Prof. Dwiwahju Sasongko: ITB Kembangkan Teknologi Pemanfaatan Batubara Ramah Lingkungan

Oleh Adi Permana

Editor Diky Purnama, S.Si.,M.Ds.

*Foto ilustrasi (Sumber: freepik)

BANDUNG, itb.ac.id – Dalam rangka 80 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Kimia di Indonesia, Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung kembali menyelenggarakan webinar ke-4 yang berjudul Industri Kimia Berbasis Mineral dan Batubara. Webinar ini diselenggarakan melalui platform Zoom, Sabtu (12/6/2021).

Webinar ini diisi oleh beberapa narasumber yang berasal dari akademisi hingga pemerintahan. Salah satunya adalah Prof. Dwiwahju Sasongko, Guru Besar Teknik Kimia ITB. Pada kesempatan ini Prof. Dwiwahju Sasongko memaparkan beberapa hal tentang teknologi pemrosesan batubara ramah lingkungan.

Prof. Dwiwahju Sasongko mengatakan, batubara adalah endapan senyawa organik karbon yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. Pembentukan batubara pertama terjadi sekitar 360-290 juta tahun lalu.

Saat ini penggunaan batubara menimbulkan pro dan kontra di kalangan pelaku industri dan aktivis lingkungan. Prof. Dwiwahju Sasongko menjelaskan bahwa penggunaan batubara memang membawa keuntungan beserta kerugian. Jika dilihat dari segi keuntungan, batubara dapat memasok listrik secara konstan, biaya kapital rendah, dan harganya yang relatif murah. Sedangkan untuk kerugiannya bisa menyebabkan emisi gas rumah kaca dan kerusakan ekosistem di sekitar tambang.

“Pada dasarnya pemanfaatan batubara dilakukan melalui beberapa proses, yakni gasifikasi, karbonisasi/pirolisis, likuifaksi, dan pembakaran,” ujarnya. Dalam proses pembakaran batubara, alat yang paling sederhana digunakan terdapat pada alat rumahan yakni tungku. Sementara untuk industri PLTU menggunakan tungku batubara komersial kapasitas besar, yakni dengan metode Pulverized Combustion (PC) dan Fluidized Bed Combustion (FBC).

“Untuk menilai tingkat efisiensi kedua metode tersebut, kita perlu menimbang aspek utama pengembangan teknologi pemanfaatan batubara ramah lingkungan. Salah satunya adalah pengurangan emisi CO2, SOx, NOx, dan partikulat. Salah satu alasan metode FBC lebih efisien karena menghasilkan lebih sedikit NOx daripada metode PC,” ujarnya.

Selain aspek tersebut ada beberapa aspek lain dalam pengembangan teknologi pemanfaatan batubara ramah lingkungan yaitu peningkatan kinerja teknologi konvensional dan pengembangan teknologi pemanfaatan yang baru. Oleh karena itu, ITB sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia juga melakukan beberapa penelitian. Beberapa di antaranya sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Misalnya seperti pembuatan batubara hibrida, penyisihan SOx dari gas bakar, dan Pemanfaatan CO2 dari gas bakar untuk pembuatan asam format, metanol, dsb.

Reporter: Kevin Agriva Ginting (TPB, 2020)