Petakan Potensi Panas Bumi, Mahasiswa Teknik Geologi ITB Juarai Lomba Pemetaan Nasional

Oleh Natasha Agustina

Editor Natasha Agustina

BANDUNG, itb.ac.id - Teknik Geologi ITB kembali mencetak prestasi dengan meraih peringkat kedua pada Geology Open Challenge (GOC) UNSOED 2015 yang diselenggarakan oleh Universitas Jenderal Soedirman. Pencapaian tersebut berhasil dilakukan oleh tiga mahasiswa Teknik Geologi ITB 2012 yang tergabung dalam satu tim, diantaranya dalah Ratika Benita Nareswari, Reni Hastari, dan Stephen Julio Kim . Lomba pemetaan skala nasional yang diselenggarakan dua tahun sekali secara tematik ini, kini mengusung tema "Menyingkap Manifetasi Panas Bumi dengan Menelusuri Karakteristik Geologi serta Memahami Potensinya".
Lomba yang diselenggarakan pada Jumat-Kamis (04-10/09/15) ini, terdiri atas pengambilan data lapangan untuk pemetaan selama tiga hari di daerah barat daya Gunung Slamet, yaitu di Bantarkawung, Brebes dan Baturraden, Jawa tengah. Pada tahap ini, setiap kelompok melakukan pemetaan  untuk memperoleh data lapangan. Teknis pemetaannya adalah mengamati aspek geologi daerah penelitian seperti susunan batuan, gejala struktur lipatan dan patahan, persebaran alterasi batuan serta karakteristik manifestasi panas bumi yang ditemui. Data mentah tersebut kemudian diolah menjadi poster yang berisikan peta geologi, peta geomoforlogi, peta potensi geologi seperti bahan industri dan daerah rawan longsor, peta alterasi, peta manifestasi, profil stratigrafi, sintesa sejarah geologi, serta pemodelan panas bumi yang semuanya dilakukan secara manual.

Empat hari yang dihabiskan untuk mengambil dan mengolah data dilanjutkan pada hari kelima untuk mempresentasikan hasil analisis dari data lapangan dalam bentuk poster dan slides power point. Ratika mengaku awalnya tim ITB sempat pesimis pada visual poster yang dinilai kurang baik walaupun kontennya sangatlah baik. Tak dapat disangkal bahwa aspek visual dari poster juga merupakan bagian penilaian. Juara dua, lanjut Ratika, yang diperoleh ini adalah hasil kerja keras tim ITB untuk mengerjakan segala aspek dengan lengkap dan rinci dengan konsep geologi yang baik. "Yang namanya lomba pasti yang dikirim yang terbaik. Seharusnya semua bisa ngerjain. Jadi yang dinilai adalah ketelitian di tiap aspek penelitian dan memberi lebih dari apa yang diminta buhan hanya memberi 'sekadar', "Ujar Ratika.

Kerja keras yang dilakukan oleh tim ITB memang pantas diganjar dengan kemenangan. Persiapan telah dibangun sejak kuliah semester ganjil ini dimulai. Metode yang dilakukan adalah belajar bersama pada malam hari dan beberapa kali berdiskusi dengan dosen. "ya intinya jangan takut untuk ikut lomba. Kita juga awalnya hanya
coba-coba, pengen ngetes seberapa jauh kemampuan kita," ucap Ratika dengan semangat. "Tapi justru dengan kita ikut lomba, skill dan ilmu kita nambah banyak banget," tambahnya. Ratika yakin dengan mengikuti lomba, tim geologi ITB ini memiliki tujuan belajar yang besar. "Persiapan gak bohong, kok. Semakin prepared kita ikut lomba, pasti hasilnya bakalan terbaik," tukas Ratika dengan antusias.

Tema tentang panas bumi yang diangkat pada lomba GOC ini pun cukup menyita perhatian Ratika dan tim karena panas bumi adalah salah satu energi alternatif yang sangat besar potensinya di Indonesia. Sebagai sumber energi unggulan Indonesia sudah sepatutnya mahasiswa-mahasiswa di Indonesia khususnya mahasiswa Geologi memberi perhatian lebih kepada panas bumi. "Masalahnya (panas bumi, ed) masih kurang ekonomis dan sifat energinya lokal, gak bisa di-transport jauh-jauh kayak migas tetapi ilmu-ilmunya masih terus berkembang dan eksplorasi masih terus dilakukan,"tutup Ratika dengan lugas.