Studium Generale ITB: Cerita Perjalanan Teddy Irawan, Dari Pekerja Kantor Menjadi Petani Masa Kini

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Bila ditanya mengenai cita-cita, anak muda sekarang mungkin jarang yang memilih menjadi petani. Semakin majunya perkembangan masyarakat, membuat profesi petani dinilai memiliki prospek yang kurang menjanjikan ketimbang bekerja di industri di kota-kota besar.

Selain itu, terdapat paradigma negatif dari orang yang menilai profesi petani dianggap ketinggalan zaman. Padahal Indonesia memiliki prospek pertanian yang bagus dengan keberadaan tanah yang subur, ketersediaan air, dan intensitas cahaya matahari yang selalu ada.

Kurangnya minat pemuda menjadi seorang petani dinilai karena pekerjaannya membutuhkan porsi fisik yang besar. Memang sejatinya hal itu terjadi karena pemanfaatan teknologi di dunia pertanian belum semaju bidang lainnya. Padahal saat ini tidak mustahil pekerjaan bertani dibantu oleh berbagai peralatan yang mendukung.

Demikian disampaikan Teddy Irawan pada mata kuliah Studium Generale ITB KU4078, Rabu (21/9/2022). Teddy merupakan seorang mantan pekerja kantoran puluhan tahun di kota besar dengan gaji yang terjamin. Namun ia membuat keputusan mulia untuk menjadi seorang petani.

Petani, Profesi Mulia

Menjadi seorang petani merupakan profesi yang sangat mulia. Selaiknya pertanian berhubungan dengan rantai awal pasokan makanan seluruh umat manusia di bumi ini. Selagi masih ada manusia, peran petani akan selalu dibutuhkan dalam mencukupi kebutuhan pangan. Untuk menjadi seorang petani masa depan perlu kemauan yang kuat untuk terus belajar dan tahan atas berbagai paradigma yang menimpa.

Perkembangan teknologi pertanian sampai saat ini memang masih banyak menggunakan prinsip labour intensive atau yang biasa disebut sebagai padat karya yang berarti masih banyak menggunakan tenaga manusia alih-alih alat. Untuk meningkatkan efisiensi, tentu konsep tersebut harus ditransformasikan dengan sentuhan teknologi. Adanya campur tangan teknologi bisa meningkatkan produktivitas sehingga bisa memenuhi tingginya angka permintaan pasar.
Selain itu, perlu juga ditentukan segmen kegiatan pertanian mana yang kita pilih. Teddy mengenalkan tiga jenis segmen di antaranya petani benih (fokus pada produksi benih), petani penangkar (gabungan), dan petani sayur (fokus pada hasil akhir berupa sayur).

Teddy sendiri fokus pada segmen benih dan penangkar. Segmen produksi benih memiliki peluang besar karena produk yang dijual dihasilkan dari benih yang unggul. Pemilihan bibit menjadi penting bagi para petani karena hampir sebagian modal yang dikeluarkan dialokasikan untuk membeli bibit. Oleh karena itu, bagi Teddy dengan memproduksi bibit sendiri bisa memangkas pengeluaran jauh lebih efisien.

Dalam Bertani, Teddy menerapkan sistem kemitraan. Model yang ditawarkan berupa bagi hasil dan pinjaman modal. Sistem bagi hasil diterapkan pada petani yang memiliki potensi untuk bisa mengolah pertaniannya dengan baik di sisi lain memiliki lahan yang cukup, namun belum terlalu kompeten. Untuk itu, Teddy menawarkan sistem bagi hasil 50-50 dengan dibantu mengarahkan kinerja petani tersebut. Sedangkan sistem pinjaman modal ditujukan kepada petani yang baru awal-awal bertani. Bentuk pinjaman modal bervariasi salah satunya meminjami bibit yang nantinya ketika panen nanti hasilnya bisa beliau beli dengan harga yang dikurangi dengan bibit yang telah dipinjami.

Tidak lupa juga dalam bertani harus memperhatikan jadwal tanam. Penentuan jadwal berpengaruh pada ketersediaan komoditas, kualitas hasil panen pada musim tertentu, nilai jual (contohnya saat menjelang hari raya agama), dan kesehatan tanah. Setelah itu bertani saja tidak cukup, perlu juga menentukan pasar yang tepat sasaran untuk mempertahankan nilai jual komoditas.

Pola pikir menjadi seorang petani sama selayaknya seorang pebisnis. Ketika menjadi seorang karyawan gaji kita mungkin terjamin oleh pebisnis dalam artian atasan, sedangkan seorang pebisnis sendiri tidak ada yang menjamin kecuali dirinya sendiri. Hal yang perlu diingat menjadi seorang petani pendapatannya per musim panen, bukan per bulan.

“Kenikmatan memilih menjadi seorang petani yakni saya bisa mengatur ritme kerja, target yang mau dicapai, sistem kerja, dan cara pengelolaannya dari diri sendiri,” ujar Teddy. Ia tidak pernah menyesali keputusan besarnya ini. Baginya, menjadi seorang petani merupakan profesi yang asyik dan menyehatkan karena bersinggungan langsung dengan alam.

Reporter: Lukman Ali (Teknik Mesin/FTMD, 2020)