PPPBL ITB Kembangkan Produk Kreatif Berbasis Lingkungan dan Budaya

Oleh Erika Winfellina Sibarani - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id- Direktorat Penerapan Ilmu dan Teknologi Multidisiplin (DPITM) kembali mengadakan Presentasi oleh Pusat dan Pusat Penelitian (P/PP) di Gedung PAU ITB Kampus Ganesha, Selasa (13/8/2024). Presentasi kali ini disampaikan oleh Ketua Pusat Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan (PPPBL) ITB, Dr. Adhi Nugraha, M.A.

PPPBL ITB adalah wadah fungsional sebagai organisasi program yang melaksanakan dan mengelola penelitian mengenai produk hasil sumber daya nasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan seni budaya. PPPBL memiliki visi untuk sejahtera melalui kreativitas berbasis budaya dan lingkungan.

“Pusat ini sebenarnya sudah berdiri pada tahun 2005 sebagai Pusat Penelitian Seni Rupa dan Desain (PPSRD). Namun mengalami perubahan nama pada tahun 2011. Sejak awal berdiri, pusat ini sudah memiliki ambisi yang kuat dalam hal penggalian, pengembangan, dan penerapan keilmuan dan praktik seni rupa, desain, kriya, dan ilmu kemanusiaan dalam nafas kebudayaan Nusantara”, ujar Dr. Adhi.

Sebagai lembaga yang bergerak di bidang kreatif, PPPBL memiliki tujuan untuk meningkatkan daya saing produk dan jasa kreatif melalui pemanfaatan sumber daya nasional secara berkelanjutan dan penumbuhan aktivitas kultural di masyarakat. Selain itu, PPPBL juga menjalin dan mengembangkan kerjasama penelitian dan pengembangan, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Dr. Adhi mengatakan bahwa fokus PPPBL ITB saat ini adalah material, teknologi tepat guna, dan industri kreatif/kultural. Untuk mendukung fokus tersebut, roadmap topik riset PPPBL 2021-2025 adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan sampah industri wisata menjadi produk unggulan industri kreatif yang berdaya saing.
2. Aplikasi teknologi tepat guna untuk pengembangan produk berbahan baku alam.
3. Revitalisasi desain produk budaya terkait isu keberlangsungan budaya dan ekonomi lokal.
4. Penciptaan industri kreatif baru berbasis tradisi dan kearifan lokal.

Dr. Adhi juga menjelaskan beberapa proyek penelitian yang sudah dan sedang PPPBL ITB lakukan. Beberapa di antaranya adalah pembangunan menara internet berbahan bambu, pengembangan produk tepat guna dari bambu, dan pengembangan produk lifestyle berbasis bahan limbah kotoran sapi.

“Menara internet berbahan bambu sudah dikembangkan di 6 daerah yaitu Bandung, Bali, Gelar Alam, Kalimantan, Sumba dan Sukabumi. Bambu dipilih karena mudah didapat secara lokal, harganya yang relatif terjangkau jika dibandingkan dengan kayu solid atau besi, dan bambu adalah sustainable masa depan. Selain itu juga bambu dapat memberikan nilai estetika tetapi tetap mengembangkan kearifan lokal”, ujarnya.

Dalam mengembangkan proyek penelitian tersebut, PPPBL ITB melakukan beberapa strategi yaitu sharing pendanaan, menjamin pengguna/pasar, memastikan adanya penerus kegiatan setelah ketika program berakhir, hasil yang dicapai harus lebih optimal dan aplikatif, mementingkan kualitas daripada kuantitas dan hasil guna daripada laporan formalitas.