Pimpinan KPK Saut Situmorang Berikan Kuliah Antikorupsi di ITB

Oleh Vinskatania Agung A

Editor Vinskatania Agung A

BANDUNG, itb.ac.id - Pendidikan Anti Korupsi (PAK) KU4079 merupakan salah satu mata kuliah yang diampu oleh dosen-dosen yang tersertifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai pengajarnya. Menariknya, di penghujung perkuliahan, mata kuliah ini menghadirkan salah satu tokoh negara untuk mengisi kuliah umum. Bertempat di Aula Barat ITB, Selasa (19/04/16), dihadapan ratusan mahasiswa dari berbagai disiplin keilmuan, Thony Saut Situmorang salah satu pimpinan tinggi di KPK memaparkan idenya sebagai upaya membuka wawasan mahasiswa mengenai bekal menjadi insan antikorupsi

KPK Sebagai Obat
Dalam pemberantasan korupsi, sistem yang dibangun Indonesia adalah sistem "memenjarakan orang" ketika terbukti adanya korupsi dan kerugian negara. Oleh karenanya KPK membantu menyokong sistem tersebut. Sampai saat ini KPK telah berhasil menyumbangkan lebih dari 500 orang ke tahanan. Mungkin hal seperti itu baik untuk saat ini, tapi apa upaya yang bisa diusahakan untuk membentuk masa depan Indonesia yang bersih korupsi dan turunannya?

Jawabannya, menurut Saut, ada pada pendidikan karakter. Ada ribuan variabel yg membuat orang korupsi di indonesia. Dengan begitu, ada ribuan variabel pula yg harus dilihat dan diberantas di masing-masing institusi. Dihadapakan dengan berbagai kemungkinan dan kesempatan, tindak korupsi dapat terjadi di ruang paling sempit. Yang dapat menahan seseorang hanyalah apa yang sudah tumbuh dan besar di dalam dirinya yaitu karakter dan integritas.

Hal kecil bisa mengantar pada penciptaan karya besar, namun hal kecil pula yang bisa menyandung seseorang menuju kehancuran. Oleh karena itu, dibutuhkan penanaman karakter yang kuat hingga integritas dapat menjadi bagian dari diri seseorang dan tidak lekang oleh ruang dan waktu. "Negara ini jika mau baik, tidak bisa diselesaikan oleh KPK. KPK adalah obat. Tapi cara mencegah agar tidak sakit adalah dengan karakter dan integritas," tukas Saut.

Ketidakteraturan khususnya pada sistem birokrasi adalah hal yang sudah terkenal di negeri ini. "Sebut satu saja hal yang belum diatur oleh negara, tidak ada," kata Saut. Nyatanya, semua sudah ada regulasinya, namun hanya perlu konsistensi dalam eksekusi yang perlu ditingkatkan lagi. Inkonsistensi di berbagai lini ini yang banyak memunculkan kasus-kasus korupsi.

Kini, KPK sedang meningkatkan pemantauan ke sektor-sektor swasta dan kemungkinan korupsi dari hasil perdagangan pengaruh. Saut turut berharap agar media dapat bekerja sama dalam membantu menyiarkan kabar baik terkait pengembangan antikorupsi di Indonesia. "Jangan hanya tertarik pada kabar mengenai kasus saja," tambahnya.

PAK, Mata Kuliah Pengubah Peradaban
Dengan melihat semakin banyak tindak korupsi yang dilakukan dan semakin besar kerugian yang ditimbulkan pada negara, peran serta institusi pendidikan dalam segala upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi merupakan hal yang sangat penting. ITB sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi di Indonesia berkewajiban untuk menjadi agen pemberantasan korupsi dalam lingkup pencegahan. Golnya adalah menghasilkan lulusan-lulusan yang antikorupsi. Untuk mewujudkannya, ITB membuka pelajaran Pendidikan Anti Korupsi yang kini telah memasuki satu windu sejak pertama kali dibukanya mata kuliah ini.

Dalam mata kuliah ini dibahas segala pengetahuan mengenai korupsi mulai dari definisi, sejarah, faktor penyebab, prespektif dari segala bidang, faktor pengontrol, model pemberantasan korupsi di negara lain, serta peran masing-masing stake holder dalam upaya pemberantasan korupsi. Pada akhir semester mahasiswa akan diberikan tugas besar dengan berkelompok untuk merancang sebuah desain atau konsep berbentuk purwarupa yang dapat digunakan dalam upaya pemberantasan korupsi sesuai dengan keilmuannya masing-masing.