Kuliah Tamu Prodi Teknik Kimia: Pengembangan Industri Katalis di Indonesia

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh


BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Sarjana Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar kuliah tamu pada Jumat (17/05/2024). Kegiatan ini diselenggarakan pada mata kuliah TK4035/TK5067 Katalis dan Katalisis serta TK4021 Seminar Keprofesian Teknik Kimia.

Pengembangan katalis secara masif merupakan hal yang strategis bagi kemajuan industri nasional. Katalis berperan krusial dalam industri pengolahan minyak, kimia, petrokimia, dan energi. Di Indonesia, produsen dan pemasok katalis masih sangat sedikit. Terdapat peluang besar untuk mengembangkan inovasi katalis lokal.

Pembentukan PT Katalis Sinergis Indonesia (KSI) merupakan buah dari usaha serius pengembangan industri katalis oleh anak bangsa. Pabrik yang beroperasi di kawasan Cikampek ini hasil kolaborasi antara PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Kujang, dan PT Rekacipta Inovasi ITB. Pabrik ini merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 dengan total investasi mencapai Rp286 miliar.

Saat ini, PT KSI memiliki kapasitas produksi sebanyak 800 ton per tahun. Katalis yang diproduksi telah digunakan langsung oleh industri. Produk tersebut terbagi dalam tiga jenis peruntukkan, yaitu katalis untuk industri oleochemical, katalis hidrotreating, dan adsorben.

Direktur Produksi PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), Elvianto Riendra, menjelaskan mengenai operasi, karakterisasi, hingga sejumlah permasalahan yang kerap dijumpai saat pengoperasian katalis di industri pada masing-masing jenis produk tersebut.

“Katalis bagus atau tidaknya digunakan tergantung perlakuan kita terhadap katalis itu sendiri. Perlakuan-perlakuan tersebut misalnya saat loading catalyst, saat aktivasi (biasanya katalis masih dalam bentuk oxide sehingga harus diaktifkan terlebih dahulu), dan pengaturan kondisi operasi. Selain itu, harus dicegah pula adanya racun yang merusak katalis,” ujarnya.

Pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih ini bertujuan agar dapat secara signifikan mengurangi ketergantungan impor katalis, memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri, mempercepat munculnya inovasi produk dan teknologi baru, serta memperkuat kemandirian dan ketahanan energi Indonesia. Beliau menjelaskan peran ITB, dalam hal ini diwakili Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK), memegang andil sangat penting dalam pendirian dan pengembangan PT KSI, terutama dalam hal riset inovasi.

Sudah hampir 30 tahun bergerak di bidang katalis, beliau berharap mahasiswa dapat melanjutkan tongkat estafet pengembangan Katalis Merah Putih. Elvianto menjelaskan bahwa pengembangan industri katalis harus ditopang dengan research yang kuat. Industri ini pun cukup unik karena penjualannya yang tidak hanya sebatas pada produk, tetapi harus dikombinasikan dengan teknikalnya.

“Industri katalis jarang orang yang tahu. Selain itu, penjualan katalis tidak hanya produk tapi juga harus ditopang dengan technical services, misalnya evaluasi performance-nya hingga troubleshooting dan ini tidak banyak yang bisa melakukan. Ini merupakan peran kalian yang bergerak di ilmu proses, khususnya dunia katalisis,” tuturnya.

Reporter: Muhamad Ramdhani Husaini Fikri (Teknik Kimia, 2020)