Rektor Berikan Ceramah Ramadan di Masjid Salman

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana



BANDUNG, itb.ac.id --- Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi DEA., memberikan ceramah Ramadan di Masjid Salman ITB, Jalan Ganesha No.7, Bandung, Selasa (14/5/2019). Ceramah yang disampaikan sesaat sebelum pelaksanaan salat tarawih itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Panitia Pelaksana Program Ramadhan dan Idul Adha (P3RI) dari Salman ITB.


Topik yang diangkat dalam ceramah tersebut ialah tentang menjadi seorang sociopreneur di era sekarang yang diambil dari sebuah kisah inspiratif Heni Sri Sundani, seorang perempuan asal Ciamis, anak seorang petani miskin yang kini berhasil mendirikan Komunitas Gerakan Anak Petani Cerdas dan AgroEdu Komunitas Jampang.

Prof. Kadarsah mengawali ceramahnya menceritakan kisah Heni kecil yang menjalani hidup serba keterbatasan di kampung halamannya. Dia hidup bersama neneknya yang sudah tua. Namun meski hidup di tengah keterbatasan, Heni tetap semangat untuk bersekolah. Setelah tamat SD dengan nilai Ujian Nasional tertinggi di sekolahnya, Heni melanjutkan sekolah sampai lulus SMK dengan perjuangan yang panjang dan tak mudah.

Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa perjuangan Heni untuk sekolah tak berhenti di situ. Heni kemudian bekerja sebagai TKI di luar negeri lalu sambil bekerja dia menyisihkan gajinya untuk kuliah. Sampai akhirnya dia menyelesaikan kuliahnya bahkan dengan predikat terbaik.

Dari kisah tersebut, ada empat hal yang bisa dipetik menurut Kadarsah. Pertama, Heni kecil memilih meningkatkan diri dengan menuntut ilmu. Karena niat yang kuat itulah, dia bisa membuktikan bahwa dengan ilmu pengetahuan dapat mengubah derajatnya dari anak seorang yang keterbatasan ekonomi menjadi seorang yang bisa mengangkat diri dan derajat orang lain.

Kedua ialah tentang semangat berbagi. Heni mengambil contoh dari neneknya yang meski sedang dalam keterbatasan tetap berbagi beras kepada yang membutuhkan saat akan sahur. “Ini pelajaran yang mahal bagi Heni sehingga apa yang dicontohkan neneknya dilakukannya sekarang dengan memberikan bantuan bahkan kepada 200 ribu orang,” jelas Kadarsah.

Hikmah ketiga ialah, setelah berhasil menjadi seorang sarjana, dan memiliki penghasilan bercukupan, tapi Heni tak mementingkan dirinya sendiri. Ia tetap mengangkat derajat hidup orang yang kurang beruntung yang nasibnya percis seperti dia waktu kecil. Dia berusaha memperbaiki nasib orang banyak, berkat tekad dan niat mulianya, dan mendapatkan dukungan dari para donatur dan ini menjadi contoh di era digital dan era modern untuk bermanfaat kepada orang banyak. 

“Rasulullah SAW bersabda, khoirunnas anfauhum linnnas, yang berarti sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia,” kata Kadarsah menyampaikan sebuah hadis nabi.

Hikmah keempat, ialah perjuangan Heni dalam menempuh pendidikan untuk memperbaiki nasib. Oleh karena itu, Kadarsah berpesan kepada para mahasiswa yang saat ini sedang menumpuh ujian akhir, dan yang menuntu ilmu, semoga setelah lulus ilmu yang diperoleh bukan hanya untuk diri sendir tapi juga bermanfaat untuk orang lain. 

“Jadilah insan yang juga bermanfaat bagi orang banyak. Heni kecil sudah membuktikan dengan kuatnya iman, kuatnya niat menuntut ilmu maka semuanya bisa terwujud,” pesan Kadarsah.