Program Studi Profesi Apoteker ITB Raih Akreditasi A
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi
BANDUNG, itb.ac.id - Berita membanggakan kali ini datang dari Sekolah Farmasi (SF) ITB. Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) SF ITB berhasil memperoleh akreditasi A dengan nilai 373 dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan nomor 001/BAN-PT/Ak-II/PSPA/X/2012 pada tanggal 18 Oktober 2012 dan berlaku sampai dengan 18 Oktober 2017.
Tidak semua universitas yang memiliki program studi farmasi pada tingkat S1 dapat membuka program studi profesi. Sekolah farmasi ITB dipercaya untuk membuka program pendidikan profesi yang bergelar apoteker tersebut dengan lama studi 1 tahun pendidikan meliputi kuliah, kerja praktek profesi farmasi, dan ujian komprehensif. Setiap tahunnya PSPA ITB menggelar ujian penerimaan pada bulan Maret dan Oktober dan di akhir tahun pengajaran diselenggarakan Ujian Apoteker. Oktober lalu, sembilan puluh tiga mahasiwa/i PSPA SF ITB dinyatakan lulus ujian negara Apoteker dan mengikuti acara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Apoteker.
Akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan oleh pihak di luar lembaga pendidikan itu sendiri. Akreditasi sebuah perguruan tinggi berguna sebagai panduan calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi, sekaligus berguna bagi instansi pemakai alumni perguruan tinggi dalam menyeleksi atau menilai pelamar kerja. Untuk akreditasi nasional, BAN-PT memiliki kewenangan untuk melakukan akreditasi terhadap pengelolaan dan hasil dari berbagai pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. Dalam evaluasinya, aspek-aspek yang dijalankan oleh suatu perguruan tinggi dikelompokkan menjadi tujuh standar Instrumen Akreditasi BAN-PT yaitu standar visi, misi, tujuan dan sasaran, serta target pencapaian; Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu; mahasiswa dan lulusan; sumber daya manusia; kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik; Pembiayaan, sarana prasarana, serta sistem informasi; dan yang terakhir merupakan Penelitian, Pengabdian masyarakat, dan kerjasama.
"Awalnya memang proses melengkapi borang susah dan membutuhkan waktu yang lama," ujar Dr. Tri Suciati selaku Kepala Program Studi Profesi Apoteker kepada Kantor Berita ITB. "Untuk melengkapi borang, Tim Persiapan Akreditasi PSPA melakukan riset studi mengenai kualitas alumni yang diberikan kepada stakeholder pemakai alumni PSPA SF ITB diantaranya bidang Industri, Rumah Sakit, Apotek, dan Pemerintahan. Selain itu, kami juga mengkaji standar pendidikan kami yang disesuaikan dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), mengevaluasi kurikulum SAP, bahkan sampai dengan soal ujian," lanjutnya.
Berhasilnya PSPA SF ITB meraih akreditasi A turut menjadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi kinerja PSPA SF ITB. SF ITB tentunya ingin meningkatkan kualitas pelayanan pengajarannya dan kualitas alumninya. PSPA SF ITB memiliki staff pengajar profesional yang merupakan dosen dan praktisi yang sudah berpengelaman di bidangnya. Setiap mata kuliah PSPA SF ITB memiliki minimal dua dosen tamu. Selain itu, PSPA SF ITB juga turut mempersiapkan mahasiswa/inya dengan ujian Pra-PKPA sebelum memulai Kerja Praktek dan juga Ujian Apoteker guna menunjang kualitas mahasiswa/i-nya. "Kami masih harus meningkatkan kualitas alumni apoteker. Alumni apoteker ITB harus mampu memberikan kontribusi nasional, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan berpegang pada prinsip produk farmasi yaitu safety, efficacy, dan quality," ujar Tri Suciati.
Setelah sebelumnya kedua program studi SF ITB yang lain yaitu prodi sarjana Sains dan Teknologi Farmasi (STF); prodi sarjana Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK); dan prodi pascasarjana Farmasi (S2) berhasil meraih akreditasi A pada tahun 2009 dan 2011, tentunya akreditasi ini tidak menjadi terget terakhir PSPA SF ITB. "Untuk akreditasi nasional kami sudah mendapatkan, harapan kami semoga ada program studi dari SF ITB yang berhasil meraih akreditasi internasional. Untuk sekarang kami masih dalam proses penjajakan kepada lembaga-lembaga akreditasi Internasional" ucap Dr. rer.nat Rahmana Emran Kartasasmita selaku Wakil Dekan Bidang Akademik SF ITB.
Link terkait : http://www.sps.itb.ac.id/wp-content/uploads/file/akreditasiitb.pdf
http://www.fa.itb.ac.id/?p=5618
Sumber gambar : http://apt.fa.itb.ac.id/
Akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan oleh pihak di luar lembaga pendidikan itu sendiri. Akreditasi sebuah perguruan tinggi berguna sebagai panduan calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi, sekaligus berguna bagi instansi pemakai alumni perguruan tinggi dalam menyeleksi atau menilai pelamar kerja. Untuk akreditasi nasional, BAN-PT memiliki kewenangan untuk melakukan akreditasi terhadap pengelolaan dan hasil dari berbagai pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. Dalam evaluasinya, aspek-aspek yang dijalankan oleh suatu perguruan tinggi dikelompokkan menjadi tujuh standar Instrumen Akreditasi BAN-PT yaitu standar visi, misi, tujuan dan sasaran, serta target pencapaian; Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu; mahasiswa dan lulusan; sumber daya manusia; kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik; Pembiayaan, sarana prasarana, serta sistem informasi; dan yang terakhir merupakan Penelitian, Pengabdian masyarakat, dan kerjasama.
"Awalnya memang proses melengkapi borang susah dan membutuhkan waktu yang lama," ujar Dr. Tri Suciati selaku Kepala Program Studi Profesi Apoteker kepada Kantor Berita ITB. "Untuk melengkapi borang, Tim Persiapan Akreditasi PSPA melakukan riset studi mengenai kualitas alumni yang diberikan kepada stakeholder pemakai alumni PSPA SF ITB diantaranya bidang Industri, Rumah Sakit, Apotek, dan Pemerintahan. Selain itu, kami juga mengkaji standar pendidikan kami yang disesuaikan dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), mengevaluasi kurikulum SAP, bahkan sampai dengan soal ujian," lanjutnya.
Berhasilnya PSPA SF ITB meraih akreditasi A turut menjadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi kinerja PSPA SF ITB. SF ITB tentunya ingin meningkatkan kualitas pelayanan pengajarannya dan kualitas alumninya. PSPA SF ITB memiliki staff pengajar profesional yang merupakan dosen dan praktisi yang sudah berpengelaman di bidangnya. Setiap mata kuliah PSPA SF ITB memiliki minimal dua dosen tamu. Selain itu, PSPA SF ITB juga turut mempersiapkan mahasiswa/inya dengan ujian Pra-PKPA sebelum memulai Kerja Praktek dan juga Ujian Apoteker guna menunjang kualitas mahasiswa/i-nya. "Kami masih harus meningkatkan kualitas alumni apoteker. Alumni apoteker ITB harus mampu memberikan kontribusi nasional, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan berpegang pada prinsip produk farmasi yaitu safety, efficacy, dan quality," ujar Tri Suciati.
Setelah sebelumnya kedua program studi SF ITB yang lain yaitu prodi sarjana Sains dan Teknologi Farmasi (STF); prodi sarjana Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK); dan prodi pascasarjana Farmasi (S2) berhasil meraih akreditasi A pada tahun 2009 dan 2011, tentunya akreditasi ini tidak menjadi terget terakhir PSPA SF ITB. "Untuk akreditasi nasional kami sudah mendapatkan, harapan kami semoga ada program studi dari SF ITB yang berhasil meraih akreditasi internasional. Untuk sekarang kami masih dalam proses penjajakan kepada lembaga-lembaga akreditasi Internasional" ucap Dr. rer.nat Rahmana Emran Kartasasmita selaku Wakil Dekan Bidang Akademik SF ITB.
Link terkait : http://www.sps.itb.ac.id/wp-content/uploads/file/akreditasiitb.pdf
http://www.fa.itb.ac.id/?p=5618
Sumber gambar : http://apt.fa.itb.ac.id/