Tanoto Student Research Award Ajarkan Mahasiswa Belajar Memimpin dengan Metode Praktis

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id — Kepemimpinan merupakan salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang karier maupun kehidupan seseorang secara umum. Hal inilah yang kemudian menjadi fokus utama pada acara Tanoto Student Research Award (TSRA) 2022. Sebagai bagian dari rangkaian TSRA 2022, Interdisciplinary Design Virtual Course digelar secara daring dengan mengangkat topik Practical Leadership Skills. Acara tersebut turut menghadirkan pembicara Ir. Rachmawati Wangsaputra, M.T., Ph.D., yang juga merupakan dosen Teknik Industri ITB (18/6/2022).

Di awal sesi, Rachmawati menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang bisa dilatih dan dipelajari. Maka setiap orang dikatakan dapat menjadi pemimpin, mulai dari tingkat yang paling dasar yaitu memimpin diri sendiri hingga memimpin orang lain. Banyak sekali indikator yang digunakan untuk menilai seberapa baik seorang pemimpin dalam membawa timnya. Dalam webinar tersebut, Rachmawati merangkumnya menjadi 7 indikator, yaitu orientasi pada tujuan, pengambilan keputusan, integritas, kemampuan membangun tim, pemecahan masalah, ketergantungan, dan kemampuan sebagai mentor.

Selain itu, kepemimpinan juga harus ditunjang oleh kemampuan lain seperti kemampuan sosial, kemampuan berpikir, dan kemampuan metakognitif. Ketiganya merupakan tiang utama dalam praktik kepemimpinan seseorang. Dalam keberjalanannya, salah satu atau lebih dari faktor tersebut seringkali kurang berkembang dalam diri seorang pemimpin. Maka dari itu, perbaikan yang dilakukan harus menggunakan cara-cara praktis yang tepat agar kualtas kepemimpinan semakin baik.

“Kalau hanya kepemimpinan sebatas konsep bisa dibuat daftarnya dan sudah banyak yang merumuskan. Tapi jika sudah level praktis, sifatnya sudah harus bisa diadaptasi serta dirancang untuk implementasi dan penggunaan,” tuturnya.

Dalam webinar tersebut, para mahasiswa didorong untuk memahami dan fokus pada kekurangan dirinya sebagai pemimpin. Hasil refleksi peserta kemudian akan dituliskan dalam platform slido sehingga masing-masing orang akan mendapatkan kesan terkait kekurangan yang paling sering muncul dalam diri seorang pemimpin. Dalam upaya mengatasi kekurangan tersebut, langkah awal yang sangat diperlukan adalah niat dan intensi untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Selain itu, pemahaman menyeluruh akan kekurangan diri juga akan membantu proses perubahan ini. Upaya untuk berubah diwujudkan dalam bentuk langkah praktis yang dilatih terus menerus sehingga membentuk pola kebiasaan baik. sRachmawati menambahkan, “Kuncinya adalah belajar dan berlatih. Karena manusia terlahir dengan kemampuan dan kapasitas tertentu. Perkara mau atau tidak untuk belajar dan berubah, kembali ke pribadi masing-masing yang tentu saja akan ada konsekuensi untuk setiap pilihan yang diambil.”

Lebih lanjut, Rachmawati juga membagikan tips untuk mulai belajar menjadi pemimpin yang baik, di antaranya adalah memulai dengan memimpin diri sendiri, menemukan nilai-nilai dalam diri, serta membangun hubungan intrapersonal yang baik.

“Mulailah dengan hal kecil, karena yang terpenting adalah peningkatan dari sebelumnya. Berangkat dari pemahaman atas kekurangan diri, coba untuk memperbaiki sedikit demi sedikit. Berlatih dari tips-tips yang sudah ada di luar sana dan lakukan evaluasi terus menerus,” ujar Rachmawati menutup sesi webinar.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)