Membangun Integritas Melalui Diskusi Musikal Anti-Korupsi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Berdasarkan data yang dirilis Global Corruption Perception Index di tahun 2017, Indonesia menempati peringkat ke-96 dari 180 negara di dunia terkait tingkat kebersihan dari korupsi. Jika dibandingkan beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura yang menduduki peringkat 6 atau Malaysia yang menduduki peringkat 32, Indonesia bisa dikatakan masih tertinggal jauh dalam hal pemberantasan korupsi. Bahkan, Timor Leste pun menduduki peringkat yang lebih tinggi dari Indonesia. 


Berangkat dari fakta tersebut, Bung-Hatta Anti Corruption Award (BHACA) mengajak kaum muda untuk dapat bersama-sama membangun integritas diri guna melawan korupsi melalui Diskusi Musikal Anti-Korupsi yang diadakan di Gedung CRCS ITB pada Jumat (7/9/2018). Diskusi ini diisi langsung oleh Wakil Ketua KPK Saut Situmorang beserta musisi peraih penghargaan Most Popular Awar UN Woman, Sister in Danger.

Generasi muda merupakan potensi emas yang perlu dibina agar kelak dapat menjadi pemimpin-pemimpin unggul bangsa Indonesia.  Menanamkan persepsi diri yang positif dan integritas yang tinggi merupakan kunci untuk dapat menghindarkan para generasi muda dari celah-celah tindakan korup. Tindakan korup berupa ketidakjujuran kecil sehari-harinya inilah yang berpotensi menjebak calon-calon pemimpin bangsa ke dalam tindakan koruptif massif di kemudian hari. Oleh karena itu, pembinaan diri menjadi suatu keharusan jika cita-cita Indonesia bersih korupsi 2045 ingin tercapai.

Di era milenial kini, pembinaan seyogianya perlu dilakukan secara kreatif dan tak lagi klerikal. Sebaik-baiknya pembelajaran berasal dari peneladanan. Sebaik-baiknya aksi berasal dari inspirasi. Pengemasan seminar anti-korupsi yang dibarengi diskusi dan penampilan musikal ini terbukti berhasil menarik minat banyak mahasiswa. Mereka sangat antusias menyambut acara ini. Pada saat acara berlangsung, bahkan banyak mahasiswa yang terpaksa menyaksikan dari luar ruangan karena di dalam sudah sangat sesak.

Dalam paparannya, Saut Situmorang mengungkapkan bahwa ketegasan serta keberanian untuk mengatakan “tidak” merupakan sifat yang perlu ditumbuhkembangkan mahasiswa selaku generasi muda. Tegas terhadap diri sendiri dan berani berkata “tidak” untuk ketidakjujuran. Selain itu, sifat resistansi akan adanya perubahan merupakan salah satu penghambat gerakan perubahan di masyarakat. 

“Pemberantasan korupsi tak akan berhasil jika masyarakat tak memiliki ketegasan serta keberanian dan juga resistan untuk mau bebenah diri," katanya. Oleh karena itu, ia berharap agar mahasiswa selaku agent of change di masyarakat dapat berperan aktif dan menjadi garda terdepan dari tindakan melawan korupsi.

Sebagai penutup diskusi, Saut Situmorang membawakan lagu Story of My Life dari boyband One Direction dengan saxofon-nya. Menurutnya lagu ini mengisahkan perjuangan dirinya dalam melawan tindak pidana korupsi yang diibaratkannya seperti ‘chasing the clouds’. “Musik menginspirasi orang, menumbuhkan integritas, serta membangun imajinasi. Di dalamnya terdapat doa, cita-cita, dan harapan,” ucapnya.

Reporter: Karimatukhoirin