Sekolah Bisnis dan Manajemen-ITB

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

"strategy formation is judgmental designing, intuitive visioning, and emergent learning; it is about transformation as well as perpetuation; it nust involve individual cognition and social interaction, cooperation as well as conflict; it has to include analyzing before and programming after as well as negotiating during, and all to this must be response to what can be a demanding environtment. Just try to leave any of this out and watch what happen". Mintzberg. *** Ini berkenaan dengan dunia bisnis. Dunia yang cenderung selalu “aktif”. Yang mengharuskan setiap orang selalu dinamis, berstrategi, dan siap untuk menghadapi setiap perubahan yang ada. Oleh karena itu, semenjak krisis moneter melanda Indonesia, diharapkan dunia bisnis domestik tidak terjebak dalam kemelut dan mampu berstrategi secara kreatif. Dan semenjak itupun di dunia internasional banyak ajang untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam mengatur strategi dalam berbisnis, entah untuk kepentingan perusahaan pribadi ataupun sebagai wujud tanggung jawab sosial. Diantara dari sekian ajang kompetisi dalam atau pun luar negeri, akhir tahun 2005, ITB mengikuti satu kompetisi dalam negeri berjudul “Lomba analisis dan Proyeksi Inflasi 2005” diadakan oleh Bank Indonesia dan mengangkat tema “Perkiraan Inflasi Terhadap Kehidupan Masyarakat”. Lomba ini ditujukan untuk mahasiswa dan akademisi beserta lembaga riset. Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya inflasi dalam keseharian. Di Lomba ini, berdasar pengumuman keputusan yang dibacakan Maret 2006, ITB berhasil masuk kategori 3 besar, berada pada peringkat ketiga yang diwakili oleh Wawan Dhewanto dan Rindawati Maulina selaku pembimbing (School of Business and Management-ITB). Dengan karya makalah berjudul Perkiraan Inflasi 2005: Analisis Faktor-faktor Penyebab dan Dampak terhadap Kehidupan Masyarakat. Sedangkan untuk taraf internasional, L'oreal, adalah salah satu perusahaan terbesar yang bergerak dibidang kecantikan. Yang mampu bertahan dan mengembangkan sayap sejak tahun 1907, sejak penemuan pertama mengenai hair-color formula oleh Eugene Schueller, seorang ahli kimia dari Perancis. Karena itu untuk menunjukan tanggung jawab social, L’Oreal sejak tahun 1999 mulai mengadakan the L'Oréal e-Strat Challenge, kompetisi bisnis sesungguhnya berskala internasional yang mampu menyedot lebih dari 55.000 mahasiswa dari 1500 lebih universitas di dunia, meskipun hanya 4500 mahasiswa diberi kesempatan untuk berstrategi dalam bisnis on-line di kompetisi bergengsi ini. Kompetisi ini terdiri dari dua kategori untuk mahasiswa S1 dan MBA. “The secret of the success of the L’Oréal e-Strat Challenge is its hard-earned reputation as a business game that tests quick thinking, strategic moves and creative solutions. If the participants can succeed in the L’Oréal e-Strat Challenge, they know what it takes to work in a challenging business environment like L’Oréal”. Jean-Claude Le Grand, Director of International Recruitment. Indonesia mampu unjuk gigi dalam kompetisi ini, mampu membuktikan program pendidikan yang tidak kalah mutunya dari universitas internasional lainnya. Dengan adanya tim dari beberapa universitas. Diantaranya IPMI, Prasetiya Mulya, Magister Management Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung. Dan Tim tersebut mampu mendominasi, dari 18 tim di zona Asia, Indonesia mempunyai 6 tim dari berbagai universitas. Congratulation! 3 diantaranya semua kandidat dari ITB ( Paradiso, RedRoses, Nexi). ITB mempunyai 7 tim MBA di babak penyisihan dari total 1500, dan meloloskan 4 tim di semifinal dari total 300. Dan 2 tim berhasil masuk 10 besar di Zona Asia yaitu Tim Paradiso dan RedRoses. Prestasi membanggakan bagi keluarga besar ITB, ditambahkan lagi keberhasilan mendapat predikat juara pertama di zona 8 (Asia) kategori MBA, atas nama tim Paradiso yang terdiri dari Prama Imran Chusnun, Agung Yoga Sembada, Mia Virnalisi dan Wawan Dhewanto selaku pembimbing. Mereka berhasil mengalahkan India (juara kedua), Singapura, Thailand, dan tim dari Indonesia sendiri. Tim Paradiso diberi kesempatan untuk bersaing dikancah lebih luas melawan 7 sekolah bisnis dan universitas terkemuka didunia dari tim dari zona lain pada pertengahan April lalu, yaitu Inggris (London Business School), Italia (Publitalia 80), Yunani (Athens University of Economics and Business), Israel (University of Tel Aviv), Meksiko (Instituto Tecnologico Autonomo de Mexico), Hong Kong (Chinese University of Hong Kong), USA (Indiana University/Kelley School of Business) Menurut Wawan selaku pembimbing, para mahasiswa beradu konsep bisnis terbaik, dengan studi kasus seperti mengambil keputusan kapan saat yang tepat meluncurkan produk kepasaran, beserta penentuan segmen pasar, spesifikasi produk beserta harga dan tanggung jawab sosial perusahaan. Mia, Agung, dan Prama menyatakan, dengan fokus pada profesionalisme dan ilmu yang mereka dapat mengenai real business practices di kurikulum MBA-ITB dan semangat berkompetisi, Paradiso mampu sekali lagi menunjukan keberhasilan putra-putri bangsa dikancah internasional. Paradiso menjadi juara kedua dengan final grade 92,07. Sedangkan juara pertama adalah Meksiko. “Untuk kedepannya diharapkan tiap tahun ITB bisa mengirimkan kandidat ke kompetisi serupa untuk lebih mengasah potensi mahasiswa”. Papar Wawan. (irni)