Program Kreativitas Mahasiswa: Wujud Bakti untuk Negeri

Oleh Fatimah Larassati

Editor Fatimah Larassati

BANDUNG, itb.ac.id - Realita zaman dewasa ini menuntut inovasi dan karya untuk selalu diciptakan. ITB sebagai salah satu wadah ilmu dan pengetahuan serta kiblat teknologi Indonesia pun secara tidak langsung memikul tanggung jawab moral untuk mencetak anak bangsa yang kreatif, inovatif, dan aplikatif dalam ilmunya untuk masyarakat. Kreasi dan inovasi diibaratkan sebagai layar yang diperlukan untuk menavigasikan arah kemajuan Indonesia di tengah gelombang globalisasi. Oleh karena itu, ITB bersama Keluarga Mahasiswa (KM) ITB menggiatkan sosialisasi mengenai Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), sebuah agenda tahunan yang prestisius dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memfasilitasi potensi mahasiswa dari seluruh universitas di Indonesia dalam berkarya. Gaung ini diharapkan dapat menarik sebanyak-banyaknya minat dan karya dari seluruh insan akademis ITB.

Harmonisasi Karya dan Pengabdian Masyarakat

PKM mewadahi pengembangan mahasiswa atas ilmu dan teknologi yang telah dipelajari di bangku kuliah serta pengembangannya dalam masyarakat. Gelaran ilmiah akbar ini didasarkan atas kesadaran bahwa mutu perguruan tinggi direfleksikan dari lulusan yang cakap dalam mengantisipasi pengembangan bangsa. PKM sendiri terdiri atas rangkaian tahap seleksi dengan Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) sebagai puncak acaranya. Agenda yang telah ada sejak 27 tahun silam ini mempunyai beragam cabang kategori, antara lain yaitu PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Karsa Cipta (PKM-KC), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI), serta PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT). Pengelompokan ini dimaksudkan agar ruang kreasi dari mahasiswa tak terbatas hanya pada teknologi semata sehingga ide apapun tetap dapat terfasilitasi pengembangannya.


Karya-karya luar biasa yang lahir tak jarang adalah karya yang kolaboratif, yaitu karya yang merupakan buah dari berbagai disiplin ilmu karena sesungguhnya tiap bidang keilmuan saling berhubungan antara satu dengan yang lain dan kolaborasi akan menunjang hal tersebut. Berkaca dari hal inilah, banyak tim-tim yang berkompetisi di PKM adalah tim dengan komposisi latar belakang disiplin ilmu yang beragam. Tidak menutup kemungkinan dalam satu kelompok tiap anggota berasal dari jurusan yang berbeda selama topik karya yang diangkat berkaitan dengan disiplin ilmu dari ketua kelompok dan seluruh anggota kelompok mempunyai visi yang sama. Ide-ide yang diwujudkan dalam karya ini pun haruslah ide yang memiliki nilai dan daya terap di masyarakat karena kembali pada tujuan utama PKM, karya-karya tersebut diharapkan mampu mengembangkan kualitas masyarakat. Di sisi lain, mahasiswa adalah motor pengembangan dalam ilmu pengetahuan sehingga sudah seyogyanya ilmu yang didapatkan diberikan kembali kepada masyarakat dalam bentuk karya nyata.


Tantangan dan Peluang: Setali Tiga Uang

Tak dapat dipungkiri, atmosfer kompetitif dalam PKM membuat ajang ini sebagai salah satu ajang paling bergengsi tingkat perguruan tinggi di Indonesia. Semua peserta berlomba-lomba agar karyanya menjadi yang paling baik di antara yang terbaik. Oleh karena itu, persiapan matang sangat dibutuhkan mulai dari pembentukan awal kelompok hingga tahap proses dalam lomba. Persiapan matang otomatis membutuhkan pengorbanan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Sayangnya, kebutuhan atas waktu kerap kali menjadi momok mahasiswa. Beban akademik yang relatif tinggi serta banyaknya agenda dan tanggung jawab tambahan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus membuat alokasi waktu untuk persiapan dan proses selama berlangsungnya seleksi PKM menjadi berkurang.


Akan tetapi, tantangan yang dihadapi tak dapat semata-mata hanya dianggap penghambat. Bahkan jika dilihat dari sisi lain, tantangan ini dapat dijadikan sebagai peluang, salah satunya adalah peluang bagi mahasiswa untuk belajar mengatur porsi waktu untuk akademik, non-akademik, dan hubungan sosial kemasyarakatan. Lebih lanjut lagi, hal berharga lain yang dapat dipetik adalah pembelajaran bagaimana mengemban amanah lebih sebagai mahasiswa. Amanah ini adalah proyeksi Tridharma Perguruan Tinggi yaitu selain pendidikan dan penelitian, mahasiswa juga punya kewajiban mengabdi pada masyarakat. Peluang lain yang dapat dimanfaatkan dari patisipasi mahasiswa dalam rangkaian kompetisi PKM adalah penelitian yang dilakukan untuk menciptakan karya dibiayai oleh pemerintah. Selain itu, sebagai bentuk apresiasi para pemenang terpilih di tingkat nasional akan mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi ke tingkat lebih lanjut. Harapannya, karya-karya yang lahir akan menjadi benih menuju Indonesia yang terdepan dalam inovasi serta aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Sumber gambar: hmtl.environment.uii.ac.id dan jmvfkhua.wordpress.com