Sosialisasi Transformasi Sistem SDM ITB Diawali di STEI

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Transformasi sumber daya manusia (SDM) akan melibatkan setiap sivitas yang ada di Institut Teknologi Bandung (ITB), dari level tertinggi yaitu rektorat, direktorat, fakultas, hingga pada level terendah. Transformasi tersebut akan memberikan hasil positif yang dapat meningkatkan kualitas SDM ITB, termasuk pada Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI). STEI dipilih menjadi fakultas pertama yang mendapat sosialisasi program transformasi SDM.

Sosialisasi terkait transformasi SDM telah dilakukan di STEI pada Selasa (12/10/2021). Dekan STEI Dr. Tutun Juhana, ST., MT., mengatakan, proses transformasi SDM memiliki tingkat urgensi yang tinggi. Perbaikan sistem SDM akan memudahkan ITB dalam mencapai setiap target dan tujuan yang sudah dibuat sebelumnya.

STEI merupakan salah satu fakultas yang memiliki berbagai macam sumber daya manusia yang unggul. Dengan jargon “+HEBAT”. STEI berkeinginan untuk SDM yang lebih unggul ke depannya. Oleh karena itu, menurut Dr. Tutun, proses transformasi SDM merupakan hal yang positif dan menjadi support system untuk pengembangan SDM di STEI.

Untuk menjadikan sumber daya manusia yang sudah unggul menjadi semakin unggul, diperlukan amunisi bersifat material, seperti alat-alat laboratorium dan yang lainnya yang berkualitas tinggi untuk meningkatkan motivasi dan semangat setiap dosen yang ada di STEI. “Selain itu, untuk menjadikan sistem SDM semakin unggul, STEI sangat membutuhkan perbaikan sistem remunerasi dalam mewujudkan tujuan dan visi misi STEI,” kata Dr. Tutun ketika di wawancarai oleh salah satu tim komunikasi.

Dr. Tutun juga menambahkan bahwa sistem remunerasi di ITB, khususnya di STEI sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang ada. Namun, STEI menganggap persentase penghasilan yang diberikan kepada dosen-dosen muda masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan para dosen. Bila dibandingkan dengan universitas lain, tentunya dosen-dosen muda STEI perlu diberikan penghasilan yang lebih besar. Akan sangat disayangkan apabila ITB kehilangan dosen-dosen muda yang unggul akibat dari sistem remunerasi yang belum maksimal.

Menurut Dr. Tutun, akan lebih baik apabila sistem remunerasi diperbaiki sehingga semakin terorganisir dan memiliki kualitas yang baik. Dengan demikian, “amunisi” yang diberikan kepada para dosen-dosen muda dan tenaga kependidikan lainnya lebih maksimal. Dr. Tutun yakin, perbaikan remunerasi akan mendorong para dosen dan tendik untuk semakin bisa berkolaborasi menghasilkan berbagai macam karya untuk ITB.

Sumber: Tim Komunikasi HCM ITB
Reporter: Hutahean Andina Putri