Rumah Tumbuh: Berteduh dan Bertumbuh dalam Keberagaman Kota Bandung

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id—Iman Soleh, seniman teater pendiri Komunitas Celah-Celah Langit (CCL), mengisi kuliah umum KU-4078 Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diikuti oleh sekitar 700 orang pada Rabu (27/01/2021). Kuliah umum ini diselenggarakan secara daring melalui kanal YouTube ITB dan dipandu oleh Direktur Ditmawa ITB Dr. G. Prasetyo Adhitama, S.Sn., M. Sn. Dalam kuliah umum ini, Kang Iman—panggilan untuk Iman Soleh—memaparkan rumah tumbuh sebagai pemberdayaan masyarakat Bandung dalam bidang kesenian.

Mensyukuri Keberagaman Kota Bandung

Kang Iman memulai pemaparannya dengan menjelaskan ciri khas Kota Bandung. Bandung merupakan kota yang terbuka terhadap keragaman budaya. Kota Bandung menerima siapa pun yang datang dengan berbagai macam tujuan tanpa memandang latar belakang. Selain itu, ada banyak institusi dan perguruan tinggi di Bandung sehingga, menurutnya, ada dua sebutan untuk Kota Bandung, yaitu Kota Pendidikan dan Kota Kesenian.

Dari pengalamannya sebagai dosen di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, paling tidak ada 235 pertunjukan seni budaya—tidak termasuk film, seni rupa, dan sastra—yang dipentaskan pada 2019. Kemudian, saat menjadi Direktur Seni Bandung, ada sekitar 2.700 seniman yang berpartisipasi menyelenggarakan lebih dari 150 pertunjukan. Hal-hal seperti inilah yang membuatnya amat mensyukuri keberagaman Kota Bandung.

Kesenian Tidak Mengenal Latar Belakang

Kang Iman percaya bahwa tidak harus menjadi orang kesenian untuk menghasilkan sebuah karya seni (berkesenian). Banyak seniman terkenal yang tidak berlatar belakang seni, seperti kimia, dokter, dan teknik. "Apa pun latar belakang kita, pelajarilah budaya kesenian setempat karena dengan berkesenian kita dapat membangun nalar, membangun imajinasi, dan menjunjung tinggi kasih sayang pada siapa pun dan apa pun," kata Iman memberikan nasihat.

Komunitas Celah Celah Langit sebagai Rumah Tumbuh

Keberagaman yang ada di Bandung memotivasi Kang Iman untuk membangun Komunitas Celah-Celah Langit (CCL). Komunitas ini merupakan sebuah komunitas pengabdian pada masyarakat khususnya pada bidang kesenian. Komunitas ini juga sekaligus merupakan rumah tumbuh yang berarti rumah bukan hanya tempat untuk berteduh, tetapi juga tempat untuk bertumbuh dalam peradaban.

Komunitas CCL sudah ada sejak 1985, tetapi baru didirikan resmi pada tanggal 22 Mei 1998. Sejak berdiri, para mahasiswa ITB sudah ikut berkontribusi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan CCL.

Pertunjukan CCL sebagian besar bertemakan isu yang dekat dengan masyarakat. Sebagai tahap persiapan pertunjukan, para pegiat seni melakukan riset terlebih dahulu sekaligus ikut praktik—misalnya bertani—bersama masyarakat. Dengan demikian, komunitas CCL dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dan masyarakat setempat untuk saling membagi dan saling memahami.

Jangan Menjadi Asing di Tengah Kenyataan Persoalan

Dalam konteks teknologi yang terus berkembang, Kang Iman tidak menutup diri pada perkembangan era digital yang ada. Teknologi dan kesenian harus tetap bersama-sama saling mendukung satu sama lain. Bahkan, teknologi justru dapat memudahkan pengenalan kesenian dan memudahkan silaturahmi dalam situasi pandemi yang terbatas seperti sekarang ini. "Kita di Bandung belajar keteknikan, tetapi kita belajar juga kesenian, pelajari kebudayaan supaya kita jauh lebih alim," pungkasnya.

Reporter: Maria Khelli (TPB, 2020)


scan for download