Sosok Alumni STEI ITB di Balik Perancangan Satelit BRI

Oleh Cintya Nursyifa

Editor Cintya Nursyifa

BANDUNG, itb.ac.id - Lulusan ITB kembali membuktikan eksistensi dan kredibilitasnya di bidang telekomunikasi dan informasi. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tak lama lagi akan menjadi satu-satunya bank di dunia yang memiliki satelit. Satelit BRI dijadwalkan mengorbit ke antariksa pada pada Rabu (08/06/16) jam 20.30 UTC atau Kamis (09/06/16) waktu Indonesia. Dalam rangka mempersiapkan dan mengoperasikan satelit yang diberi nama BRIsat tersebut, BRI menggandeng sejumlah diaspora termasuk dua alumni STEI ITB yaitu Omar Isnawan dan  Dr. Ir. Meiditomo Sutyarjoko, MSEE. Kedua alumni ini turut pula dalam mengawal keberlanjutan operasional BRIsat pasca serah terima dari Space Systems/Loral, LLC (SSL) Palo Alto, California, Amerika Serikat.

Meiditomo Sutyarjoko


Dalam proyek BRIsat, Meiditomo dipercaya menjadi Lead Consultant. Pria kelahiran 52 tahun silam ini menyelesaikan studi sarjana dari jurusan Elektroteknik jalur pilihan B (sekarang Teknik Telekomunikasi)  ITB pada tahun 1983, master degree dari University of Southern California dan doktoral dari Universitas Indonesia. Pada 1989, Meiditomo terpilih sebagai salah satu dari tujuh orang Indonesia pertama dari PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang dipercaya menimba ilmu satelit di Hughes Space and Communication Inc. di California.  Hughes Space and Communication Inc. juga merupakan salah satu perusahaan satelit ternama di dunia. Dari lembaga ini pula kiprah Meiditomo dimulai. Di perusahaan yang kini sudah menjadi bagian dari Boeing Space System (BSS) tersebut, Meiditomo belajar mendesain satelit, mengintegrasikan sistem, melakukan tes di darat, menjalankan peluncuran satelit dengan roket, melakukan tes ketika satelit sudah berada di orbit, hingga memastian pelaksanaan hand over atau penyerahan satelit pada konsumen.


Dengan pencapaiannya tersebut sangat wajar jika sejak 1989 hingga 2015, sudah banyak satelit yang diluncurkan dalam pengawalannya, di antaranya; Aussat B1, Aussat B2, Astra 1C, Astra 1D, Inmarsat III, Galaxy III, Galaxy V, Galaxy VI , Palapa C1, Palapa C2, Garuda 1, S2M- 1, Arabsat, ABS-1, ABS-2, ABS- 3, ABS-7, ABS-4, ABS-6, dan yang terbaru adalah BRIsat. Ir. Meiditomo juga memiliki pengalaman dalam spectrum management di sidang internasional sebagai Chairman and Head of Delegation dalam operator review meeting untuk L-Band yg diadakan sejak 2003 hingga 2009 serta sebagai delegasi dalam sidang yang diadakan baik oleh Asia Pacific Telecomunity maupun ITU.

Omar Isnawan


Konsultan Satelit (Payload dan Comm) BRIsat ini lahir pada 49 tahun silam (23/04/16). Omar menyelesaikan studi sarjana dari program studi Elektroteknik ITB angkatan 1990 dan Master of Electrical Engineering dari University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat. Omar kini menjabat sebagai Director of Satellite Engineering pada sebuah institusi bernama Asia Broadcast Satellite. Pengalamannya di bidang manufaktur satelit sudah tidak diragukan lagi. Omar menjalani lebih dari enam tahun bekerja sebagai receiver design, satellite test engineer, dan system engineer di pabrik pembuatan satelit, Hughes Space & Communication, El Segundo, California, Amerika Serikat. Tak cukup di situ, Omar kemudian bekerja di salah satu operator mobile satellite, Asia Cellular Satellite, selama tujuh tahun. Dua tahun diantaranya terlibat dalam pengadaan satelit ACeS dan di tahun 2006 sebagai lead specialist di Inmarsat Indonesia, serta turut terlibat pengembangan mobile satellite handheld user terminal.

Pada tahun 2011, Omar bergabung dengan Asia Broadcast Satellite, salah satu operator satelit global di Hong Kong dan bertugas di bidang satellite engineering & operation untuk membantu divisi operasi di Subic Bay, Filipina dan Divisi Engineering & Procurement di Washington DC, Amerika Serikat, dalam pengadaan satelit ABS-2, ABS-3A, dan ABS-2A.

Sumber informasi dan dokumentasi: stei.itb.ac.id