Studium Generale : Teknologi sebagai Katalis Perubahan Sosial
Oleh Medhira Handinidevi
Editor Medhira Handinidevi
BANDUNG, itb.ac.id -Sabtu (05/10/13) ITB kedatangan banyak tamu-tamu istimewa pada mata kuliah Studium Generale. Kali ini, dengan kerjasama antara Ikatan Alumni (IA) ITB dan Saklik, sebuah perusahaan online consulting, Studium Generale yang diadakan di Aula Barat ITB ini mengangkat tema "Teknologi sebagai Katalis Perubahan Sosial". Dengan mengundang tokoh-tokoh yang aktif di bidang teknologi dan media social seperti Nukman Luthfie (pakar media social), Lendo Novo (penggagas Sekolah Alam), Agus Purnomo (Guru Kreatif), Febiola Aryanti (Penasehat Finansial Syariah), dan Seterhen Akbar (Pendiri Riset Indie), peserta Studium Generale disuguhi sebuah wawasan baru tentang dampak dan pengaruh baik teknologi dalam perkembangan gerakan social.
Kuliah ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berisi sebuah pengantar tentang bagaimana perkembangan penggunaan teknologi di Indonesia dan bagaimana teknologi dapat membantu dalam mensukseskan sebuah gerakan social. Sesi pertama diisi oleh Nukman Luthfie dan Lendo Novo. Pada sesi ini, Nukman memaparkan bahwa Indonesia adalah pasar pengguna media social yang sangat besar. Misalnya saja, dalam urutan kota berdasarkan jumlah tweet yang mengudara, Jakarta menduduki uratan pertama di dunia. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya pengguna internet dan smartphone di Indonesia. Kemudian Nukman berpendapat bahwa fenomena ini akan mengubah cara seseorang atau sekelompok orang untuk mencuri perhatian konsumen. Hal inilah yang dapat dimanfaatkan oleh penggerak dan penggagas gerakan social dalam menginisasi programnya.
Sesi kedua bertujuan untuk mengenalkan contoh sukses bagaiman sebuah perubahan dapat dilancarkan dengan penggunaan teknologi. Ada Agus Purnomo, yang menggunakan teknologi sebagai tools dalam melakukan inovasi dalam bidang pendidikan. Dengan profesinya sebagai guru, ia membuat suatu pandangan baru bahwa social media membuat pembelajaran menjadi menyenangkan di tangan guru yang professional. "Guru adalah role model bagi muridnya. Dengan ini, kita menunjukkan bagaimana orang dewasa menggunakan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat," papar Agus.
Selanjutnya, Febiola Aryanti yang telah terjun di bidang pencerdasan finansial atau financial literacy pun memaparkan bagaimana teknologi dapat membantu melakukan perubahan. Dengan memanfaatkan kelas online, ia merasa bahwa materi perencanaan keuangan dapat lebih mudah dicerna oleh konsumen. Dengan adanya kelas online dimana konsumen dapat mengulang-ngulang materi, pemahaman tentang finansial akan lebih mudah tercapai. Sesi dua ini diakhiri oleh pemaparan dari Riset Indie yang baru-baru ini meluncurkan program Angkot Day. Dengan memanfaatkan social media dan teknologi lainnya, Angkot Day dapat mencuri perhatian masyarakat dan juga manfaat Angkot Day dapat lebih terasa.
Dari paparan tokoh-tokoh diatas, semakin jelas bahwa teknologi memang dapat membuat perbaikan-perbaikan di masyarakat jika berada di tangan yang tepat. Mahasiswa ITB sebagai kaum yang sewajarnya sangat dekat dengan teknologi tentunya wajib untuk mengamalkan teknologi dalam mengatasi permasalahan yang ada.
Sesi kedua bertujuan untuk mengenalkan contoh sukses bagaiman sebuah perubahan dapat dilancarkan dengan penggunaan teknologi. Ada Agus Purnomo, yang menggunakan teknologi sebagai tools dalam melakukan inovasi dalam bidang pendidikan. Dengan profesinya sebagai guru, ia membuat suatu pandangan baru bahwa social media membuat pembelajaran menjadi menyenangkan di tangan guru yang professional. "Guru adalah role model bagi muridnya. Dengan ini, kita menunjukkan bagaimana orang dewasa menggunakan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat," papar Agus.
Selanjutnya, Febiola Aryanti yang telah terjun di bidang pencerdasan finansial atau financial literacy pun memaparkan bagaimana teknologi dapat membantu melakukan perubahan. Dengan memanfaatkan kelas online, ia merasa bahwa materi perencanaan keuangan dapat lebih mudah dicerna oleh konsumen. Dengan adanya kelas online dimana konsumen dapat mengulang-ngulang materi, pemahaman tentang finansial akan lebih mudah tercapai. Sesi dua ini diakhiri oleh pemaparan dari Riset Indie yang baru-baru ini meluncurkan program Angkot Day. Dengan memanfaatkan social media dan teknologi lainnya, Angkot Day dapat mencuri perhatian masyarakat dan juga manfaat Angkot Day dapat lebih terasa.
Dari paparan tokoh-tokoh diatas, semakin jelas bahwa teknologi memang dapat membuat perbaikan-perbaikan di masyarakat jika berada di tangan yang tepat. Mahasiswa ITB sebagai kaum yang sewajarnya sangat dekat dengan teknologi tentunya wajib untuk mengamalkan teknologi dalam mengatasi permasalahan yang ada.