Seminar Sehari Material 2015: Berbagai Riset di Bidang Material Elektronik

Oleh Bayu Septyo

Editor Bayu Septyo

BANDUNG, itb.ac.id - ITB sebagai lumbung riset semakin memantapkan kedudukannya. Bertempat di Auditorium CC Timur Kampus Ganesha pada Senin (21/12/2015), ITB berkesempatan menjadi tuan rumah dalam kegiatan Seminar Sehari Material 2015. Gelaran yang diusung oleh Materials Research Society of Indonesia (MRS-ID) / Himpunan Riset Material Indonesia (HMRI) ini bekerja sama dengan FMIPA ITB, KK FISMATEL Fisika ITB dan The Research Center for Nanosciences and Nanotechnology. Hadir keynote speaker dalam seminar ini diantaranya adalah Prof. Mikrajuddin Abdullah, Prof. Khairurrijal, Dr. Pepen Arifin, Ph.D., Prof. Toto Winata, Dr. Satria Z. Bisri, dan Dr. Ferry Iskandar. Adapun Dr. Yudi Darma berhalangan hadir dalam kesempatan ini. Kegiatan pertemuan tematik ini bertujuan untuk mendiskusikan tiga topik terkini yaitu potensi riset di Indonesia, riset material maju dan peranan material elektronik terhadap industri di Indonesia.

Dalam pembukaan, Dr. Ferry selaku ketua panitia Seminar Sehari Material 2015 menyampaikan kegembiraannya karena peserta acara yang mendaftarkan diri melebih kapasitas yang disediakan, sekitar 150 orang. Hal ini terlihat dari padatnya ruang Auditorium CC Timur ITB. Terdapat pula 15 poster yang akan dinilai oleh peserta selaku juri dalam sebuah sesi nantinya. Hampir semua pembicara, lanjut Dr. Ferry dengan bangga, merupakan alumni Fisika ITB dan salah satunya merupakan alumni yang kini sedang bekerja di RIKEN, Jepang, yaitu Dr. Satria Z. Bisri. Harapan dari acara ini adalah kian meningkatnya wawasan bersama agar material elekronik dapat berkembang di dan untuk kemajuan tanah air Indonesia. Selain itu, Seminar Sehari Material 2015 ini juga diharapkan menjadi media silaturahmi antar peneliti dan masyarakat umum.

Sebagai pembicara pertama, Prof. Mikrajuddin Abdullah membuka sesi dengan orasi ilmiah bertemakan "Berkarya Karena Rasa Malu". Dalam paparannya, ia merangkum tujuan fundamental dalam sebuah riset. Ketiganya adalah angka kredit untuk mengejear struktur jabaran, dana penelitian, dan rasa cinta akan riset. Menurutnya, dari setiap tujuan yang difokuskan akan lahir pula konsekuensi yang harus dijalani.

Dalam bagian selanjutnya, Prof. Khairurrijal menjelaskan tentang Electrospinning sebagai teknik yang bermanfaat guna menghasilkan nanoserat untuk berbagai terapan. Aplikasi pembuatan serat ini akan memberi kebebasan lebih dalam menyimpan dan mengeluarkan bahan tertentu yang sangat baik diterapkan dalam dunia farmasi.

Disamping itu, paparan Prof. Toto Winata tidak kalah menariknya. Dari fokusnya dalam penumbuhan material semikonduktor lapisan tipis, Prof. Toto memaparkan penelitiannya pada Silicon (Si), Carbon (C), dan Germanium (Ge) yang diproyeksikan dalam pengaplikasian pada optoelektrinik. Ia merekayasa struktur sifat optik guna menyesuaikan dalam aplikasinya. Rekayasa ini didasarkan pada rekayasa bandgap material. Sumber material, lanjut Prof. Toto, juga menentukan kualitas hasil rekayasanya. Namun begitu, terdapat kendala karena gas-gas tertentu yang digunakan dalam penumbuhan masih didapatkan secara impor. Adapun pemaparannya ia lanjutkan dengan bahasan pengembangan Multi-Chamber System.

Dr. Pepen yang berkesempatan dalam sesi berikutnya memiliki bahasan tentang pengembangan semikonduktor berbahan  GaN beserta treatment-nya yang ia aplikasikan dalam komunikasi serat optic. Sedangkan pembicara terakhir, Dr. Satria Z. Bisri, berkesempatan menceritakan tentang RIKEN yang tengah berkutat pada material terkini yang sedang dikembangkan di Jepang. Menurut Dr. Satria, RIKEN mirip seperti LIPI di Indonesia. Ia tidak lupa juga menjelaskan tentang riset material yang ditekuninya seperti Perovskite, Fotokatalis, dan lain sebagainya.

Sumber: fi.itb.ac.id, (Nova, Wildan)