatkan susunan kurikulum setiap semester di Teknik Kelautan. Termasuk memperkenalkan labih dalam Kelompok Keahlian dan profil dosen Teknik Kelautan.
Lalu di sesi yang berlokasi di Laboratorium Hidrolika dan Hidrologi, memperlihatkan simulasi alat observasi di kolam buatan. Ada juga fasilitas photobooth lengkap dengan rompi dan helm proyek untuk para pengunjung.
Ketua Ocean Engineering Expo sekaligus mahasiswa Teknik Kelautan, Reynard Alexander Zebua, mengatakan respons untuk acara ini sangat positif. Dia pun berharap acara ini dapat membuka wawasan masyarakat pada umumnya juga mengenai dunia kelautan.
"Semoga pengujung bisa tercerdaskan tentang dunia kelautan secara umum, dan untuk teman-teman TPB bisa lebih dekat dengan Teknik Kelautan," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung yakni Artanti Mirta Kusuma, mengaku banyak mendapatkan pengalaman baru saat mengunjungi agenda tersebut. “Pamerannya seru banget, banyak banget yang didapatkan dari pameran ini, jadi makin tau tentang bidang Teknik Kelautan yang luas banget cakupan bidangnya, ditambah seneng dapat es krim gratis," ucapnya.
Reporter: Raihan Zhafar (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)