Perspektif Sains, Teknologi, dan Seni Menanggapi Persoalan Penyandang Disabilitas dan Lansia
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Rangkaian kegiatan “Road to International Disability Day 2023” yang diselenggarakan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) bersama Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia mencapai puncaknya pada Jumat (17/11/2023).
Berlangsung selama 5 hari, mulai Senin hingga Jumat, di Gedung Center for Arts, Design, and Language (CADL) FSRD, ITB Kampus Ganesha, acara ini menyajikan serangkaian kegiatan dialog interaktif, kuliah umum, pameran, poster session, dan evening coffee corner.
Kegiatan ini berfokus pada dialog isu-isu disabilitas, inklusi sosial, krisis iklim, dan keberlanjutan dalam perspektif sains, teknologi, seni, dan desain.
Penutupan acara dihadiri oleh Presiden DILANS Indonesia, Farhan Helmy, yang memberikan pandangan mengenai signifikansi kegiatan tersebut.
“Road to Internasional Disability Day itu adalah upaya kita melakukan awareness kepada semua, terutama masyarakat yang ada di kampus. Tentunya, karena jumlah penyandang disabilitas dan lansia itu hampir 50 juta orang di Indonesia, kalau di dunia disabilitas itu ada 1 miliar lalu lansia hampir jumlah yang sama. Sebetulnya harus menjadi perhatian semua orang karena mereka pun berhak hidup, berhak menjalani keseharian tanpa diskriminasi,” ujarnya.
Road to International Disability Day bukan hanya serangkaian acara, melainkan bagian dari upaya menciptakan kesetaraan dan menghubungkan Sains, Teknologi, Seni, dan Desain dalam menanggapi persoalan yang dihadapi kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas dan lansia. Dengan dimensi yang luas, kegiatan ini bukan hanya tentang mengungkapkan persoalan, tetapi juga memberikan ruang untuk gagasan dan solusi yang dapat dielaborasi lebih lanjut.
Farhan Helmy menekankan peran kampus, khususnya ITB, dalam menghubungkan berbagai disiplin ilmu untuk menyelesaikan masalah-masalah kompleks. Beliau berharap agar hasil pertemuan ini melahirkan banyak gagasan yang dapat diimplementasikan lebih lanjut. Keterlibatan ITB, khususnya FSRD, diharapkan dapat menciptakan solusi yang dapat memudahkan kehidupan penyandang disabilitas melalui desain inklusif.
Selain itu, DILANS Indonesia berharap agar para mahasiswa dapat melihat keberagaman dan kemampuan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas. Dengan terlibat dalam rangkaian kegiatan ini, kesadaran akan pentingnya inklusi sosial diharapkan semakin tumbuh. Bagi mahasiswa, khususnya dari FSRD, diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi untuk penelitian dan pengembangan model yang mendukung inklusi.
Dari perspektif FSRD ITB, keberlanjutan kerja sama dengan DILANS menjadi kunci untuk berbagai upaya kesetaraan melaui sains, teknologi, dan seni. Melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang telah terjalin, rangkaian acara ini hanya menjadi awal. FSRD berkomitmen terus mendukung kegiatan inklusif dan berkelanjutan. Acara ini juga menjadi kesempatan untuk melihat desain dari berbagai sudut pandang, termasuk aspek lingkungan dan sosial, bahkan hingga isu global seperti pemanasan global.
Komitmen ITB, khususnya FSRD, untuk menjadikan kampus ini inklusif, baik dari segi infrastruktur maupun kurikulum, diharapkan dapat memunculkan riset-riset dan pengembangan teknologi assistive yang mendukung penyandang disabilitas. Dengan demikian, ITB tidak hanya menjadi tempat diskusi, tetapi juga tempat eksperimen nyata dalam menyelesaikan isu-isu tersebut.
“Harapannya sebenarnya (agar) tidak berhenti di sini. Besok ada penanaman pohon ya. ada juga pekan yang akan dilaksanakan sama pak Farhan itu juga bakal jadi concern FSRD. Karena memang komitmen di awal waktu bikin MoU antara fakultas dan juga DILANS itu memang kita inginnya berkelanjutan. FSRD tetap saling mendukung, terus kita juga mendukung (kebijakan) Sumur Bandung sebagai pilot project itu, salah satunya juga ITB di daerah Tamansari bisa jadi daerah inklusif juga,” ucap Amira Rahardiani, Ph.D., Jumat (17/11/2023).
Penutupan acara ini juga menjadi momen apresiasi terhadap keterlibatan semua pihak yang turut mendukung keberhasilan Road to International Disability Day 2023. Dengan harapan agar semangat inklusif dan adaptabilitas yang diusung melalui acara ini dapat terus bergulir dan menginspirasi perubahan nyata. Semua pihak berharap peserta dapat membawa pengalaman dan pengetahuan baru dalam mendukung perjuangan melawan krisis iklim dan meningkatkan inklusivitas di berbagai bidang kehidupan.
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)
Editor: M. Naufal Hafizh