Studium Generale: Terapkan Teknologi Menuju BUMN yang Berkelas Dunia
Oleh Christanto
Editor Christanto
BANDUNG, itb.ac.id - Usai kuliah umum yang diberikan oleh Menpan RI, Studium Generale pada Sabtu (17/03/12) kembali diisi dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, memberikan kuliah umumnya di hadapan lebih dari 350 orang dengan membawakan tema "Menuju BUMN sebagai Perusahaan Kelas Dunia".
Menurut Dahlan Iskan, memang belum tepat apabila BUMN di Indonesia dikatakan sudah berkelas dunia. Ia beranggapan bahwa hal-hal yang dilakukan sekarang masih sebatas dasar-dasar untuk mewujudkan BUMN sebagai perusahaan yang berkelas dunia.
Kerja keras yang dilakukan sosok kelahiran 17 Agustus 1951 ini dimulai dengan membangun dream team di lingkungan PLN, ketika ia menjabat sebagai Direktur Utama PLN. "Direksi di BUMN cenderung rawan diintervensi dan gampang diadudomba. Hal inilah yang pertama kali saya atasi ketika menjadi Direktur di PLN," ujarnya.
Strategi yang dilakukan Dahlan Iskan adalah dengan menetapkan sendiri direktur-direktur dibawahnya. Dengan demikian, ia berharap akan terwujud kekompakan yang kemudian berujung pada tim yang harmonis dan mau bekerjasama.
Perlu Teknolog
Hal kedua yang menurut Dahlan Iskan penting untuk membangun dasar BUMN adalah merumuskan apa yang diperlukan negara secara mendasar. "Ideologi yang saya terapkan adalah, negara boleh berbisnis, tetapi tidak boleh bersaing dengan rakyatnya," katanya.
Dahlan Iskan beranggapan bahwa negara hanya boleh menguasai bisnis yang belum mampu dilakukan oleh rakyat seperti kereta api, jalan tol, atau bandara. "Untuk membuat bisnis ini, tentu saja saya membutuhkan banyak sekali teknolog di bangsa ini," jelasnya.
Ketika semua komponen bangsa fokus tentang kenaikan harga BBM, ia juga menawarkan solusi agar bagaimana caranya masyarakat tidak lagi menggunakan BBM. "Negara-negara maju sudah mulai beralih ke mobil tanpa BBM, misalnya yang menggunakan gas dan listrik. Dan saya yakin ini akan bermanfaat untuk kita," ujarnya.
Ia juga mencontohkan bagaimana petani-petani yang bekerja di sawah saat ini sangat membutuhkan bantuan teknologi. "Mereka juga tidak mau capek-capek lagi bekerja untuk memanen hingga mengeringkan. Dan saya yakin mahasiswa ITB mampu menjawab permasalahan untuk petani-petani kita," tegasnya.
Kerja keras yang dilakukan sosok kelahiran 17 Agustus 1951 ini dimulai dengan membangun dream team di lingkungan PLN, ketika ia menjabat sebagai Direktur Utama PLN. "Direksi di BUMN cenderung rawan diintervensi dan gampang diadudomba. Hal inilah yang pertama kali saya atasi ketika menjadi Direktur di PLN," ujarnya.
Strategi yang dilakukan Dahlan Iskan adalah dengan menetapkan sendiri direktur-direktur dibawahnya. Dengan demikian, ia berharap akan terwujud kekompakan yang kemudian berujung pada tim yang harmonis dan mau bekerjasama.
Perlu Teknolog
Hal kedua yang menurut Dahlan Iskan penting untuk membangun dasar BUMN adalah merumuskan apa yang diperlukan negara secara mendasar. "Ideologi yang saya terapkan adalah, negara boleh berbisnis, tetapi tidak boleh bersaing dengan rakyatnya," katanya.
Dahlan Iskan beranggapan bahwa negara hanya boleh menguasai bisnis yang belum mampu dilakukan oleh rakyat seperti kereta api, jalan tol, atau bandara. "Untuk membuat bisnis ini, tentu saja saya membutuhkan banyak sekali teknolog di bangsa ini," jelasnya.
Ketika semua komponen bangsa fokus tentang kenaikan harga BBM, ia juga menawarkan solusi agar bagaimana caranya masyarakat tidak lagi menggunakan BBM. "Negara-negara maju sudah mulai beralih ke mobil tanpa BBM, misalnya yang menggunakan gas dan listrik. Dan saya yakin ini akan bermanfaat untuk kita," ujarnya.
Ia juga mencontohkan bagaimana petani-petani yang bekerja di sawah saat ini sangat membutuhkan bantuan teknologi. "Mereka juga tidak mau capek-capek lagi bekerja untuk memanen hingga mengeringkan. Dan saya yakin mahasiswa ITB mampu menjawab permasalahan untuk petani-petani kita," tegasnya.