SBM ITB Fun Run: Berlari untuk Berbagi
Oleh Ahmad Furqan Hala
Editor Ahmad Furqan Hala
BANDUNG, itb.ac.id - Kampus Ganesha ITB sukses menjadi tuan rumah perhelatan Fun Run 5K pada Minggu (10/10/13). Acara yang digagas oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB ini mengajak segenap partisipan untuk menuntaskan rute lari sejauh lima kilometer sambil menikmati hijaunya Kampus Ganesha. Tidak hanya berpacu dengan waktu untuk sampai pada garis finish, para partisipan juga mendapatkan kesempatan untuk meraih door prize menarik dan menikmati beragam stan hiburan. Dengan mengusung tema "5 Kilometers Closer to Your Happiness", Fun Run ingin menggarisbawahi bahwa kebahagiaan akan bertambah saat berbagi bersama orang lain. Oleh karena itu, seluruh profit yang didapatkan dari penyelenggaran kegiatan ini akan disumbangkan untuk kegiatan sosial di Yayasan Satoe Indonesia.
Acara penggalangan dana sosial semacam ini jelas bukan kali pertama diselenggarakan oleh SBM ITB, namun konsep yang diusung pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya acara penggalangan dana sosial yang diadakan berupa turnamen golf, konsep Fun Run muncul untuk menjadi terobosan olahraga yang lebih mengakomodasi berbagai kalangan. Menurut Chief Marketing acara ini, Emily (Sekolah Bisnis Manajemen 2014), Fun Run memang sengaja dirancang untuk mengampanyekan lari sebagai salah satu bentuk olahraga yang mudah dan murah. Dengan mengusung konsep lomba lari, jumlah tiket yang habis terjual sebelum hari penyelenggaraan menjadi bukti tingginya antusiasme masyarakat terhadap acara ini.
Fun Run 5K ini diikuti oleh lima ratus peserta dari berbagai usia dan profesi, dengan lebih dari setengahnya berasal dari masyarakat umum. Beberapa warga negara asing bahkan tampak turut berpartisipasi. Keberhasilan panitia menjaring peserta adalah buah dari kerja sama yang diadakan dengan berbagai media dan komunitas-komunitas pelari di kota Bandung seperti Indo Runners dan PR20. Media sosial juga sangat membantu panitia dalam hal mempromosikan acara ini. Banyak partisipan mengaku puas dengan pelaksanaan acara ini. Selain merasa gembira dapat 'menjelajahi' kampus Ganesha, beberapa partisipan juga tertarik dengan hadiah yang ditawarkan serta kesempatan untuk berbagi kebahagiaan melalui kegiatan amal.
Sebagaimana telah disebutkan, dana yang terkumpul dari kegiatan ini akan sepenuhnya disumbangkan kepada Yayasan Satoe Indonesia, organisasi nirlaba yang didirikan oleh SBM ITB pada tahun 2006. Yayasan ini bergerak dalam bidang pendidikan, layanan kesehatan, dan pelatihan usaha mandiri untuk masyarakat sekitar. Di daerah Ciwidey contohnya, masyarakat dilatih untuk tumbuh mandiri melalui berbagai kegiatan kewirausahaan seperti bisnis yoghurt, peternakan, dan usaha hasil keterampilan masyarakat setempat. Pada akhirnya, Yayasan Satoe Indonesia menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa ITB untuk menjadikan Indonesia negeri yang lebih baik di masa depan.
Oleh: Amanda Damayanthi dan Mega Liani Putri (ITB Journalist Apprentice 2013)
Fun Run 5K ini diikuti oleh lima ratus peserta dari berbagai usia dan profesi, dengan lebih dari setengahnya berasal dari masyarakat umum. Beberapa warga negara asing bahkan tampak turut berpartisipasi. Keberhasilan panitia menjaring peserta adalah buah dari kerja sama yang diadakan dengan berbagai media dan komunitas-komunitas pelari di kota Bandung seperti Indo Runners dan PR20. Media sosial juga sangat membantu panitia dalam hal mempromosikan acara ini. Banyak partisipan mengaku puas dengan pelaksanaan acara ini. Selain merasa gembira dapat 'menjelajahi' kampus Ganesha, beberapa partisipan juga tertarik dengan hadiah yang ditawarkan serta kesempatan untuk berbagi kebahagiaan melalui kegiatan amal.
Sebagaimana telah disebutkan, dana yang terkumpul dari kegiatan ini akan sepenuhnya disumbangkan kepada Yayasan Satoe Indonesia, organisasi nirlaba yang didirikan oleh SBM ITB pada tahun 2006. Yayasan ini bergerak dalam bidang pendidikan, layanan kesehatan, dan pelatihan usaha mandiri untuk masyarakat sekitar. Di daerah Ciwidey contohnya, masyarakat dilatih untuk tumbuh mandiri melalui berbagai kegiatan kewirausahaan seperti bisnis yoghurt, peternakan, dan usaha hasil keterampilan masyarakat setempat. Pada akhirnya, Yayasan Satoe Indonesia menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa ITB untuk menjadikan Indonesia negeri yang lebih baik di masa depan.
Oleh: Amanda Damayanthi dan Mega Liani Putri (ITB Journalist Apprentice 2013)