Seminar Elektroteknik dalam EEE 2009 : Perkembangan dan Masa Depan Teknologi di Indonesia
Oleh kikywikantari
Editor kikywikantari
BANDUNG, itb.ac.id - Mengingatnya vitalnya peran dari ilmu elektroteknik sebagai basis dari engineering, Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) ITB menyelenggarakan acara "Electrical Engineering Event (EEE) 2009". Acara rutin dua tahunan dari HME ITB ini berlangsung pada tanggal 12 dan 14-17 Desember 2009. Rangkaian acaranya antara lain : Seminar Elektroteknik, Penjurian dan Penganugerahan Electrical Engineering Award (EEA) 2009, serta Electrical Engineering Expo.
Seminar elektroteknik dilaksanakan pada hari Sabtu (12/12/09), bertempat di Aula Barat, dan dihadiri oleh berbagai kalangan, seperti masyarakat umum, praktisi dan pemerhati teknologi elektroteknik, mahasiswa ITB, serta pelajar SMA. Seminar terdiri dari dua sesi dengan tema yang berbeda.
Sesi pertama mengangkat tema "Masa Depan Teknologi Indonesia". Untuk itu, dihadirkan wakil dari universitas, pemerintah, dan industri yang bersinergi dalam pengembangan teknologi di Indonesia. Pembicara pertama dari pihak universitas diwakili oleh Rektor ITB , Djoko Santoso. Kedua, pihak pemerintah diwakili Kepala BPPT(Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Bapak Marwan Aziz Iskandar. Dan ketiga, pihak industri diwakili oleh CEO dari PT Infracom Telesarana, Bapak Atmadji Soewito.
Dalam sesi ini diulas permasalahan dalam penggunaan energi baru (new energy) dan terbarukan (renewable energy), yaitu sulitnya implementasi di lapangan karena harganya yang masih mahal dibandingkan dengan energi konvensional. Masih diperlukan penelitian dan pengembangan energi baru terbarukan (renewable energy) yang dapat menunjang pengembangan industri nasional yang mandiri, serta perlunya pendanaan agar pengembangan energi alternatif dapat dipercepat.
Sedangkan sesi kedua bertemakan "Teknologi dan Perkembangannya dalam Bidang Energi, Telekomunikasi, dan Kesehatan di Indonesia". Dalam sesi ini ini lebih difokuskan dalam pengembangan bidang energi, telekomunikasi, dan kesehatan. Pembicara pertama adalah Wakil Umum I Bidang Bisnis dari (METI ) Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, Djoko Winarno. Pembicara kedua adalah Senior General Manager TELKOM Learning Center, Rizkan Chandra. Dan pembicara ketiga adalah Tati Rajab Mengko, professor bidang biomedika Indonesia.
Sesi ini menekankan pentingnya pada technopreneurship dalam perkembangan teknologi di Indonesia. Technopreneur merupakan penggabungan antara penguasaan teknologi dan kemampuan entrepreneur. Apabila teknologi sudah ditemukan, tentu pengembangannya tidak seluruhnya dapat difasillitasi oleh pemerintah. Akan tetapi, dengan jiwa seorang technopreneur, hal itu bukanlah masalah karena setiap technopreneur dididik untuk berani mengambil resiko, berani berinovasi, serta berani menentukan solusi atas setiap permasalahan.
Kepada Kantor Berita Krisboa Agustinus, Koordiantor Acara menyatakan,"Acara-acara semacam ini sangat penting untuk diadakan, sebab acara semacam ini memberikan gambaran mengenai tuntutan nyata yang dihadapi dalam perkembangan teknologi di Indonesia, yaitu sinergi antara pemerintah, industri, dan universitas. Universitas sebagai pusat penelitian harus dapat mengembangkan teknologi yang diminati industri". [Reporter : Fathir Ramadhan, Writer : Lamdamatra A.]
Sesi pertama mengangkat tema "Masa Depan Teknologi Indonesia". Untuk itu, dihadirkan wakil dari universitas, pemerintah, dan industri yang bersinergi dalam pengembangan teknologi di Indonesia. Pembicara pertama dari pihak universitas diwakili oleh Rektor ITB , Djoko Santoso. Kedua, pihak pemerintah diwakili Kepala BPPT(Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Bapak Marwan Aziz Iskandar. Dan ketiga, pihak industri diwakili oleh CEO dari PT Infracom Telesarana, Bapak Atmadji Soewito.
Dalam sesi ini diulas permasalahan dalam penggunaan energi baru (new energy) dan terbarukan (renewable energy), yaitu sulitnya implementasi di lapangan karena harganya yang masih mahal dibandingkan dengan energi konvensional. Masih diperlukan penelitian dan pengembangan energi baru terbarukan (renewable energy) yang dapat menunjang pengembangan industri nasional yang mandiri, serta perlunya pendanaan agar pengembangan energi alternatif dapat dipercepat.
Sedangkan sesi kedua bertemakan "Teknologi dan Perkembangannya dalam Bidang Energi, Telekomunikasi, dan Kesehatan di Indonesia". Dalam sesi ini ini lebih difokuskan dalam pengembangan bidang energi, telekomunikasi, dan kesehatan. Pembicara pertama adalah Wakil Umum I Bidang Bisnis dari (METI ) Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, Djoko Winarno. Pembicara kedua adalah Senior General Manager TELKOM Learning Center, Rizkan Chandra. Dan pembicara ketiga adalah Tati Rajab Mengko, professor bidang biomedika Indonesia.
Sesi ini menekankan pentingnya pada technopreneurship dalam perkembangan teknologi di Indonesia. Technopreneur merupakan penggabungan antara penguasaan teknologi dan kemampuan entrepreneur. Apabila teknologi sudah ditemukan, tentu pengembangannya tidak seluruhnya dapat difasillitasi oleh pemerintah. Akan tetapi, dengan jiwa seorang technopreneur, hal itu bukanlah masalah karena setiap technopreneur dididik untuk berani mengambil resiko, berani berinovasi, serta berani menentukan solusi atas setiap permasalahan.
Kepada Kantor Berita Krisboa Agustinus, Koordiantor Acara menyatakan,"Acara-acara semacam ini sangat penting untuk diadakan, sebab acara semacam ini memberikan gambaran mengenai tuntutan nyata yang dihadapi dalam perkembangan teknologi di Indonesia, yaitu sinergi antara pemerintah, industri, dan universitas. Universitas sebagai pusat penelitian harus dapat mengembangkan teknologi yang diminati industri". [Reporter : Fathir Ramadhan, Writer : Lamdamatra A.]