Tanda Tangani Nota Kesepakatan, ITB dan IOI Sepakat Kembangkan Kendaraan Pedesaan
Oleh Gilang Audi Pahlevi
Editor Gilang Audi Pahlevi
BANDUNG, itb.ac.id- Perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk mendayagunakan ilmu dan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan teknologi yang dapat diterapkan ke masyarakat. Teknologi tersebut diharapkan dapat mempermudah hajat hidup banyak orang dan membangun kemandirian negara dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, sebuah kolaborasi antara berbagai pihak terkait mutlak diperlukan. Pada Rabu (12/04/2017), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Otomotif Indonesia (IOI) menandatangani nota kesepakatan () terkait pengembangan mesin untuk kendaraan pedesaan. Bertempat di Ruang Seminar A/B Gedung Matthias Aroef Institut Teknologi Bandung (ITB), penandatanganan dilakukan oleh Ir. I Made Dana M. Tangkas, M. Si., IPM, Presiden Institut Otomotif Indonesia dan Prof. Dr. Hari Muhammad, Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, mewakili Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi.
Melalui nota kesepakatan tersebut, ITB dan IOI akan melakukan kerjasama dalam pengembangan mesin kendaraan pedesaan di bawah 1000 cc. Dalam pelaksanaannya, pihak IOI akan memberikan spesifikasi-spesifikasi yang lebih mendetil untuk kemudian dikembangkan oleh ITB yang dipercaya sebagai pusat riset dan pengembangan. Kemudian, hasil riset dan pengembangan akan diberikan kembali ke IOI untuk dilanjutkan ke tahap produksi dan komersialisasi. Poin kesepakatan selanjutnya adalah perihal pengembangan industri kecil dan menengah sektor otomotif melalui program-program bimbingan teknis dan pengembangan sumber daya manusia yang akan difasilitasi kedua belah pihak. Baik pihak IOI dan ITB juga sepakat untuk bekerjasama dalam pengembangan pendidikan sektor otomotif untuk tingkat Sekolah Menengah sampai dengan tingkat Doktoral.
Berdasarkan penuturan dari Ir. I Made Dana M. Tangkas, M. Si., IPM, pengembangan kendaraan pedesaan sebagai bentuk kerjasama antara dua belah pihak didasari oleh beberapa hal. Pertama, ada puluhan ribu pedesaan di Indonesia yang memiliki potensi hasil bumi yang melimpah namun kesulitan memasarkan dan mendistribusikan produknya karena kendala transportasi. Secara teknis, kendaraan pedesaan lebih mungkin dikembangkan karena tidak membutuhkan modal sebesar jenis mobil komersial lainnya. Lalu, belum banyaknya pelaku di pasar kendaraan pedesaan memungkinan segmen pasar ini dikuasai oleh produk dalam negeri. Kendaraan pedesaan ini adalah sebuah wujud investasi dari bangsa, oleh bangsa dan untuk bangsa sendiri. Lebih jauh lagi, pengembangan kendaraan pedesaan ini dapat menjadi batu loncatan sebelum mengembangkan produk-produk otomotif lainnya, demi menggenjot produktivitas sektor otomotif nasional.
Penandatangan nota kesepakatan kemudian dilanjutkan dengan serah terima 1 unit mesin Toyota Innova untuk alat peraga pendidikan dari pihak PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, yang diwakili oleh Ir. I Made Dana M. Tangkas, M. Si., IPM kepada pihak Program Studi Teknik Mesin ITB, yang diwakili oleh Dr. Ir. Arief Hariyanto, Ketua Program Studi Teknik Mesin ITB. Rangkaian acara hari ini adalah sebuh wujud komitmen untuk mengembangkan secara mandiri teknologi yang dapat digunakan untuk berbagai lini kepentingan bangsa dan negara demi mencapai kesejahteraan bagi segenap rakyat Indonesia.