Pramoda Prabaswara Raih Beasiswa Future Research Talent (FRT) 2024 di Australian National University

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh

Dida berfoto di depan Australian National University (Dok. Pribadi)

BANDUNG, itb.ac.id — Pramoda Prabaswara, mahasiswa Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2021, mencetak prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai salah seorang penerima beasiswa Future Research Talent (FRT) 2024 yang diselenggarakan oleh Australian National University (ANU). Beasiswa ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa berbakat untuk mendalami penelitian di bawah bimbingan supervisor langsung dari ANU.

Pramoda Prabaswara, atau yang akrab disapa Dida adalah salah seorang dari empat mahasiswa ITB yang berhasil lolos seleksi ketat yang ditentukan langsung oleh supervisor ANU. Dalam proses seleksi, dia menyajikan portofolio berisi kontribusi pentingnya, termasuk keikutsertaannya dalam tim Kontes Robot Sepakbola Indonesia Beroda (KRSBI-B) dan penghargaan juara 2 pada kompetisi ASHRAE untuk sistem monitoring ruangan berbasis IoT.

Selain itu, pengalaman ini adalah kali pertama Dida naik pesawat dan berkunjung ke luar negeri. Dia menyebut momen ini sebagai salah satu pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya.

Di ANU, Dida bekerja di bawah bimbingan Prof. Louis Moresi, mempelajari mekanika fluida dan perpindahan panas menggunakan Python. Dia terlibat dalam proyek penelitian bertajuk "Advanced Computational Modelling with Underworld3: 2D Stokes and Darcy Flow Experiments". Penelitian ini menjawab pertanyaan penting tentang hubungan proporsional antara kecepatan dan tekanan fluida dalam media berpori.

Dida (kanan bawah) berfoto dengan Warga Negara Indonesia di Research School of Earth Science, ANU. (Dok. Pribadi)

Dida juga berbagi cerita menarik tentang pengalamannya tinggal di Canberra, termasuk kunjungan ke Tidbinbilla Nature Reserve, observasi bintang di Mount Stromlo, hingga berkeliling ke Melbourne dan Sydney. Dia juga tidak lupa menyoroti tantangan unik yang dihadapi, seperti beradaptasi dengan logat Australia dan menemukan bahwa bidet bukanlah fasilitas umum di sana.

Ketika ditanya tentang pesan untuk mahasiswa lain, Dida menyebutkan pentingnya memiliki keberanian untuk mencoba meskipun bidang yang digeluti belum tentu menjadi passion utama. "Kadang perjalanan itu lebih penting daripada tujuan akhir," ungkapnya saat diwawancarai di Ruang Kerja Bersama (RKB) Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB. Ia juga menekankan pentingnya keterbukaan untuk bertemu orang baru dan membangun koneksi, yang menjadi nilai tambah besar selama program FRT ini.

Dida berfoto dengan perwakilan dari ANU pada Awardee Night. (Dok. Pribadi)

Dida menjelaskan bagaimana eksperimen menggunakan software Underworld3 memberikan pemahaman baru tentang perilaku fluida dalam media berpori. Temuannya dapat diaplikasikan di berbagai bidang seperti geofisika, teknik lingkungan, hingga mitigasi bencana.

Dengan pencapaiannya ini, Dida tidak hanya membawa nama baik ITB, tetapi juga membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Beasiswa ini juga memungkinkan konversi kredit sebesar 3 SKS ke ITB, memberikan manfaat tambahan bagi perkuliahannya.

Program FRT merupakan inisiatif ANU untuk mendukung mahasiswa dan staf akademik dari berbagai negara dalam melakukan penelitian kolaboratif. Dengan total nilai beasiswa AUD 8.500, peserta dapat memanfaatkan pendanaan ini untuk menutupi biaya perjalanan, visa, asuransi, akomodasi, dan kebutuhan sehari-hari selama mengikuti program penelitian.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#prestasi mahasiswa #prestasi internasional #penelitian #beasiswa #fti